Felix menghirup panjang udara sore di bandara kampung halamannya yang sudah sejak lama tidak ia jajaki. Lambaian tangan dari seorang gadis paling berharga untuknya pun menumbuhkan senyuman lucu khas seorang Felix Aleson. "Ica!"
Disha merengkuh Felix ke dalam pelukannya. "Haiii, bocah."
"Makan," rengek Felix.
"Iyaaa."
Felix tersenyum senang, dia kemudian merangkul pundak Disha. Tapi tiba-tiba Felix berhenti dan memasang ekspresi terkejut, "Lo minum minuman peninggi badan endorse-an gue di Instagram ya?!"
"Ngawurrr."
"Ih, masa baru ditinggal sebentar udah tumbuh se-kuping gue, sih?!"
"Sebentar apanya. Udah lima tahun, tahu?" cibir Disha.
"Iya deh, iya," balas Felix. "Hari ini makan di Burger King, yuk? Gue tadi dapat diskonan, nih."
"Gila, lo masih aja perhitungan kalau traktir gue ya, Lix. Dasarrr," kekeh Disha yang membuat Felix ikut tertawa senang. Sepertinya dia merindukan Disha, sangat merindukan gadis aneh itu.
Semenjak insiden Sheline menangis di depan kelas lima tahun lalu, hubungan mereka semua benar membaik. Saat ini, mereka semua berpisah-pisah, menjalani kehidupan yang sebenarnya.
Lulus SMA, Bila mengikuti sebuah audisi dance atau apalah itu. Dan Bila berhasil menjadi trainee di sebuah perusahaan besar. Kalau Sheline, dia sedang mempersiapkan tunangan dengan seorang pebisnis sukses yang syukurnya sangat menyayanginya.
Disha sudah hampir menerbitkan buku ke-tiga-nya dan konferensi pers akan diadakan dekat-dekat ini. Bersama dengan Dhio yang selalu berada di samping Disha. Sepertinya Dhio sudah merencanakan tanggal dimana ia akan melamar Disha? Entahlah, Felix tidak terlalu tahu.
Felix sendiri? Dia sibuk memproduksi lagu, menjadi tutor dance, sekaligus selebgram terkenal.