Rasanya pusing sekali dan mual karena semua guncangan yang dirasakan tubuh Anne ditambah lagi ia belum makan siang dan makan malam hari ini. Anne tidak bisa menahannya lagi, ia harus mengeluarkannya.
“Hoeekk.....”
Akhirnya Anne muntah di kursi belakang mobil. Mobil yang tidak dikenalnya. Disaat yang bersamaan mobil itu mengerem mendadak dan membuat tubuh Anne jatuh tersangkut kebawah kursi mobil. “Aaa-“ seru Anne terkejut sekaligus kesakitan.
“Wah dia mengotori mobilku, Kel” ujar pasrah suara seorang pria dari arah kursi depan mobil. “Apa menurutmu seorang Anak Dunia Bawah bisa serapuh ini dan muntah dengan mudah seperti dia?” tanya suara pria yang sama, tidak terdengar marah hanya heran.
Anne mendengar suara lain mendesah. “Dia seorang kriminal. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja,” jawab pria lain menegaskan, sebenarnya lebih terdengar keras kepala bagi Anne.
“Mamaaf mengganggu pembicaraan kalian, tapi apa kalian bisa membantuku disini?” ucap Anne akhirnya. Ia kira ia cukup kurus dan tidak akan tersangkut dengan mudah ditempat sempit tapi kenyataannya tidak.
Kedua pria itu menghentikan mobilnya di sisi jalan. Mereka berdua adalah pria yang memakai pakaian serba hitam tshirt hitam yang sama, celana panjang hitam dan jaket kulit berwarna hitam. Kemudian Anne segera menyadari kalau jalan itu hanya tinggal satu blok dari rumahnya. “Aku tidak tahu siapa kalian tapi terima kasih karena sudah menolongku dan....” ucap Anne ragu seraya melihat kursi belakang mobil pick up hitam itu. “....mengenai itu kurasa aku bisa membayar biaya membersihkannya di tempat pencucian nanti.” Lanjut Anne kemudian menatap dua pria tampan yang ada dihadapannya ini, berharap wajah tampan kedua orang itu berarti mereka adalah orang baik.
“Kenapa kau berpikir kalau kami ini menolongmu?” tanya pria yang perawakannya hampir sempurna menurut Anne. Dia memiliki rambut hitam acak-acakan, tingginya mungkin sekitar seratus delapan puluh tujuh sentimeter dengan tubuh ramping tapi cukup berotot. Mata hitamnya tajam dibingkai dengan wajah tirus yang terlihat kuat seperti prajurit yang sering Anne baca di beberapa buku, toko buku Glendon.
Anne segara menyadarkan dirinya dari khayalannya dan memalingkan wajahnya dari pria berambut hitam itu. Anne baru ingat kalau dirinya masih tidak terbiasa melihat orang lain secara langsung selain orang-orang yang benar-benar dikenalnya seperti ayahnya, Vladimir dan Mr. Jenkins. “Kakalian ingin mengantarku pulang kan?” jawab Anne. “Karena rumahku hanya tinggal satu blok lagi dari sini” lanjut Anne sambil menujuk arah rumahnya.
"Kau ini bicara apa?, Kami akan membawamu ke tempat kami malam ini untuk menunggu gerbang Api Merah terbuka nanti subuh.” Ujar ketus, pria berambut hitam.
“Membawaku?” ulang Anne bingung.
Pria berambut hitam itu menunjukan tepat ke wajah Anne. “Kau Anak Dunia Bawah yang kabur dan ingin hidup dengan manusia dan itu adalah tindakan kriminal. Kami tidak bisa membiarkanmu begitu saja.” Pria berambut hitam terus mengatakan hal yang sama sekali tidak Anne mengerti. Sama seperti dua pria kembar serba putih sebelumnya.
Anne teringat. Ia pingsan setelah dua pria kembar itu mencoba melukainya dengan pedang tipis anehnya. “Dimana mereka?” seru Anne tiba-tiba, mengabaikan perkataan pria berambut hitam.
“Maksudmu ketiga anak kembar yang akan dibawa oleh Anak Langit?” tanya pria berwajah tenang dengan mata bulat perak gelap yang dibingkai wajah sama tirusnya dengan pria berambut hitam hanya saja ia memiliki rambut gondrong lurus berwarna tembaga yang sangat kontras dengan warna mata dan kulit pucatnya.
Kulit pucat. Anne mulai menyadari kalau dua pria serba hitam dihadapannya ini memiliki kulit pucat dan bercak hitam ditangan kiri mereka. Sama seperti yang dimiliki Anne. Bercak yang entah bagaimana bisa ada ditangannya setelah ia disentuh oleh pria kembar di jalan kecil tadi.
“Ketiga anak itu sudah kembali ke rumah mereka.” Jawab pria berambut hitam sinis tapi masih menatap Anne.
"Syusyukurlah mereka baik-baik saja. Terima kasih karena sudah menolong mereka. Lalu dua pria kembar-“
“Aku sudah membunuh mereka.” Jawab pria berambut hitam lagi kali terdengar lebih dingin.
Anne terkesiap ketika pria berambut hitam yang terlihat sedikit sinis itu mengatakan kata ‘membunuh’. Anne takut dan berpikir apa mungkin mereka malah lebih jahat dibanding dua pria kembar sebelumnya.
“Kel, kurasa perkataanmu sudah membuatnya takut.” Ujar pria berambut tembaga saat menatap Anne sekilas. “Kau baik-baik saja?” tanyanya lembut.
