Anne ambruk merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. Ia merasa panas sekali, seperti ada yang mulai terbakar ditenggorokan kemudian turun menuju perutnya. Ia tidak sanggup bangkit lagi setelah meneguk air danau hitam.
“Anne?!” seru Kelan dan secepat kilat berlari untuk langsung mengangkat tubuh Anne, membiarkan Anne menggeliat kesakitan dalam pelukannya. “Apa yang terjadi? Apa yang kau rasakan?” tanyanya panik.
Anne meremas jaket Kelan, “Papanas dan sasakit sekali....aku...” anne tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena tidak bisa menahan rasa sakitnya. “Tolong aku, Glendon” ucap Anne sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri.
“Anne?! Anne?!” Kelan berteriak dengan panik memanggil Anne, berusaha membangunkan Anne dengan mengguncang tubuhnya.
Kelan membawa Anne ke rumah sakit pusat Dunia Bawah. Akan tetapi tidak ada yang bisa dokter lakukan karena menurut pemeriksaan yang sudah mereka lakukan menyatakan kalau Anne baik-baik saja dia hanya tertidur saat ini.
Kelan menarik kerah jas dokter abu-abu pria berambut klimis yang ada dihadapannya hingga membuatnya berjinjit. “Kau jangan bicara sembarangan! Dia pingsan dan mengatakan kalau ia merasa panas dalam perutnya. Apa kau benar-benar yakin kalau dia Anak Dunia Bawah?!” tuntut Kelan.
Dokter itu cukup ketakutan saat memandang wajah Kelan yang tingginya hampir sama dengannya, “Kau harus tenang dan dengarkan dulu penjelasanku.” Dokter itu mengangkat kedua tangannya seperti sedang ditodong dengan senjata.
Kelan sadar kalau hal yang dilakukannya ini tidak ada gunanya. Ia perlahan melepaskan dokter itu. “Maaf” kemudian menarik nafas dalam mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan mondar mandir tanpa arti.
“Itu lebih baik” ucap sang dokter bersyukur ia sudah lepas dari ancaman kemarahan Kelan. “Apa kau sudah lebih baik sekarang?” tanya sang dokter.
Kelan menatap dokter itu sekilas, “Ya, katakan yang perlu kau katakan sekarang?” perintah Kelan.
“Baik.” Dokter itu mempersiapkan diri sebelum bicara seakan ia akan menjelaskannya di depan puluhan orang. “Pemeriksaan kami mengenai keadaan pacarmu-“
“Dia bukan pacarku.” Potong Kelan tidak bermaksud kasar pada dokter itu ataupun pada Anne. “Lanjutkan” pintanya sopan.
Dokter itu mengangguk. “Dia memang adalah Anak Dunia Bawah, tidak ada yang salah dengan pemeriksaan itu sebelumnya. Dia memiliki bercak hitam yang sama dengan kita.” Doket itu mengangkat tangan kirinya sendiri, seakan itu sangat penting. “Tapi ada hal lain yang membuatnya berbeda, aku tidak tahu apa alasannya tapi kulitnya memang sepucat kulit kita tapi entah sudah berapa lama kulit pucatnya sekarang sudah menyerupai kulit pucat manusia dan menurut asumsiku bagian dalam tubuhnya pun perlahan menjadi seperti manusia, kemungkinan itulah yang menyebabkannya mendapatkan reaksi seperti yang kau sebutkan tadi setelah ia memium air danau hitam.” sang dokter menjelaskan gugup.
“Asumsi? Apa dokter berhak mengatakan sesuatu yang tidak berdasar pada kondisi pasien?” tuntut Kelan mulai terdengar kesal lagi.
“Aku ini hanya dokter Dunia Bawah bukan dokter manusia.” Dokter itu mencoba mengingatkan dengan sabar seraya ketakutan. “Aku tidak mengerti apapun mengenai manusia, kau harus bertanya pada orang yang mengerti manusia dan Anak Dunia Bawah.” Lanjutnya.
Kelan tidak bisa bicara apa-apa lagi. Sang dokter berusaha menguatkan hati Kelan lagi sebelum akhirnya pergi meninggalkan Kelan di bangsal tempat Anne berada bersama beberapa pasien lain yang terus memperhatikan Kelan karena peristiwa penarikan kerah dokter di lorong sebelumnya.
Kelan duduk disamping tempat Anne berbaring tapi tidak bisa membiarkan dirinya tenang, kakinya tidak bisa berhenti mengetuk-ngetuk lantai karena hal mengenai manusia dan Anak Dunia Bawah ini malah semakin menenggelamkan pikirannya pada kegelapan. Ia tidak bisa memikirkan bagaimana hal yang menimpa Anne ini terjadi ditambah lagi sebelum Anne pingsan, ia menyebutkan nama seseorang yang sudah lama tidak Kelan dengar. “Bagaimana kau bisa mengenal Glendon Claus?” gumam Kelan sambil memperhatikan wajah tenang Anne yang tertidur.
“Siapa Glendon Claus?” tanya Adam yang sudah ada dihadapannya.
Kelan terperangah beberapa saat tapi bisa mengendalikan dirinya dengan cepat. “Dia orang yang Anne sebutkan namanya sebelum akhirnya dia pingsan” jawab Kelan.
