The Other Sides: Next World

Bima Kagumi
Chapter #16

Deklarasi

Sebelum ketiganya menghadiri sidang, mereka mengadakan pertemuan ketiga di tempat makan hanya untuk sarapan pagi. Rex datang dengan tubuh lainnya tidak ditemani Metatron. Dia memakai semacam jas panjang coklat gelap yang terkesan mewah dan rapi. Lin telah memerintahkan Elvriesh untuk berdiam di Hotel. Jadi, hanya mereka bertiga yang menikmati waktu sarapan.

Mereka memasuki area restoran keluarga yang dinamai Rumah Gale. Di bagian luar, restoran itu memiliki halaman yang luas dan tidak berpagar. Halaman tersebut berfungsi sebagai tempat penerimaan sihir perpindahan milik pribadi. Bangunannya mengotak dua lantai dibentuk seperti hurur L dan tidak jauh dari sisi bentuknya terdapat tanaman-tanaman rendah. Lantai satu dan atasnya berdiri cukup terbukan dengan banyaknya jendela besar.

Sesampainya di sana, Lin berkicau, “Nah, tempat ini lebih bagus.” Nadanya terkesan puas dan matanya menuju Rex.

Rex membalas “Tempat ini punya keluargaku, terima kasih.”

“Begitukah? Jadranko bukan nama keluargamu?”

“Bukan.... dan Gale itu nama ayahnya si Rex ini,” lanjut Rex.

“Dia objek paling bagus menurutku sampai sekarang.”

Lia mengatakannya dengan ekspresi ceria dan senyuman. Dia mengingat masa lalu sementara Lin sangat kecewa mendengarnya. “Kenapa kalian tidak menungguku? Aku juga ingin melihatnya.”

“Dia punya keyakinan sangat kuat,” ucap Rex dengan penekanan.

Lin mengangguk menunjukkan pemahamannya dan Lia yang juga mendengarkan melakukan hal yang sama. “Jadi, apa sombongnya...” tanya Lin.

“Uhhh… tak tertandingi.”

“Sombongnya di luar batas normal.”

Keduanya menyela bersamaan dengan sedikit sorakan kagum dan Lin yang mendengarnya juga bersorak. Mereka membahas hobi Rex (Harrish) yang kambuh sebelum kedatangan Lin.

Ketika mereka memasuki restoran topik berubah. Mereka di sambut ibu dari Rex. Harrish yang menguasai tubuh Rex harus bertingkah selayaknya Rex.

“Oh, Rex kau datang di jam seperti ini? Apa bar-mu baik-baik saja?” tanya ibu Rex.

“Bar bisa jalan sendiri,” kata Rex.

Ibu Rex melihat dua lainnya. “Mereka?” tanyanya lagi.

“Dia Lylia dan Lintar. Mereka temanku. Aku mengedakan pertemuan sebentar.”

Lihat selengkapnya