Anoushka - The Cruel World

Sandri Nur Pasha
Chapter #12

Vladimir

Tempat tinggal Vlad adalah sebuah Penthouse mewah yang semuanya berwarna putih. Anne tidak menyangka kalau Vlad punya selera yang simple untuk tempat tinggalnya. Saat Anne dan yang lainnya terpaksa Vlad persilahkan masuk, tempat yang mereka lihat pertama kali adalah sebuah ruang tamu yang tidak biasa karena memiliki tiga sofa putih panjang untuk tujuh orang dengan meja kaca bundar dilengkapi guci kayu kecil dan sebuah asbak hitam sebagai hiasan diatasnya. Tepat disalah satu sofa putih yang menghadap berlawanan dengan jendela ada sebuah piano yang dibawahnya terdapat karpet kulit harimau, sangat Vlad pikir Anne.

“Tempat apa ini, keren sekali?!” seru Solom lagi seraya berlari kecil mengelilingi ruang tamu Vlad dengan mata yang hampir tidak berkedip dan mulut yang terus terbuka karena kagum. “Bahkan langit pun terlihat dari ini” Solom menunjuk keatap terbuka yang memperlihatkan langit biru pagi hari dengan hiasan awam putih seperti gulali.

“Siapa anak yang terlihat kampungan itu? Aku yakin dia bukan Pluto” heran Vlad tidak bermaksud merendahkan, ia menunjuk kearah Solom yang sudah berlari menuju ruang makannya.

“Ya, dia memang bukan Pluto.” Kelan yang menjawab. “Apa kita bisa berhenti berbicara hal yang tidak penting dan memulai urusan kita?!”. Tanyanya, Kelan bersandar dipunggung sofa Vladimir dengan tangan terlipat didadanya, terlihat tidak sabar dan menatap sinis pada Vladimir.

Vladimir menyadari sikap tidak menyenangkan yang sengaja Kelan tunjukan padanya itu. “Hei, kau disini untuk minta tolong padaku seharusnya kau tahu cara yang lebih sopan menatap orang lain. Bahkan anak kecil saja bisa meminta tolong dengan lebih sopan.” Sinis Vladimir pada Kelan, kemudian melangkah pergi mengabaikannya begitu saja menuju ruang makannya.

Anne mengikuti Vladimir karena memang banyak hal yang ingin ditanyakannya selain mengenai tujuan awal mereka menemui Vladimir hari ini. Ia tidak bermaksud mengabaikan Kelan tapi disaat yang sama juga Anne tidak bisa bertanya alasan Kelan yang tiba-tiba saja berubah jadi lebih menyebalkan dari biasanya. Anne bertemu pandang dengan Adam yang mengangguk padanya, itu adalah tanda bahwa Adam bisa mengatasi Kelan. Saat Anne menghampiri Vladimir, Kelan juga tidak terlalu memperhatikannya saat itu.

“Hei” memegang bahu kanan Kelan. “Kau tidak perlu bersikap lebih menyebalkan dari biasanya, Kel.” Kata Adam mengingatkan dengan sedikit berbisik.

Kelan menghelas nafas pelan. “Aku tidak tahu. Aku hanya tidak suka berlama-lama berada disekitarnya.” Kata Kelan terlihat tidak nyaman dan gelisah.

“Kita hanya akan meminta bantuannya dan jika semuanya berjalan lebih cepat kita akan segera pergi dari sini jadi cobalah bersabar” kata Adam pengertian. Adam selalu menjadi sahabat Kelan yang sangat mengerti seburuk atau sekacau apapun sikap Kelan dan Adam tidak pernah banyak bertanya.

Berada di dunia manusia adalah hal yang baru bagi Solom, tangannya tidak bisa berhenti menyentuh hiasan yang ada diruang makan Vladimir. Sederet guci dari keramik dan patung-patung hewan tertata rapih di meja panjang kayu yang berhadapan dengan meja makan Vladimir. Meja makan milik Vladimir dilengkapi sepuluh kursi nyaman yang saling berhadapan dan satu kursi nyaman diujung meja makan berbahan kaca itu.

