Anoushka - The Cruel World

Sandri Nur Pasha
Chapter #6

Danau Hitam

Anne diberikan baju pinjaman pegawai wanita dari gedung pengadilan Penjara Darah pusat kota. Anne mengira bajunya akan seperti pakaian kerja wanita kantoran dengan atasan jas ketat dan rok ketat diatas lutut tapi syukurlah itu bukan yang dipakainya saat ini. Baju pegawai wanita yang Anne pakai adalah setelan baju atasan wanita berlengan panjang berwarna hitam yang anehnya pas ditubuh Anne, kemudian rok kulit merah gelap hampir hitam diatas lutut dan pada bagian kakinya Anne mengenakan celana tipis seperti stoking hanya saja lebih tebal. Kemudian sepatu boots hitam wanita dengan tinggi tumit hampir tiga sentimeter lebih. Itu adalah sepatu wanita pertama yang dipakai Anne.

Ketika selesai berpakaian Anne menatap dirinya di depan salah satu cermin panjang di dalam ruang ganti pegawai yang sedang kosong itu. Ia melihat dirinya tapi seakan bukan dirinya mungkin karena pakaiannya yang terlalu modis, pikir Anne. Anne cukup kagum dengan Anak Dunia Bawah yang punya selera bagus untuk pakaian pegawai wanitanya. Terlihat santai dan nyaman dipakai dibandingkan kebanyakan pegawai wanita di dunia manusia. Anne cepat-cepat menggeleng-gelengkan kepalanya karena ia merasa pikirannya sudah mulai sedikit terpengaruh dengan pikiran kuno Kelan yang hampir tidak mengerti kehidupan manusia itu.

“Ah!” seru Anne terkejut tiba-tiba.

“Ada apa?” tanya Kelan dari balik pintu waspada.

“Bukan apa-apa. Maaf” jawab Anne meyakinkan karena itu memang bukan masalah besar. Ikatan rambut Anne putus, sekarang rambut hitamnya terurai panjang membingkai wajah tirusnya yang sedikit kurus. Anne tidak terlalu percaya diri dengan rambut yang terurai tapi dia tidak mungkin meminta Kelan mencarikan ikat rambut atau sejenisnya karena memintanya mengizinkan Anne membersihkan diri dan mengganti pakaian saja sudah sangat sulit.

 

Tiga puluh menit yang lalu.

 

“Tidak” ucap Kelan tegas.

“Ayolah, Kel.” Adam mulai memelas.

“Dia ini tahanan Penjara Darah, atas dasar apa aku harus membiarkannya membersihkan diri dan mengganti pakaian?” Kelan keras kepala.

“Apa tahanan yang tidak bersalah bisa menuntut balik petugas yang menuntutnya?” celetuk Anne bertanya entah pada siapa, tapi itu berhasil membuat Kelan mengganti ekspresi galaknya menjadi lebih waspada dan menatap Anne dengan heran.

“Bisa” jawab Adam cepat dan lugas. Entah kenapa ia sepertinya terdengar bersemangat mendengar ide Kelan yang bisa dituntut balik dan tatapannya penuh dengan arti yang mungkin saja berisi ide-ide jahil untuk partnernya itu.

“Apa maksudmu?” tanya Kelan pada Anne.

“Jika memang benar aku terbukti adalah bagian dari masyarakat kalian disini, kurasa sekarang aku bisa mulai menerimanya tapi aku sendiri tidak tahu siapa diriku jadi kau tidak bisa asal menuntutku dengan tuduhan aku sengaja tinggal diantara manusia. Karena itu terdengar tidak adil juga terlalu sepihak. Bukankah hukum harus berpihak pada yang tidak bersalah dan membutuhkan pertolongan.” Ujar Anne lugas.

Disaat yang sama Kelan bisa mendengar Adam dan Solom yang menahan tawa karena baru kali ini Kelan kalah berdebat mengenai hukum yang sangat dijunjungnya tinggi itu.

Kelan mendesah nafas berat, dan itu adalah tanda kalau ia menyerah. “Ikut aku” perintah Kelan menatap Anne.

“Hei, bagaimana denganku, Kel?” seru Solom bersusah payah melihat kearah belakang karena ia masih terborgol dan terantai dengan rapih di kursinya.

Kelan kembali mendekat pada Solom. “Kali ini apa yang kau lakukan Sol?” tanyanya, walaupun terlihat seperti orang yang tidak mau terlibat dengan masalah orang lain tapi Kelan dengan wajah berusaha sabar dan tidak marah setelah kalah berdebat dengan Anne tetap bertanya pada Solom.

