Hari ini adalah pagi yang paling memalukan dalam hidup Anne. Bukan karena ia tertidur bersama Kelan dengan mata sembab, tapi karena sarapan hari ini disiapkan untuk dua orang oleh Diana. Dia pasti tahu kalau ada Kelan tidur didalam kamar Anne saat bersih-bersih tadi pagi. Entah bagaimana ketahuan bersama laki-laki dengan orang yang rasanya baru Anne kenal sangat memalukan.
“Kenapa kau bengong disitu?” tanya Kelan yang sudah duduk dimeja makan. Ia sudah mengambil roti bakar dan dikunyahnya tanpa memberikan selai atau apapun.
Anne harus menjelaskannya pada Diana jika bertemu nanti, pikirnya. Kemudian menarik kursi meja makannya. Rasa lapar Anne sudah hilang.
“Kau tidak makan?” tanya Kelan lagi, santai.
Anne menatap Kelan tidak percaya. “Kau benar-benar orang paling aneh yang pernah kutemui. Beberapa hari yang lalu kau masih kasar dan dingin, tapi hari ini kau sudah berubah jadi orang paling bahagia di dunia.” Ujar Anne.
Kali ini Kelan melumuri roti bakarnya dengan selsai kacang dan coklat. “Aku mendapatkan apa yang kuinginkan. Apa aneh jika aku terlihat senang?” tanya balik Kelan, dingin seraya menatap Anne.
“Apa itu ada hubungannya dengan keberadaan Shion?” tanya Anne tidak sabar. Selain memikirkan Kelan, Shion juga menjadi hal yang dipikirkan Anne juga. Walaupun tidak sebanyak ia memikirkan Kelan. Saat berpikir seperti itu Anne mulai menyadari perbedaan dirinya dan Anoushka. Anne tidak bisa membedakan masalah pribadi dan kewajibannya. Anne berharap keduanya bisa berjalan sesuai keinginanya.
“Kau” jawab Kelan cepat.
Anne mengerutkan alis, heran.
"Aku mendapatkanmu. Itu yang membuatku senang.” Kelan mengatakan’senang’ tapi wajahnya tetap dingin dan datar, seakan Anne memang sudah sepantasnya didapatkan Kelan.
Anne tidak tahu harus bereaksi seperti apa, karena itu menyebalkan sekaligus gombalan garing yang bisa dikeluarkan orang dingin dan datar seperti Kelan. Sangat manis pikir Anne, jahil.
“Makanlah” Kelan menyodorkan piring roti yang sebelumnya sudah ia siapkan. “Hari ini kau akan sibuk. Jangan biarkan perutmu kosong.” Katanya, lebih terdengar seperti perintah dibandingkan perhatian, tapi Anne tahu itu cara Kelan bicara. Ya, cara dia bicara dengan pacarnya.
Anne langsung mengigit rotinya. Kelan lebih banyak mengoleskan selai kacangnya, dibandingkan selain coklat dan itu menjadikan rotinya jadi tidak terlalu manis. Padahal Anne lebih suka yang sangat manis.
“Kau tidak suka rotinya?” tanya Kelan, seperti bisa membaca pikiran Anne.
Anne hampir tersedak roti yang akan ditelannya.
Kelan gesit, segera mengambil gelas yang sebelumnya juga sudah ia isi air pada Anne.
Anne meneguknya sekaligus, tidak menyisakannya sedikitpun. “Kekenapa kau bisa tahu?” Anne keceplosan refleks menutup mulutnya sendiri, ia kadang tidak terlalu bisa berbohong mengenai makanan kesukaannya.
“Sudah kuduga,” gumam Kelan malas.
“Maafkan aku.” Sesal Anne.
“Aku tidak suka makanan manis, jadi-“
'Tidak apa-apa” Anne segera menghabiskan gigitan terakhir rotinya. Terima kasih” kata Anne seraya tersenyum pada Kelan.
Tangan kiri Kelan bergerak untuk menyingkirkan remah roti yang tersisa dibibir Anne. Kelan melakukannya seakan itu hal biasa, tapi bagi Anne itu cukup untuk mengolahragakan jantungnya, karena saat Kelan terlalu dekat Anne hampir tidak bisa bernafas dengan baik.
“Sepertinya aku tahu alasan Semele bicara seperti itu kemarin.” Celetuk Adam yang sudah masuk ke dalam rumah.
Kelan tidak terlihat begitu gugup saat Adam muncul, tapi Anne segera menjauh dari Kelan.
“Maaf aku tidak bermaksud mengganggu kebersamaan kalian.” Sesal Adam.
“Kau sama sekali tidak terlihat menyesal” protes Kelan.
Adam tergelak, “Kau sudah bisa bersikap lembut pada Anne, tapi malah jadi menyebalkan padaku. Aku benar-benar iri padamu Anne.” gurau Adam, tidak bermaksud menyinggung siapapun. “Omong-omong, selamat untuk kalian berdua”
Ini adalah situasi yang tidak biasa dan belum pernah Anne hadapi, ketika sahabat pacarnya memberi selamat karena Anne sebenarnya tidak punya rencana memiliki pacar disaat ia harus menghentikan perang dua dunia ini. “Terima kasih” jawab Anne, kikuk.
Kelan memalingkan wajahnya, merasa tingkah Anne itu sangat lucu dan hampir saja Kelan tertawa dibuatnya.
“Hei” keluh Anne pada Kelan, menyadari kalau dirinya sedang berbuat hal aneh yang tidak biasa.
Adam tergelak sejurus kemudian. “Kalian pasangan yang lucu.”
Anne langsung menutupi wajahnya sendiri karena malu. “Seharusnya aku tidak bicara apa-apa.”
“Lalu? Kenapa kau kesini pagi-pagi begini?” tanya Kelan pada Adam.
Adam berkacak pinggang keheranan. “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Bukankah kau bersama Vladimir mencari keberadaan Shion?” tanya balik Adam.