"Hei, kenapa ada kristal yang menggantung disini?” Solom terus bertanya dan kali ini ia hampir saja menarik lampu gantung kristal Vladimir menghantam meja kaca Vladimir. Sejurus kemudian gerakan Solom seakan terhenti, ia dibuat tidak bergerak oleh asap hitam yang keluar dari tangan Vladimir. “Aapa ini? kekenapa aku tidak bisa bergerak?” Solom mulai panik dalam posisi berjinjit dengan satu tangan terangkat pada lampu gantung. Jika itu pertunjukan komedi maka posisi Solom sangatlah lucu.

“Sol!” seru Anne terkejut.

Vladimir mengabaikannya, ia malah mengambil beberapa gelas wine dari lemari dapur yang bersebrangan dengan meja makannya. Empat gelas wine dan satu gelas jus sudah sangat jelas itu untuk siapa. “Dia harus lebih tenang, Anne” kata Vladimir santai. Kemudian beralih pada lemari besi tempat beberapa botol wine nya tersimpan.

“Vlad, kumohon.” Kata Anne.

Vladimir sempat ragu tapi kemudian menjentikan jarinya dan Solom terlepas dari ‘kebekuannya’.

“Uwaaw” Solom hilang keseimbangan tapi berhasil membuat dirinya tidak menghantam meja. “Aku baik-baik saja” katanya meyakinkan tapi wajahnya masih terlihat gugup.

Vladimir kembali menghampiri meja makan, membawa empat kelas wine nya sekaligus, masing-masing dua pada kedua tangannya. “Kau bisa mengambil gelas jusmu sendiri, nak” kata Vladimir acuh pada Solom.

“Baik” Solom patuh, ia takut Vladimir akan melakukan hal seperti ‘membekukannya’ lagi jika ia tidak menurut.

           

Vladimir memang cukup terkejut saat Anne datang menemuinya bersama Pluto ditambah lagi Anne berpenampilan seperti mereka. Tapi Vladimir juga tidak bisa mengabaikan ritual paginya, ia adalah orang yang tidak ingin diganggu dengan pekerjaan saat dia baru saja bangun setelah berpesta semalaman. Jadi ia meminta Anne dan yang lainnya menunggu sambil minum wine yang ia siapkan selama menunggu Vladimir mandi dan berganti pakaian.

Setelah Vladimir kembali ke kamarnya waktu sudah berlalu hampir enam puluh menit. Kelan pun sudah berada hampir dibatas kesabarannya. “Ini sudah terlalu lama.” Katanya. “Apa jangan-jangan dia kabur? Lebih baik aku memeriksanya”

“Dia tidak akan kabur” seru Anne. “Kumohon bersabarlah” pintanya lembut.

Kelan kembali duduk di kursinya, “Kenapa kau bisa seyakin itu?” tanyanya.

“Aku percaya padanya” jawab Anne. “Dan aku yakin dia juga percaya padaku” Anne yakin.

“Ya aku juga akan percaya pada orang yang saling percaya tapi tidak mengetahui identitasnya satu sama lain.” Sinis Kelan. 

“Kel, tenanglah. Ucapanmu mulai berlebihan” Adam mengingatkan.

Anne tidak percaya akan melihat Kelan pertama yang ia temui malam itu lagi. Makhluk dingin yang tidak peduli pada apapun kecuali urusannya sendiri. “Ada apa denganmu, Kelan?” tanya Anne akhirnya.

“Aku hanya tidak ingin menghabiskan waktu percuma untuk menunggu Enchanter itu ketika aku juga masih memiliki banyak pekerjaan lain.” Jawab Kelan, lebih terdengar seperti alasan menurut Anne.

