Terhitung satu minggu sudah sejak kejadian di depan minimarket itu, dan sudah selama itu pula Disha juga Felix saling mengabaikan. Sebenarnya, Felix telah berusaha menjelaskan sikap dinginnya pada Disha waktu itu. Disha juga merespon baik-baik. Tapi sayang sekali, hati Disha sudah terlanjur terluka. Hal itu juga yang membuat Disha tanpa sadar terus menjaga jaraknya dengan Felix.
Namun, sialnya hari ini mereka mendapat sebuah tugas dalam satu kelompok yang sama dan parahnya lagi hanya berisi dua orang, Felix dengan Disha.
Terjadilah suasana yang belum pernah terjadi diantara Felix dan Disha, canggung.
Disha berusaha mengacuhkan Felix dengan cara menscroll timeline sosial medianya. Berbeda dengan Felix yang tidak bisa menutupi rasa gelisahnya. Terus membolak-balik buku paket dengan bola mata kesana kemari menandakan bahwa Felix sangat tidak fokus.
"Ca, lo cari tokoh penjelajahan, ya. Gue dampak hehe," celetuk Felix.
Normalnya, Disha akan mengomeli Felix seperti, "Enak aja, dampak penjajahan tuh gampang banget carinya. Gak, lo juga harus ikut cari tokohnya dong, biar adil!"
Tapi kali ini Disha cukup mengangguk mengiyakan tanpa bersuara. Membuat Felix semakin sedih karena teman terdekatnya berubah. Tepat setelah itu bel istirahat berbunyi. Belum sampai lima menit berlalu, Disha melihat Sheline dan Bila datang ke kelasnya. Tentu saja mereka datang untuk menjemput Felix, bukan Disha.
Ah, Semenjak kejadian di depan minimarket itu juga, Bila apalagi Sheline tidak saling tegur sapa dengan Disha. Mungkin Sheline telah bercerita melebih-lebihkan sampai mempengaruhi Bila. Atau ... ah entahlah, Disha tidak tahu dan tidak mau peduli lagi.
"Ca," panggil Felix.
"Hm? "
"Mau ke kantin barengan lagi?"