“Nama belakangnya sama, mungkin saja dia orang yang menjadi ayah Anne di dunia manusia.” Adam menduga sambil memperhatikan Anne. “Dia sangat cantik saat rambutnya terurai”
“Kalau kau ingin menggodanya, lebih baik kau tunggu dia bangun.” Komentar Kelan sinis.
Adam tergelak. “Aku hanya bercanda, aku tidak akan menyukai perempuan yang disukai sahabatku.” Ujar Adam meyakinkan.
Kelan mengerutkan alisnya. “Hei, apa-“
“Jadi ini gadis bernama Anne Claus itu?” tanya suara lantang seorang pria besar bertubuh ramping dengan kepala botak yang cukup mencolok atau lebih tepatnya cukup menarik perhatian karena tiga bekas luka cakaran ditengkuknya. Ia memakai pakaian serba hitam yang lebih formal dibandingkan Kelan dan Adam. Jas kulit panjang diatas lutut layaknya baju musim dingin.
“Raghnall?” gumam Kelan, saat Raghnall melangkah mendekati dari arah belakang Adam karena pintu masuk bangsal hanya dari arah Adam dan Raghnall muncul. Kelan tidak mengerti maksud kedatangan Raghnall karena seharusnya Raghnall tidak akan ikut campur saat tuduhan terhadap tahanan/kriminal dicabut. Kelan menatap Adam dengan tatapan meminta penjelasan.
Adam mengabaikan Kelan seraya menggeleng-geleng pasrah. Itu pertanda buruk pikir Kelan.
“Raghnall dia-“ Kelan mencoba bicara lebih dulu tapi Raghnall memberikan tanda dengan tangannya agar Kelan diam.
“Aku tahu kau sudah membatalkan tuduhan padanya tapi saat aku membaca laporanmu, aku merasa gadis ini cukup menarik.” Ujarnya memperhatikan Anne lebih dekat, ia melangkah lebih dekat agar bisa melihat wajah Anne lebih dekat. “Kasus mengenai Anak Dunia Bawah yang tinggal diantara manusia adalah kasus langka saat ini karena itu hanya terjadi ratusan tahun yang lalu sebelum perang berakhir. Saat ini Dunia Bawah terlalu indah untuk ditinggalkan jika kau hanya ingin mengetahui kenikmatan sementara manusia.” Ujar Raghnall seakan dunia manusia hanya sepotong kue di tangannya.
Kelan patuh karena saat Raghnall mengeluarkan kata-kata sarkatisnya maka itu artinya ia minta didengarkan dan dipatuhi.
“Dia rasanya tidak asing....” ucap Raghnall ragu, masih menyelidiki wajah Anne sambil berpikir. Tidak lama kemudian Raghnall menyentuh rambut hitam Anne. “...tapi warna rambutnya berbeda dan...” kemudian ia memegang tangan Anne. “...bahkan warna kulitnya sepucat warna kulit manusia.” Raghnall bergumam sendiri tapi lebih terdengar seperti dengan berbicara dengan teman khayalan.
“Apa kau mengenalnya, Raghnall?” tanya Adam yang penasaran.
Raghnall kembali menegakan badannya. “Aku tidak yakin tapi kita harus menyelidikinya lebih lanjut karena entah bagaimana dia benar-benar mengingatkanku pada seseorang yang sudah lama tidak ada di Dunia Bawah.” Ujarnya masih terlihat berpikir keras.
“Siapa?” tanya Kelan.
“Lady Anoushka” jawab Raghnall lugas.
Kelan dan Adam tertegun dengan mata melotot.
“Kalian berdua ini tampan, jangan menunjukan wajah dungu seperti itu.” Saran Raghnall kecewa. “Adam kau minta pihak rumah sakit menyediakan kamar VIP untuk gadis ini, sekarang.”
Adam mengangguk tidak banyak bicara, langsung bergegas pergi.
“Apa maksudmu dia adalah Lady Anoushka?, bukankah Lady Anoushka sudah menjadi bagian dari Anak Langit-“
Raghnall memegang bahu Kelan. “Jangan bicara terlalu keras.” Bisiknya memperingatkan, seraya memperhatikan beberapa mata yang tertuju pada mereka saat ini. “Aku sendiri juga belum yakin tapi kita perlu tahu karena akan menjadi sangat penting jika yang kukatakan ini benar. Sekarang kau cari Solom Calliah dan minta ia membawa Semele Calliah ke rumah sakit ini secepatnya.” Perintah Raghnall.
"Kelan?” ucap Anne langsung membuat Kelan dan Raghnall melihat kearahnya dengan terkejut. Wajah Anne masih terlihat pusing dan berusaha untuk bangun walaupun tubuhnya belum kuat.
Kelan segera menghampiri Anne, “Kau baik-baik saja?” tanya Kelan. “Lebih baik kau berbaring saja, kurasa kondisimu belum cukup kuat untuk bangun.” Kelan mengingatkan.
Anne menuruti Kelan, ia mencoba merebahkan diri lagi. “Apa yang terjadi? Dimana aku?” tanya Anne linglung.