Anne mendorong tubuh Kelan berusaha melepaskan diri darinya. “Apa yang kau lakukan?” gerutu Anne masih berusaha berontak. “Aku harus menolong Glendon!” bentak Anne panik.
“Kalau kau kembali ke dalam, pengorbanannya akan sia-sia” kata Kelan cepat.
“Dia sudah melihat kami akan datang jadi dia mencoba mengulur waktu agar bisa menolongmu dari mereka.” Adam menambahkan, ia sudah siap dalam posisi bertarungnya karena Collin dan Nolan juga sudah siap menyerang keduanya.
Kelan segera menyembunyikan Anne dibelakangnya ketika ia juga sudah dalam posisi yang sama seperti Adam. “Jangan menjauh dari kami” perintah Kelan.
Anne mengangguk menurut.
“Kembalikan Anoushka!” bentak Nolan marah.
“Bukankah seharusnya itu perkataan kami?” balas sinis Adam. “Kalian telah melakukan sesuatu pada Lady Anoushka sehingga membuatnya jadi seperti ini. Bukankah seharusnya yeng mengembalikan Lady Anoushka adalah para Anak Langit?” Adam yang Anne ingat sebelumnya adalah orang yang tenang dan cinta damai tapi Adam yang Anne lihat sekarang adalah seseorang yang lebih berani.
Tanpa menunggu perintah Nolan, Collin berlari menyerbu Adam dengan pedang tipisnya. Tubuh Collin lebih besar dari Adam dan perbedaan kekuatan keduanya sangat terlihat ketika Adam berusaha menahan serangan pedang Collin dengan pedangnya. Posisi keduanya seperti dua orang samurai yang sedang saling beradu kekuatan dan keduanya sudah tidak berada didepan pintu masuk rumah Anne lagi tapi lebih kearah halaman dimana ada beberapa orang tetangga yang melintas tapi tidak bisa melihat keributan yang sedang terjadi di rumah Anne.
“Ada apa ini?” tanya Anne tiba-tiba. “Tidak ada orang yang menyadarinya?”
“Mereka melihatnya tapi tidak melihatnya.” Jawab Kelan mulai berjalan mundur dan membawa Anne mundur bersamanya karena Nolan dengan tenang melangkah mendekati keduanya.
“Apa?”
“Manusia biasa hanya melihat apa yang perlu mereka lihat dan anak dewa adalah hal yang tidak perlu mereka lihat.” Jelas singkat Kelan ketika Nolan dengan tubuh lincahnya melompat dan menyerang Kelan dari atas seperti seorang pemain sirkus yang akan melakukan gerakan terakhirnya.
DUAR....
Ledakan lainnya menghancurkan tanah yang diinjak oleh Kelan dan itu disebabkan oleh pukulan Nolan.
Kelan sudah mendorong Anne agar tidak terkena efek ledakan itu, sementara dirinya sendiri terkapar ditanah dengan sinar matahari yang membutakan matanya. “Kau....” ucap Kelan ditengah kesakitannya. “...itu bukan kekuatan Anak Langit biasa. Apa yang sudah kau lakukan?” tanya Kelan berusaha bangkit dari rasa sakit.
Nolan menyunggingkan senyum kemenangannya yang sombong. “Dia yang memberikannya padaku” jawab Nolan dengan bangga.
“Itu tidak mungkin!” Kelan cepat mengambil pedangnya lagi kemudian mengarahkannya untuk menyerang Nolan yang berdiri disebelah kananya.
Nolan melompat mundur seperti tidak memiliki bobot tubuh dengan mudah. “Apa maksudmu tidak mungkin? Memangnya apa yang kau ketahui tentang Anak Langit.” Seru Nolan.
Kelan tidak memperdulikan perkataan Nolan dan terus berusaha menyerang dengan gesit. Kali ini Kelan tidak membiarkan pertahanannya goyah dan fokus dengan gerakan lincah Nolan. Setelah beberapa kali melancarkan serangan dengan pedangnya ia tahu itu sia-sia jadi ia putuskan untuk menggunakan kekuatannya. Kelan membuang pedangnya dan berlari menyerbu Nolan kemudian melayangkan tinju kearah pipi kanan Nolan tapi dengan mudah Nolan menahannya seraya tersenyum sombong.
Kelan berhasil mendapatkan kesempatannya. Ia memutar tangannya untuk mendapatkan tangan kurus Nolan dan memegangnya dengan kuat tapi Nolan merasakannya seperti Kelan sedang berusaha meremukan tangannya. “Jangan sombong. Bocah.” Bisik Kelan kemudian meninju perut Nolan dengan sangat kuat hingga Nolan mengeluarkan darah dari mulutnya tapi itu belum selesai. Untuk serangan terakhirnya Kelan membanting tubuh Nolan ke tanah dengan kekuatan yang mungkin sama besarnya seperti yang Nolan berikan saat ia membuat Kelan terkapar ditanah sebelumnya.
