Anoushka - The Cruel World

Sandri Nur Pasha
Chapter #2

Tengkorak Hitam

Berkat keistimewaan yang dikatakan Glendon padanya, Anne menjalani kehidupannya dengan ‘luar biasa’ sampai akhirnya ia berusia tujuh belas tahun. Anne cukup mengagumi dirinya yang bisa bertahan dengan semua gunjingan yang dikatakan beberapa tetangganya setiap hari saat ia akan berangkat sekolah. Anne hanya perlu mengabaikannya seperti yang dikatakan Glendon. 

Akan tetapi sebenarnya asap hitam itu sudah tidak sering ia lihat lagi. Jika Anne tidak salah ingat hal itu terjadi setelah ulang tahun kelima belasnya. Anne tidak tahu alasannya tapi Anne bersyukur tidak harus selalu menunduk lagi jika berada dikerumunan banyak orang.

Walaupun kenyataannya sudah banyak gosip menyebar mengenai dirinya setelah kematian teman sekelasnya Cassie sepuluh tahun yang lalu dan kecelakaan itu terjadi seperti yang Anne katakan. Glendon berusaha sangat keras membuat Anne tidak terpuruk setelah kecelakaan yang menimpa Cassie.

Anne menyadari apa yang berusaha Glendon lakukan agar dirinya tidak merasa bersalah atau bahkan takut pada dirinya sendiri. Glendon mencoba terus menyemangati Anne dengan caranya, jadi Anne putuskan untuk berusaha keras agar Glendon tidak mengkhawatirkan dirinya lagi saat ia masuk SMA. Anne berhasil meyakinkan Glendon kalau ia merasa nyaman setelah masuk SMA dan bisa berbaur dengan baik dengan teman-temannya.

Berbeda ketika ia SMP dulu. Ketika Anne dijuluki Si Penyihir oleh teman-temannya. Anne tidak memiliki satu orang teman pun karena semua orang takut padanya. Bahkan beberapa orang tua murid pun sengaja menjauhkan anak-anak mereka agar tidak dekat-dekat dengan Anne. Orang tua Cassie ternyata adalah orang yang sangat berpengaruh di dunia pendidikan dan jadilah nasib Anne yang dikucilkan oleh semua orang karena gosip yang sengaja disebarkan ibu Cassie pada sekolah yang dimasuki Anne.

Perlakuan yang diterimanya selama disekolah bahkan lebih buruk dibandingkan gunjingan tetangganya. Penghapus papan tulis yang diletakkan di pintu masuk kelas saat ia akan masuk, lem di tempat duduk, tatapan sinis dan ejekan-ejekan kalau ia hanya penganggu yang akan menyebarkan virus sihirnya pada siapapun.

Semua itu sebenarnya tidak berhenti hanya pada saat Anne SMP saja tapi tetap berlanjut saat ia masuk SMA. Anne berbohong pada Glendon kalau ia baik-baik saja karena Anne merasa sudah cukup membuat ayahnya itu mencemaskan untuk hal yang sebenarnya bisa ia tangani sendiri atau mungkin kata yang lebih tepat untuk Anne adalah untuk hal yang bisa ia tahan sendiri walaupun itu sangat menyakiti perasaannya.

Anne sangat mencintai Glendon lebih dari siapapun di dunia ini karena memang hanya Glendon yang dimilikinya. Kenyataannya Anne memang tidak pernah mengenal siapapun kecuali ayahnya sendiri dan pelanggan setia toko buku ayahnya Vladimir Kratos.

Vlad, begitulah Anne sering memanggilnya. Seorang pria latin berkulit gelap dengan rambut putih susu berdiri yang sepertinya cukup banyak diberi pomed, dandanan yang selalu nyentrik dan sangat percaya diri kalau dia selalu menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Vlad adalah pemilik klub malam terbaik di New York yang kadang memaksa Glendon untuk mengunjunginya disana dan membawa Anne ketika nanti Anne cukup umur.

Kadang Anne tidak percaya kalau pria yang kelihatannya tidak terlalu membutuhkan otak pintar ini sering sekali memesan buku di tempat ayahnya.

"Kau pasti sedang meremehkanku dalam pikiranmu?” tanya Vladimir dengan sangat yakin seperti bisa membaca pikiran Anne yang langsung mengalihkan pandangannya dan menyibukan diri memeriksa beberapa buku yang baru saja datang di toko ayahnya padahal Glendon sudah bilang kalau buku itu sudah diperiksanya sendiri dan tinggal diberikan saja pada Vladimir tanpa perlu banyak bertanya dan bicara.

"Bukunya sudah lengkapkan?” tanya Anne memastikan, mencoba mengalihkan pembicaraan dan mengerjakan tugasnya dengan benar karena ayahnya tidak sering minta tolong padanya untuk menjaga toko bukunya.

Vladimir tersenyum, mengiyakan pertanyaan Anne.

Anne mencari plastik dibalik meja kasir tapi tidak menemukannya.

“Mungkin kau harus mencarinya disudut lemari yang ada dibelakangmu.” Vladimir menyarankan seraya menunjuk kearah belakang Anne.. “Glen selalu menyimpan cadangannya disana”

Seperti yang dikatakan Vladimir, plastiknya memang ada dilemari di belakang meja kasir. “Terima kasih, Vlad” ujar Anne segera memasukan buku Vladimir ke dalam plastik hitam dengan logo seperti pedang anggar dengan kemiringan empat puluh lima derajat. “Dad bilang pembayarannya seperti biasa.” Ujar Anne walaupun sebenarnya ia tidak mengerti maksud ‘seperti biasa’ yang dikatakan ayahnya. Ia hanya diminta mengatakan itu pada Vladimir.

“Aku tidak akan lupa,” jawab Vladimir lalu mengelus lembut pipi Anne seperti yang biasa dilakukan Glendon padanya. Tatapan Vladimir padanya, Anne rasakan sedikit berbeda dan sulit ditebak walaupun sebenarnya Vladimir memang orang yang sulit ditebak. “Kau terlihat lelah. Lebih baik kau segera pulang dan istirahat” saran Vladimir tulus.

“Terima kasih sudah mengkhawatirkanku” jawab Anne seraya tersenyum. Kemudian mengikuti Vladimir keluar toko untuk melambaikan tangan selamat tinggal pada pria nyentrik yang tidak tahu kapan bisa ia temui lagi jika bukan di malam hari itu.

Dug....

Lihat selengkapnya