Another Cinderella Story

Mustika Nur Amalia
Chapter #20

RENCANA PERNIKAHAN

Suasana di meja makan menjadi canggung. Pak Santosa yang tak lain adalah papa Farren sebetulnya tak terlalu akrab dengan Farren. Terlebih akibat insiden pertengkaran di kantor tempo hari membuat hubungan keduanya semakin dingin. Sementara itu, mama Farren jelas menunjukkan wajah yang kurang suka dengan kehadiran Sherra. Beliau mengamati Sherra dari ujung kepala hingga ujung kaki dan menilai serta menimbang apa yang membuat wanita itu istimewa hingga Farren berani memperkenalkan wanita itu kepada keluarga. Hal ini untuk kali pertama terjadi dalam sejarah percintaan Farren.

Sherra yang takut berbuat kesalahan memilih untuk lebih banyak diam. Apalagi setelah menatap kedua mata Ben ketika kedua mata mereka sempat beradu pandang. Lalu, pandangan mata Sherra beralih menatap Tania yang duduk di sebelah Ben, membuatnya seketika hilang mood. Diam-diam Sherra mengamati Tania dan membuat penilaian akan sosok wanita yang kelak menjadi calon istri Ben. Dilihat dari penampilannya, make up yang teroles begitu sempurna, gaun yang dikenakannya jelas rancangan desainer ternama, dan juga bahasa tubuh ketika mengiris steak begitu elegan menandakan bahwa dia bukan wanita sembarangan.

“Oh ya, bagaimana proses rencana pernikahan kalian?” tanya Farren kepada Tania untuk mencairkan suasana. “Aku dengar acara pertunangan kalian akan segera digelar.”

Tania mengangguk dengan memasang wajah bahagia. “Untuk itu kami ada di sini karena ingin mengabari om dan tante persiapan pertunangan kami sudah hampir seratus persen, dan rencananya acaranya akan diadakan minggu depan kalau tidak ada halangan,” ceritanya ceria.

Bahkan dari gaya bicaranya pun berkelas, batin Sherra berujar. Sesaat setelah Tania berujar, kabar itu kontan membuat tenggorokan Sherra mengering. Dia pun meneguk segelas air putih untuk membasahi tenggorokannya karena ia tak menyangka bahwa acara tunangan mereka akan digelar minggu depan.

“Oh...momen yang sangat bagus kalau begitu. Aku ke sini juga ingin memberi kabar gembira…” Farren berujar bersamaan dengan Ben yang baru saja dari toilet dan kembali bergabung di meja makan.

“Maaf, agak lama. Apa aku melewatkan berita penting?” tanya Ben basa-basi sekembalinya bergabung di meja makan. Sengaja ia menghindar untuk tidak menatap Sherra. Dia harus bisa menguasai dirinya.

Farren meneguk segelas jus di hadapannya sebelum mengabarkan berita besar. “Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul di sini. Aku ingin memperkenalkan calon istriku secara resmi. Ma, Pa, kenalkan dia Sherra. Bukan dari kalangan konglomerat atau anak dari pewaris perusahaan. Kami bertemu beberapa kali dan karena kepribadiannya, aku seperti menemukan seseorang yang selama ini aku cari. Aku tak mau lama menunda dan berencana tak ingin berpacaran lama-lama. Kami akan segera menikah kalau bisa tanpa ada acara tunangan dan semacamnya. Jadi, tujuan Farren ke sini untuk memperkenalkan Sherra sekaligus meminta restu,” ujarnya tegas, jelas, dan lantang.

Seketika Sherra menoleh mendengar kata-kata Farren yang begitu lugas dan mantap tanpa basa-basi. Dia sendiri tak menyangka Farren akan langsung mengumumkan rencana pernikahan. Bahkan lelaki itu tak pernah membahasnya sedikit pun. Yang Sherra tahu, kehadirannya di sini hanya untuk perkenalan biasa. Terlalu dini baginya untuk membahas pernikahan. Sempat Sherra memberi kode dengan mendekatkan tubuhnya ke arah Farren yang duduk di sebelahnya dan berbisik. “Tidakkah ini terlalu cepat dan tiba-tiba?”

Farren hanya melirik Sherra dan malas berdebat. Sempat pula tertangkap oleh matanya reaksi Ben yang tak kalah terkejutnya. Hal itu membuat Farren semakin tersulut untuk mencari gara-gara.

Mama Farren seketika bersuara. “Farren, pernikahan tak sesederhana yang kamu pikirkan! Pikirkan kembali rencanamu karena dalam keluarga kita, pernikahan bisa menjadi lebih rumit…”

“Apa yang menjadikannya rumit?” tantang Farren kepada mamanya. Kali ini tekadnya sudah bulat bahwa Sherra adalah wanita yang dia inginkan. Tak akan dia biarkan siapapun menghalangi langkahnya. Jika jalan satu-satunya membuat Sherra untuk tidak berlari ke arah Ben adalah mengikatnya dengan pernikahan, Farren akan lakukan itu meski keluarganya akan menantangnya. Terutama mamanya.

“Apa karena Sherra tidak punya latar belakang seperti Tania? Pewaris perusahaan ternama?” sekak Farren menantang mamanya.

Lihat selengkapnya