“Sepertinya aku tidak sengaja melihat beberapa berkas kiriman yang ditujukan untuk wakil petinggi tadi malam” jawab Solom hati-hati dan sangat memperhatikan setiap pergerakan Kelan.

“Ini yang kedua kalinya Sol” Adam mengingatkan. “Kau harusnya ingat itu bukan hal yang bisa kau lihat begitu saja. Kau beruntung satu bulan yang lalu Raghnall hanya memberikan skors padamu tapi kali ini-“ Adam tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

"Apa? Kenapa?” tanya Solom penasaran menatap Kelan yang ada didepannya dan Adam yang ada disampingnya bergantian, menunggu jawaban.

“Kemungkinan Raghnall akan mengasingkanmu. Kau tidak akan diizinkan kembali ke pusat kota selama satu tahun. Pekerjaanmu juga tidak akan menjadi milikmu lagi setelah itu.” Kelan menjelaskan dan ada sedikit nada sedih saat Kelan mengatakannya, ia terlihat sedih.

Solom yang sejak tadi selalu penuh semangat dan energi positif tiba-tiba saja menjadi sangat diam tapi masih menatap Kelan yang hanya menunduk sedih dihadapannya. “Aku tidak melakukannya untuk alasan yang tidak baik.” Gumam Solom.

“Aku mengerti Sol” Kelan menanggapi, memegang bahu kanan Solom.

“Kau tidak mengerti Kel. Kau tidak memiliki kakak yang terpenjara di rumah seumur hidupnya dan tidak akan bisa melakukan apapun jika aku tidak ada” ujar Solom kesal, tidak bermaksud marah pada Kelan karena Solom akhirnya tertunduk sedih sendiri. 

Anne merasakan sesuatu saat melihat Solom terpuruk seperti itu. Ia merasa seperti melihat dirinya sendiri. Setiap kali pulang ke rumah Anne akan melakukan hal yang sama yaitu menunduk sedih sambil menangis sendirian. Ia tidak pernah benar-benar memiliki siapapun untuk berbagi kecuali Glendon yang mulai semakin sibuk bekerja setelah Anne masuk SMA dan Anne rasa sepertinya Solom juga merasakan hal yang dirasakannya juga saat ini.

Anne melangkah perlahan mendekati Solom dan dengan lembut mengusap rambut karamel Solom yang ternyata ia coba warnai hitam tapi gagal dan jadilah rambut caramel bernoda hitam. “Kau akan baik-baik saja Sol” ucap Anne lembut.

Solom masih menunduk tidak bereaksi.

“Kakakmu juga akan baik-baik saja” lanjut Anne. Anne bicara begitu meyakinkan ia sendiri tidak sadar darimana keyakinannya itu berasal ia hanya merasa kalau Solom memang tidak melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan padanya. Walaupun Solom sendiri sudah mengakui kalau dia melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat tapi Anne yakin Solom punya alasan yang masuk akal untuk itu.

"Raghnall akan segera kesini jika kita ingin menolong mereka berdua lebih baik kita lakukan sekarang Kel” ucap Adam memperingatkan dengan waspada.

Kali ini wajah Kelan tidak setegas dan segalak sebelumnya. Kelan lebih terlihat kesal tapi juga bingung sendiri karena saat ini dihadapannya ada Anak Dunia Bawah yang sudah lama dikenal dan dianggapnya seperti adik sendiri, dan akan dijatuhi hukuman berat jika ia tidak melakukan sesuatu. Disisi lain ada manusia yang masih setengah percaya kalau dirinya adalah Anak Dunia Bawah dan masih menuntut penjelasan.

 

Kelan tidak percaya dengan yang sudah dilakukannya, bahwa tiga puluh menit yang lalu Ia mencabut tuduhan dan laporannya mengenai Anne dan membantu Solom keluar dari ruang pengadilan dengan menyogok petugas yang melaporkan Solom. Dan sekarang Kelan sedang berjaga di depan ruang ganti pegawai wanita menemani Anne. “Aku pasti sudah gila.” Gumamnya.

“Terima kasih karena sudah mau menungguku” Anne keluar dari balik pintu dengan pakaian yang diberikan Kelan.

“Kau-“ baru saja Kelan akan mengeluarkan keluhannya mengenai Anne yang menghabiskan waktu di dalam terlalu lama tapi saat melihat rambut hitam lurus Anne yang terurai dan mata bulat hitam Anne menatapnya langsung. kekesalannya seperti pudar seketika. Ia merasa seperti berhadapan dengan orang yang berbeda.

Anne menatap Kelan heran, melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Kelan. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Anne.

Lihat selengkapnya