Anne tidak bisa menyembunyikan ekspresi takutnya saat menatap pria tembaga dan pria berambut hitam bergantian. “Aaku tidak tahu” jawab Anne gugup. “Kalian terlihat baik tapi membunuh...” Anne tidak bisa melanjutkan perkataannya dan hanya berusaha waspada takut-takut mereka akan melakukan hal buruk padanya.
“Sepertinya kau memang tidak tahu apa-apa mengenai Dunia Bawah dan Dunia Langit?” tanya pria tembaga.
“Dunia Bawah dan Dunia Langit?” ulang Anne semakin bingung. “Kukurasa begitu dan kupikir aku tidak tertarik dengan perkumpulan kalian. Jadi lebih baik aku berjalan kaki saja dan untuk biaya membersihkan mobilnya kau bisa datang ke toko buku Glendon besok sore. Aku-“ ujar Anne mulai sedikit panik dan ingin segera pergi dari dua pria itu.
“Kau tidak akan kemana-mana!” pria berambut hitam mencengkram tangan kiri Anne cukup kuat untuk mencegah Anne pergi. “Kau ini kriminal dan kau akan mendapatkan hukuman yang pantas karena berani kabur dari Dunia Bawah dan tinggal diantara manusia” ujarnya tegas dengan wajah sinisnya dan terdengar memaksa.
Anne berusaha melepaskan tangannya tapi dia terlalu kuat sama seperti George Hall yang membantu Marry Eliot mendorongnya masuk ke dalam ruangan pembersih tadi siang. “Lepaskan!” Anne berontak, aneh sekali pikirnya. Jika yang ada dihadapannya ini adalah George Hall ia pasti tidak akan berpikir untuk memberontak atau menunjukan wajah kesal seperti sekarang. “Aku tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan ini dan aku bukan kriminal. Aku ini hanya siswa SMA biasa, mengerti?” Anne mencoba menegaskan dengan susah payah. Ia masih berusaha melepaskan tangannya walaupun itu sia-sia.
Suara Anne saat bicara cukup keras dan membuat beberapa orang yang tinggal disekitar daerah itu mulai keluar dari rumahnya untuk mencari asal suara ribut yang ditimbulkan Anne.
Anne melihat seorang pria tua yang keluar dari rumahnya mengenakan baju tidur yang dibalut kimono hitam mulai melihat sekeliling. “To-“ baru saja Anne akan berteriak minta tolong, tangan pria berambut hitam langsung membekap mulut Anne dan menarik Anne masuk ke dalam mobil lagi. Tubuh ramping Anne membuat pria berambut hitam dengan mudah menariknya untuk duduk dikursi belakang mobil.
Pria berambut tembaga sudah siap menyalakan mobilnya ketika pria berambut hitam memberi tanda untuk jalan dengan anggukan.
* * *
Anne terbangun dan tubuhnya terasa seperti hancur berantakan. Lelah, lapar dan sakit pada bagian tangan dimana pria berambut hitam tadi memegangnya sangat kuat. Mata Anne masih kabur ketika ia melihat ruangan tempatnya berada saat ini. Ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya lampu pijar yang ada tepat disebelah Anne berada saat ini. Anne tertidur dilantai sebuah ruangan kosong besar yang tidak ada apa-apanya, seperti gudang tua atau gedung yang sudah tidak terpakai hanya terlihat lebih bersih saja.
Itu bukan hal yang baik pikir Anne cepat-cepat mulai melihat sekeliling dengan panik dan ia berhasil menemukan jendela dan pintu disebrang ruangan. Pintu keluar dan Jendela itu terkunci tapi ia bisa melihat pemandangan diluar melalui jendela. Tempatnya berada sudah sangat jelas adalah gedung apartemen yang sudah tidak terpakai karena bangunan lain yang dapat Anne lihat diluar terlihat sama sepi dan kusamnya seperti tempatnya berada saat ini.
Ditambah lagi hari sudah benar-benar gelap dan Anne tidak menemukan cahaya lampu diluar. Anne sempat berpikir untuk berteriak minta tolong tapi itu tidak ada gunanya mengingat dia tidak punya banyak energi dan sudah jelas diluar sana tidak ada siapapun. Ia juga kehilangan tas tempat telepon genggamnya berada. Anne benar-benar terjebak dan tidak tahu dimana ia berada saat ini. “Apa yang sebenarnya terjadi?” keluh Anne sendiri, bersandar di dinding.
Pintu tiba-tiba terbuka dan memperlihatkan sosok yang tidak ingin Anne lihat. Pria berambut hitam yang sudah berperilaku cukup kasar padanya dengan wajah tidak bersalah seperti dia baru saja menangkap seorang kriminal karena Anne masih tidak merasa kalau dirinya melakukan kesalahan seperti yang dikatakan pria berambut hitam yang sebenarnya cukup tampan jika ia tidak berwajah seperti batu.
"Ini” pria berambut hitam itu memberikan kantung plastik transparan dengan logo restoran china yang kadang Anne pesan juga saat Glendon sedang tidak ingin memasak. “Saat kau tertidur, perutmu berisik sekali jadi kupikir mungkin kau lapar” ujarnya datar.
Anne sudah tidak memperdulikan perutnya yang lapar dan mengabaikan pria itu. “Aku tidak lapar” dusta Anne letih.