"Menyembunyikan identitasku bukan berarti aku penipu.” bisik Vladimir pada Kelan. Sosoknya yang tiba-tiba saja muncul sontak mengagetkan semuanya, begitu juga Kelan yang hampir saja mematahkan tangan Vladimir karena memegangnya terlalu kuat. Wajah Kelan saat menatap Vladimir saat itu begitu tegang dan sekilas ketakutan. “Aku tidak akan bisa membantu kalian jika kau mematahkan tanganku.” Tangan kanan Vladimir menujuk tangan Kelan yang masih memegang tangan kirinya dengan kuat.

Kelan segera melepaskannya, tanpa berpikir untuk mengatakan maaf karena akal sehatnya seperti kembali melayang entah kemana.

Vladimir duduk di kursi paling ujung meja makannya, pakaiannya kali ini adalah sebuah kemeja merah terang dengan corak naga hitam dilengan kanannya, celana jeans hitam belel dan sepatu pentofel hitam bertali yang hampir senada dengan warna celananya. Rambut putih Vladimir tidak berdiri seperti terakhir kali Anne melihatnya, rambutnya kali ini ia biarkan basah hampir menutupi matanya dan satu hal yang kali ini baru pertama kali Anne lihat dari Vladimir. Itu adalah kuku jari Vladimir yang berbentuk seperti cakar kucing. “Kau bisa melihatnya sekarang?” tanya Vladimir menyunggingkan senyumnya saat sadar Anne menatap tangannya.

Anne mengangguk. “Ya, aku tidak pernah ingat kau pernah menggunakan kuku jari seperti ini.” kata Anne.

Vladimir mengangkat sebelah tangannya agar Anne bisa melihatnya lebih jelas. “Ini adalah kuku jari asliku. Manusia tidak akan bisa melihatnya tapi karena kau sekarang bukan manusia lagi jadi tidak aneh kau bisa melihatnya.” Tutur Vladimir terdengar kagum.

“Jika aku boleh mengoreksi Anne memang bukan manusia,” celetuk Adam sopan seperti dengan berbicara pada guru dikelas.

“Ya aku pernah bertemu dengan beberapa Anak Dunia Bawah yang kabur ke dunia manusia ribuan tahun yang lalu dan mereka tidak berakhir dengan baik.” Kata Vladimir acuh dengan gayanya yang santai. “Tapi kau berbeda, Anne. Ah bukan maksudku Anoushka” ia mengoreksi.

“Anne” kata Anne. “Panggil aku Anne, aku masih tidak ingat mengenai Anoushka jadi panggilan itu rasanya sangat asing.” Pinta Anne.

“Apapun katamu, princess” kata Vladimir lembut.

“Saat didepan pintu masuk tadi, kurasa kau memang mengenal Anne tapi sepertinya Anne sudah mengenalmu lama sekali” kata Adam lagi karena posisi duduknya yang tepat disebelah kanan Vladimir jadi membuatnya tidak terlalu sungkan untuk banyak bertanya dan bicara. Sementara Kelan sejak awal memang sudah mengincar tempat duduk yang jauh dari Vladimir begitu juga Solom.

Vladimir terlihat berpikir, seperti mengingat sesuatu. “Dua tahun tiga bulan” kata Vladimir akhirnya.

“Apa maksudmu?” heran Anne.

“Waktu aku mengenalmu.” Kata Vladimir. “Saat itu aku mengunjungi toko buku Glendon, kemudian Glendon memperkenalkanmu sebagai anak perempuannya. Saat itu kau sangat kurus dan sedikit pucat tapi kau tersenyum ramah padaku seakan kita sudah saling mengenal lama sekali.” Lanjut Vladimir.

Setelah mendengar penjelasan Vladimir, Anne tidak bisa menyembunyikan keterkejutan diwajahnya. Bagaikan baru saja disiram air es, wajah Anne pucat pasi.

Lihat selengkapnya