Hal yang sedang mulai dilakukan Vladimir sama seperti operasi bedah yang akan dilakukan dokter di ruang operasinya, perbedaannya adalah Vladimir tidak membius Anne dan membiarkannya melihat empat buah klem melayang keempat sisi tubuhnya kemudian sebuah pisau bedah kecil melayang tepat diatas dahi Anne hanya berjarak sekitar tiga puluh sentimeter.
Vladimir mengkomat-kamitkan perkataan dengan cepat atau mungkin itu yang ia sebut mantra. Mantra yang Anne tidak mengerti sama sekali karena seperti diucapkan dengan bahasa yang berbeda. Mata Vladimir tertutup saat membacanya, ia terlihat sangat fokus dan berkonsentrasi.
Anne kira pemandangan seperti ini asing bagi Solom karena Anne membayangkan Solom sama terkejutnya dengan dirinya sekarang, tapi ternyata tidak. Solom terlihat lebih tenang dan tetap tersenyum disebelahnya. Anne bersyukur Solom adalah teman yang baik dan bersedia menemaninya seperti ini, ketika dirinya harus berdiri dekat sekali dengan Vladimir yang sudah membuatnya ketakutan setengah mati tadi.
Setelah selesai membaca mantranya, mata Vladimir terbuka lagi dan terasa aura yang begitu dingin dan menusuk darinya. Asap hitam muncul dari kedua telapak tangannya yang terbuka seperti sedang memegang gelas wine. Asap itu melayang menghampiri keempat klem yang sudah melayang lebih dulu dan akhirnya membentuk garis persegi panjang berwarna hitam.
Sejurus kemudian Anne merasakan dirinya seperti ditimpa sesuatu yang kasat mata yang rasanya sangat dingin dan menusuk kulitnya. Dan benda dingin kasat mata itu membuatnya tidak bisa bergerak bahkan berbicara. Anne hanya bisa membelalak ketakutan.
“Aaapa yang terjadi? Kenapa Lady Anne terlihat ketakutan?” tanya Solom gugup.
“Aku sedang mengunci gerakannya agar dia tidak berontak saat aku menarik jasad manusia yang ada didalam tubuhnya.” Jawab Vladimir masih berkonsentrasi dengan asap hitamnya.
“Apa maksudmu Anne akan berontak? Bukankah kau bilang jasad manusia dalam tubuhnya sudah tidak berumur panjang lagi?” tanya Kelan ngotot, sudah berada didekat mereka.
“Tapi bukan berarti Anne bisa lepas dari jasad itu dengan mudah, tetap masih ada sisa umur dari jasad itu yang tidak boleh kita abaikan tapi karena sepertinya kalian semua tidak sabar jadi Anne harus menanggung akibatnya.” Kata Vladimir melihat Kelan dan Adam bergantian. “Walaupun Anne tidak bisa bergerak dan bicara saat ini, tapi dia masih bisa mendengar apa yang kita katakan. Anne aku sengaja tidak mengatakan prosedur operasi ini padamu agar kau bisa memikirkannya lagi apakah kau benar-benar akan melanjutkan ini, karena hal selanjutnya akan lebih sakit dari ini.” Kata Vladimir menunduk kearah Anne. “Mengediplah dua kali jika kau ingin melanjutkannya, dan mengediplah tiga kali jika kau ingin berhenti.” Perintah Vladimir lembut.
Anne percaya pada Vladimir, ia pasti akan menolongnya. Tidak ada hal yang harus Anne ragukan darinya. Anne sudah membulatkan tekadnya, tanpa ragu Anne mengedipkan matanya sebanyak dua kali seperti yang diperintahkan Vladimir. Saat melihat Vladimir, Anne melihat ia tersenyum tapi terlihat ada sedikit kesedihan dimatanya. Begitu juga dengan Solom, sedangkan Adam tersenyum lebar seperti mengatakan kalau ia akan selalu mendukung apapun keputusan Anne. Dan Kelan ia menatap Anne dengan tatapan dingin yang tidak dapat Anne artikan.
“Itu keputusanmu, princess.” Kata Vladimir anggun. “Kalau begitu kita akan memulai proses pengangkatannya sekarang.” Ujar Vladimir mendeklarasikan, gerakan tangan yang sebelumnya seperti memegang gelas wine nya sudah berubah. Kali ini kedua tangan Vladimir mengarah pada pisau bedah yang masih diam diatas kepala Anne. Saat Vladimir mengucapkan kata-kata yang tidak bisa Anne mengerti lagi, tiba-tiba saja pisau bedah itu berubah berubah menjadi sebuah celurit raksasa hitam dengan gagang perak panjang. Ujung celurit itu hanya beberapa milimeter dari dahi Anne sekarang.
Anne takut, tentu saja. Ini seperti ia membiarkan seorang pembunuh gila melakukan pembunuhan pada dirinya dengan sesuka hati. Untungnya pembunuh kejam itu adalah Vladimir yang saat itu terlihat cukup gugup, sangat tidak Vladimir pikir Anne. Anne mencoba tersenyum berharap itu bisa membuat Vladimir kembali lebih percaya diri.
“Terima kasih, princess” Vladimir menghargainya dengan senang hati.
Setelah itu ujung celurit besar akhirnya menempel pada dahi Anne. Anne merasa seperti ditusuk oleh jarum panas yang pelan-pelan merobek dahinya untuk mengait pada sesuatu yang ada didalam kepala Anne. Rasa panas dan perih luar biasa dirasakan Anne ketika semua orang yang diruangan menyaksikan setengah celurit besar itu sudah menembus kepala Anne. Jika ini adalah adegan dalam film horor seharusnya kepala Anne sudah dibasahi oleh darahnya sendiri tapi karena Vladimir adalah Enchanter yang sangat kuat maka hal itu tidak akan terjadi.
