Fajar sudah menembus masuk melalui sela-sela jendela kamar Anne di rumah Vadimir. Setelah kekacauan kemarin dan kehisterisan yang dialami Anne, diputuskan kalau Anne, Kelan, Adam dan Solom akan tinggal satu hari lagi di dunia manusia, agar Anne bisa menenangkan diri lebih lama.
Anne bangkit dari tempat tidurnya, untuk membuka tirai jendela yang berada tepat dibelakang kepala tempat tidurnya. Karena rumah Vladimir adalah penthouse, maka sinar matahari pagi yang seharusnya belum sepenuhnya keluar itu, benar-benar memberikan cahaya pagi yang cukup untuk membangunkan penghuninya. Setidaknya itulah yang dirasakan Anne saat merasakan sinar itu mengenai kulitnya.
Saat membuka tirai, Anne dapat melihat langit yang kekuningan dan beberapa jam lagi sinarnya akan memenuhi langit pagi.
“Kau sudah bangun?” pintu kamar sudah terbuka, itu Vladimir yang berdiri dimulut pintu sambil melipat tangannya.
“Selamat pagi, Vlad” kata Anne seraya tersenyum.
“Pagi, princess” katanya lembut, “Ayo kita, sarapan.” Ajaknya.
Anne mengikuti Vladimir keluar kamar, saat berjalan Anne baru teringat kalau semalam Vladimir memberikannya baju tidur, setelan berbahan sutra berwarna merah yang terdiri dari atasan dan celana panjangnya, seperti yang selalu Anne gunakan dirumah hanya saja tidak berbahan sutra. Baju itu lebih nyaman dibandingkan dengan baju serba hitam yang sebelumnya Anne pakai.
“Bukankah masih terlalu pagi untuk-“ kata-kata Anne terhenti ketika melihat ruang tamu Vladimir sudah kembali bersih dan rapih seperti semula, seakan tidak pernah ada puluhan Demon City yang baru saja menyerang kemarin. “Wah~” kagum Anne melihat sekeliling.
“Aku baru saja membereskannya, butuh waktu semalaman untuk memulihkan kekuatanku.” Kata Vladimir yang bersandar disalah satu sofanya yang menghadap kearah jendela. “Bagaimana perasaanmu sekarang? Wajahmu terlihat lebih....cerah” kata Vladimir setelah ragu beberapa saat, karena Anne sekarang memang berwajah pucat seperti Anak Dunia Bawah lainnya.
Anne tersenyum kikuk. “Ya, setelah bicara dengan Anoushka, rasanya lebih baik dan kurasa aku tahu apa yang pertama harus kulakukan sekarang.” ujar Anne.
Vladimir tidak langsung merespon tapi memperhatikan Anne beberapa saat, seperti menyelidikinya. “Kalau begitu berarti kau sudah tahu tujuan anak penakut itu kesini?” tanya Vladimir.
Anne mengangguk ragu, “Kalung Batu Merah milik Josias.” jawab Anne.
“Setelah semua orang tertidur semalam, anak penakut itu menanyakannya langsung padaku.” lanjut Vladimir. “Dia terlihat lebih keras kepala ketika membicarakan mengenai kakak perempuannya, si gadis ajaib itu.”
“Kau mengenal Semele Calliah?” Anne terkejut, seakan itu baru baginya.
Vladimir tersenyum, seakan ia sudah menantikan respon seperti itu. Ratusan tahun yang lalu keberadaan Semele Calliah dianggap sangat berbahaya karena kemampuannya. Selama perang, Anak Dunia Bawah bahkan menyembunyikan keberadaan Semele Calliah dari dunia luar dengan baik, agar tidak ada yang bisa memanfaatkan kemampuannya untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.
Anak Dunia Bawah seharusnya bisa memanfaatkan kekuatan Semele Calliah untuk memenangkan perang dengan Anak Langit, tapi Anoushka sendiri sebagai keturunan langsung Hades melarang hal itu. Selain karena hal itu akan membahayakan nyawa Semele, jika digunakan terus menerus, dan Anak Dunia Bawah sendiri sudah memiliki kemampuan bertarung lebih baik dibandingkan Anak Langit, jadi menurut Anoushka memanfaatkan Semele adalah hal yang tidak perlu dilakukan.
Dulu Anoushka menyerahkan tempat persembunyian Semele sepenuhnya pada Raghnall, tapi Anoushka sendiri tidak tahu kalau Semele saat itu bersama Vladimir dan kakak perempuannya Rhea Calliah.
“Kemampuannya sangat istimewa, tidak mudah untuk dilupakan begitu saja, begitu juga dengan kakak perempuannya....” jawab Vladimir, sekilas Anne melihat kesedihan diwajah Vladimir saat membicarakan kakak perempuan Semele dan Solom yang menghilang ratusan tahun lalu, tanpa jejak.