“Ohok....” darah yang keluar dari mulut Nolan semakin banyak dan mengotori baju putih bersihnya.
“Nolan?!” seru Collin saat menyadari keadaan partnernya yang sudah hampir kalah itu. Perhatian Collin yang teralihkan pun membuat Adam berhenti menyerang. Ketika keduanya sedang beradu pedang dengan sengit sebelumnya. Collin menoleh dengan terkejut. “Apa yang kau lakukan?” tanyanya.
“Aku tidak akan menyerang orang yang sudah tidak berniat menyerangku lagi.” Ujar Adam datar.
Itu adalah sebuah penghinaan bagi seorang petarung terutama Collin tapi keadaan Nolan adalah prioritas utamanya saat ini. “Kau akan membayar kata-katamu itu.” Desis Collin sebelum berlari menghampiri Nolan yang sudah tidak bergerak.
“Sisial....” gerutu Nolan dalam keadaannya yang sudah tidak memungkin bertarung lagi.
“Jangan banyak bicara. Kita harus kembali sekarang.” Perintah Collin yang sudah memegangi tubuh Nolan. Cahaya putih yang sebelumnya Anne lihat muncul dari kaki Glendon sekarang muncul dari kaki Collin dan perlahan menelannya bersama Nolan, kemudian menghilang seketika.
Anne bergegas berlari masuk ke dalam rumah untuk mengampiri Glendon yang ternyata masih bergerak. “Glendon!” seru Anne panik.
“Anne...” ucap Glendon seraya memegang pipi Anne.
“Kakau tenang saja aku akan segera menelepon 911, kau akan baik-baik saja” ujar Anne akan mengambil telepon tapi tangan Glendon menahannya.
“Tidak perlu, nak” ucapnya lembut.
“Apa maksudmu tidak perlu? Kau harus diobati, aku tidak mau kau mati” Anne keras kepala.
Glendon tersenyum sedih dengan wajah yang setengahnya sudah dibasahi darahnya. “Air danau hitam itu sudah mengembalikan kepribadian aslimu Anoushka.” Ucapnya lagi. “Kau adalah gadis yang pemberani dan keras kepala. Maafkan aku karena sudah memberikan kehidupan manusia yang menyedihkan dan menjadikanmu-“
Anne cepat-cepat memegang tangan Glendon dan menggeleng seraya meneteskan air matanya. “Aku yang harusnya minta maaf karena sudah marah padamu dan tidak percaya padamu.” Anne mulai terisak. “Aku bukan anak yang baik” sesal Anne, tertunduk.
“Kau adalah anakku yang paling baik Anoushka dan kau harus bangkit.” Lanjut Glendon terdengar lebih tegang. Disaat yang sama Kelan dan Adam masuk ke dalam rumah setelah membereskan kekacauan diluar rumah. Glendon melihat kearah Kelan. “Kau...” ucapnya. “...kumohon kau harus menjaganya” pinta Glendon, perlahan Kelan berlutut disebelah Glendon diarah yang berlawanan dengan Anne. “Aku tahu tidak pernah ada kedamaian yang terjadi antara Anak Dunia Bawah, Anak Langit dan manusia walaupun pernikahan Josias dan Anoushka sudah dilakukan. Jadi kumohon, kau harus membantu Anoushka untuk mengembalikan kedamaian yang pernah ada ribuan tahun yang lalu.” Tutur Glendon dengan khidmat seperti seseorang yang sedang memberi ceramah tapi sesaat kemudian lukanya mulai terasa lagi dan Glendon menggeliat kesakitan.
“Glendon!” seru Anne panik. “Kakau jangan bicara lagi kita-“
Glendon menggelengkan kepalanya. “Kau harus berjuang untuk manusia dan bangsamu, Anoushka. Nasib keduanya ada ditanganmu sekarang, nak.” Ucapan terakhir Glendon sebelum akhirnya ia menutup matanya dan terkulai.
“Glendon? Glendon? Glendon bangun?!” Anne mengguncang tubuh Glendon dengan gelisah sambil terus memanggil. “Daddy?! Daaad.....” akhirnya Anne berteriak seraya menangis. “....kumohon Dad? Bangunlah!” Anne memohon dan masih berusaha tapi tidak ada yang terjadi karena Glendon sudah tewas. “Tidak! Ini tidak mungkin terjadi, Daddy?!” seru Anne lirih.
Kelan segera menarik Anne kepelukannya, membiarkan Anne menangis dan terisak sepuasnya dalam pelukannya. “Tenangkan dirimu” ucap Kelan seraya mengusap rambut panjang Anne.