Vladimir bisa memperkecil kemungkinan Anne mengalami luka luar tapi ia tidak dapat melakukan apapun mengenai rasa sakit yang sedang Anne rasakan saat ini. Jika Vladimir tidak menahan Anne dengan benda kasat mata yang menimpanya saat ini, Anne yakin ia pasti akan berteriak keras dan berusaha kabur. Sebagai tindakan pencegahan itu memang adalah cara yang terbaik tapi Anne tidak bisa menahannya lagi, matanya membelalak dan ia sengaja menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit tapi malah membuatnya bibirnya sendiri terluka. Saat ini Anne benar-benar merasakan operasi pencangkokan tulang tanpa bius karena yang sedang dilakukan oleh celurit hitam itu adalah menarik tulang kepala manusia dari dalam tubuh Anne.
Perlahan tulang manusia itu mulai bisa tertarik keluar dari dalam tubuh Anne tapi seperti ditahan oleh sesuatu gerakan celurit itu terhenti.
“Ada apa?” tanya Kelan waspada.
“Ada yang menghalanginya. Mungkin pengaruh umur jasadnya.” Kata Vladimir cemas, mulai membaca mantranya lagi.
Setelah dibacakan mantra oleh Vladimir celurit itu bergerak lagi menarik tulang kepala manusianya ketika tulang kepala manusia itu mulai benar-benar lepas dari tubuh Anne. Asap berwarna merah muncul dari sekujur tubuh Anne dan terbang kearah celurit besar itu kemudian meledakannya tanpa sisa. Garis hitam persegi panjang yang bertugas sebagai pelindung ritual yang dilakukan Vladimir itu pun hancur seketika.
Anne segera bangkit karena terkejut dengan nafas yang tersengal-sengal seperti baru saja menahan nafas sangat lama didalam air. Kelan segera menghampiri Anne, membantu memegangi punggung Anne.
“Kau baik-baik saja?” tanya Kelan.
Anne mengangguk masih berusaha mengatur nafasnya. “Apa yang sebenarnya terjadi? Darimana asap merah itu?” akhirnya Anne bisa bicara dengan jelas walaupun dengan susah payah.
“Kekuatan Anoushka menolak melepaskan jasad manusia yang ada didalam tubuhnya” kata Vladimir tenang, menatap Anne dengan waspada.
“Kekuatan Anoushka? Apa dia juga punya semacam kekuatan sihir sepertimu?” Anne mencoba menebak.
Baru saja Vladimir akan membuka mulutnya tiba-tiba saja gempa kecil terjadi. Seketika itu juga semua langsung waspada terutama Kelan dan Adam yang sudah menegeluarkan pedang panjang mereka.
“Apa kau tidak memasang pelindung?” tanya Kelan pada Vladimir.
“Aku tinggal ditengah kota New York, untuk apa aku memasang pelindung?” Balas Vladimir sinis.
“Kita harus keluar dari sini, Kel.” Kata Adam sudah akan memimpin jalan tapi dihentikan oleh Demon City, iblis yang Anne lihat di Danau Hitam bersama Kelan. Kali ini jumlahnya bukan hanya tiga tapi hampir tiga puluh bahkan mungkin lebih. Para Demon City masuk melalui pintu tempat Anne dan yang lainnya datang tadi. Mereka berlari dengan gesit seperti sedang bermain skating, melompat keatap dan dinding seperti memiliki perekat ditelapak tangan dan kakinya. Kemudian merangkak seperti hewan dan itu membuat gerakan mereka lebih cepat lagi.
Tidak sampai hitungan menit ruang rahasia Vladimir itu sudah dipenuhi para Demon City yang hanya menyisakan sedikit tempat untuk Anne dan yang lainnya ditengah ruangan. Alasan Para Demon City yang mendesis tidak menyerang karena sebelum mereka benar-benar memenuhi ruangan Vladimir membacakan sebuah mantra untuk melindungi mereka dari serangan Demon City. “Pelindung ini tidak akan bertahan lama, kita harus menghadapi mereka untuk keluar dari sini.” Kata Vladimir seraya melihat setiap sudut ruangan yang tiba-tiba menjadi gelap karena dipenuhi Demon City.
“Melawan? Aku tidak bisa berkelahi!” panik Solom ketakutan, kali ini ia memegang bahu Anne seperti anak kecil.
“Kurasa kita tidak punya pilihan lain.” Kata Kelan, kemudian mengeluarkan sebuah cincin perak dengan ukiran salib terbalik ditengahnya. “Pakai cincin ini” kata Kelan pada Anne sambil memberikan cincinnya.
“Untuk apa cincin ini?” heran Anne tapi tetap menerimanya.
“Pakai cincin itu, dan bersumpahlah dalam hatimu kalau kau akan melindungi tanah milik Hades ini.” perintah Kalen.
Anne tidak mungkin banyak bertanya disaat genting seperti ini, jadi ia mengenakan cincin perak itu dijari manis tangan kanannya. Anne juga tidak terlalu mengerti maksud kata bersumpah yang Kelan katakan tapi ia mencoba dengan caranya. Anne menutup matanya kemudian menggenggam tangannya sendiri seperti sedang berdoa kemudian berbisik pada batinnya dan berkata,