Anne mengetahui semua itu melalui ingatan yang dimiliki Anoushka, dan sekali lagi Anne merasakannya. Semua yang diingatnya begitu jelas tapi ia sendiri tidak tahu bagaimana rasanya saat itu, saat Anoushka melihat apa yang diingatnya itu. Anne mencoba mengingat apa hubungan Vladimir dengan Rhea Calliah, tapi itu tidak ada didalam ingat Anoushka yang dimilikinya. “Apa kau memiliki hubungan istimewa dengan Rhea Calliah?” jadi Anne putuskan untuk bertanya sendiri.
Vladimir menunjukan senyum aneh yang tidak bisa Anne tebak, maksudnya. “Kurasa pembicaraan ini sudah terlalu jauh.” katanya, berbicara sangat pelan, tidak seperti Vladimir yang biasa. “Maksudku membicarakan ini padamu karena kurasa mungkin kaulah yang tahu dimana keberadaan Kalung Batu Merah yang dicari Solom untuk Semele.” Vladimir menambahkan, kali ini matanya menyiratkan sesuatu saat menatap Anne.
“Kalung itu tentu saja ada pada-“ Anne sangat yakin dengan ingatan Anoushka yang ada didalam kepalanya, tapi ia ragu karena teringat sesuatu yang tidak biasa. Disaat hari pernikahannya dengan Josias seratus tahun yang lalu, Anoushka ingat kalau Josias masih memakainya, tapi begitu skandalnya dengan Taegan terungkap kalung itu ia berikan pada putranya. Putra tunggalnya bersama Teagan, yang mereka beri nama Shion Jenesis.
Itu harusnya menjadi ingatan yang sangat indah karena Anoushka memakai gaun putih yang senada dengan warna rambut putih timahnya, untuk upacara pernikahan bersama orang yang sangat dicintainya. Josias Jenesis. Ya, itulah yang seharusnya terjadi kalau Anoushka tidak tahu kalau Josias dan Teagan, saling mencintai dan sudah memiliki seorang anak laki-laki. “-kalung itu ada pada Shion. Anak Josias dan Teagan.” Lanjut Anne akhirnya, merasa ingatan itu cukup mengejutkan.
“Sepertinya kau tidak terlalu suka ingatan itu.” Vladimir dapat menebaknya dari raut wajah Anne yang tiba-tiba murung.
“Anoushka memiliki hati seluas angkasa” kata Anne sedih tapi berusaha tersenyum.
“Dia adalah gadis paling baik dan kuat yang pernah kutemui. Pernikahan itu bukan hal mudah untuknya, tapi perlu ada pengorbanan untuk menyelesaikan perang itu.” Vladimir menambahkan, merasa terkenang seakan Anoushka yang dulu memang sudah ada tidak ada lagi dihadapannya.
“Ya, pengorbanan yang akhirnya malah membuatnya jadi seperti ini” Anne menunjuka pasrah pada dirinya.
Vladimir memegang pundak Anne, “Selalu ada makna dari setiap kejadian, princess.” Ia mengingatkan dengan lembut, lebih seperti seorang ibu dibandingkan seorang ayah, mengingat Vladimir adalah laki-laki.
Anne langsung memeluk Vladimir, “Terima kasih karena sudah mau membantuku, kau sudah seperti ayah kedua bagiku setelah Glendon. Aku tidak akan pernah melupakan semua jasa yang sudah kau lakukan, Vlad.” ucap Anne bersyukur, masih memeluk erat Vladimir.
Vladimir mengusap-usap punggung Anne, “Masih terlalu cepat untuk berterima kasih, princess tapi aku bisa menerima kebaikan hatimu ini”
Perbincangan singkat Anne dan Vladimir pagi itu, tidak terasa sudah membiarkan matahari bersinar lebih terang dan cahayanya masuk menembus langit-langit penthouse Vladimir, yang sebagian dibiarkan terbuka untuk membiarkan udara pagi yang sejuk masuk. Tidak lama setelah itu Adam dan Solom bangun, memakai piyama yang juga Vladimir berikan padanya, hanya Kelan saja yang menolak memakainya dan terus memakai seragam hitamnya sampai pagi.
Kelan, saat Anne melihat sosok itu keluar dari kamar tempatnya tidur bersama Adam dan Solom, membuat Anne salah tingkah. Kejadian setelah Anne bangun kemarin, tidak bisa ia lupakan begitu saja. Ditambah lagi perkataan Kelan yang membuatnya bingung, Anne sama sekali tidak mengerti maksud perkataannya dan tidak sempat menanyakannya karena segera setelah itu Kelan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. Bahkan saat makan malam tidak ada yang Kelan katakan pada Anne, Kelan mengabaikan Anne. Pria aneh, pikir Anne.
Saat makan malam kemarin, Anne sudah menjelaskan situasinya, mengenai dirinya dan Anoushka. Pada awalnya Adam dan Solom terlihat tidak percaya, bahkan tidak mengerti tapi keduanya meyakinkan kalau mereka akan selalu berada dipihak Anne apapun yang terjadi. Sedangkan Vladimir yang lebih mengerti situasinya terlihat tenang, dan Kelan ia terlihat tidak begitu tertarik.