Anne Dan Eve

HANA PUSPARINI
Chapter #10

BAB 10 :Beberapa Bangsawan Ketakutan

Raja bersimbah darah karena pedangnya habis dipakai untuk menghukum para bangsawan. Ada delapan puluh sembilan bangsawan yang ketakutan, mereka takut mati karena kejahatan. Kejahatan mereka bukan kejahatan biasa, mereka berusaha menipu manusia untuk membeli ramuan sihir yang tidak alami.

 “Apa kalian tidak tahu malu? Kenapa sampai menipu manusia dan ke dunia manusia? Dewa marah akibat perbuatan kalian. Lihat Dryad datang ke kerajaan.”

 Satu di antara bangsawan gemetar, melihat rekannya terbunuh oleh raja yang tegas. Raja sihir putih berjalan, ia menoleh dan memanggil bangsawan yang bergetar dan ketakutan. Dengan baju kerajaan yang sopan, Raja tertawa.

 “Kalian pikir anakku itu tidak bisa apa-apa. Kalian salah besar, meski dia lemah tetapi anakku memiliki semangat untuk berjuang,” ucap Raja. 

 Eve dan kekasihnya sedang istirahat di laboratorium. Saat istirahat, Eve menerima surat dari kaki tangannya.

 Kepada Eve

 Raja sudah beraksi dan menghukum orang-orang yang berbuat tidak adil dengan mengambil tangan bangsawan memakai pedang. Baru kali ini saya melihat raja marah, karena raja yang biasa tidak seperti ini. Saya sebagai pengawal raja dan mata-mata Anda sudah mengirimkan bukti perang.

Dari Debora

 “Dari siapa Eve? Kamu kelihatan serius banget.” 

 Eve lalu tersenyum, ia kemudian memeluk kekasihnya. Senyuman itu tiba-tiba menjadi sebuah tangisan haru. Akhirnya raja sudah kehilangan kesabaran, aku dan kak Anne setiap hari berpikir keras bagaimana meyakinkan raja. Lalu kami ada ide, dengan memata-matai mereka yang berbuat ulah dan barang bukti sudah ada. Bangsawan yang memberontak tidak bisa membantah, pikir Eve.

 Dalam aula, yang terdapat beberapa pengawal. Raja memberikan aba-aba. Kemudian para bangsawan itu berteriak.

 “Ampuni kami yang mulia. Beri kami kesempatan,” ucap bangsawan yang satu. Dia ketakutan, sampai mengompol di celana. Raja yang melihat langsung menggeleng.

 “Pengawal, bawa dia ke luar. Suruh dia ganti baju. Dan suruh dayang istana membersihkan darah dan kencing para bangsawan. Sungguh aneh, berani mencuri tapi tidak berani bertanggung jawab. Kalau seperti ini, bisa-bisa kerajaan berhutang dengan para dewa.”

 Lalu seorang kesatria dari bangsawan tingkat bawah datang, ia menghadap Raja.

 “Ada apa Sean? Kenapa kamu datang? Katakan sesuatu bila ada yang perlu disampaikan.”

Lihat selengkapnya