Josias tidak pernah tidak merindukan tempat paling indah menurutnya ini. Lautan dengan air yang sangat jernih, langit biru muda yang terang, dan angin sejuk yang berhembus membiarkannya merasakan perbedaan udara yang ada di dunia manusia dan Dunia Langit. Segitiga Bermuda adalah satu-satunya tempat di dunia manusia, yang Josias akui keberadaannya karena hampir menyerupai Dunia Langit. Ditambah lagi ini adalah tempat ia pertama kali bertemu dengan Teagan yang telah mencuri hatinya, dan Anoushka yang selalu memandanginya dari jauh.
"Tempat ini jadi seperti surga yang ditinggalkan.” Ujar Josias seraya memandangi pantai dan lautan sepi, yang membentang dihadapannya saat ini.
“Josias, sepatumu...” Collin terburu-buru menghampiri Josias yang langsung melepas sepatunya saat tiba.
“Tidak perlu” kata Josias. “Aku suka air laut hangat yang membasahi kakiku ini.” lanjutnya terdengar hikmat. Saat ini Josias melipat celana putih panjangnya keatas, agar ia bisa merasakan desiran air laut yang sudah membasahi kakinya sampai diatas mata kaki. “Dimana Nolan?” tanya Josias, baru sadar kalau salah satu anak buah favoritnya tidak ada.
Collin membungkuk sopan pada Josias sebelum menjawab. “Nolan bersikeras ingin menjaga Glendon Claus dan Rhea Calliah di dalam.”
“Aku sampai lupa kalau aku membawa gadis itu.” Ucap Josias datar.
“Apa saya boleh bertanya sesuatu?” tanya Collin.
“Katakan.”
“Kenapa anda membawa gadis Merah itu?”
“Dia akan jadi tambahan yang menarik saat Anoushka tiba nanti.” Jawab Josias santai.
“Wanita itu, Anoushka Agneta terlalu naif,” kata Collin tiba-tiba.
“Itu bukan perkataan yang biasa keluar dari mulutmu,” komentar Josias kagum.
“Dia berwujud Anoushka Agneta tapi dia bukan Anoushka Agneta yang dulu. Dia terlalu naif dengan semua ide kalau perang ini bisa berakhir dengan mengalahkan anda.” Ujar Collin.
“Kau baru saja menyebutkan sifat asli Anoushka” sanggah Josias.
Collin menatap Josias heran.
"Dia bukan Anoushka yang dulu, tapi dia membawa keinginan Anoushka yang dulu. Mungkin perbedaannya Anoushka yang ini terlalu banyak memakai perasaannya.” Josias mencoba menjabarkan, sambil mengingat sosok Anoushka yang dilihatnya di taman kemarin. “Dan lebih egois...” tambahnya.
“Lalu Ares? Sepertinya dia sangat mendukung rencana Lady Anoushka,” tanya Collin lagi terdengar waspada.
“Dia akan mendapatkan hukumannya setelah aku membereskan Anoushka.” Jawab Josias sinis, saat membicarakan Ares/Kelan kadang ada perasaan tidak puas yang Josias rasakan mengingat itu adalah adik kandungnya sendiri yang sedang berusaha mencari cara untuk membunuhnya.
* * *
Anne memandangi dirinya sendiri didepan cermin, sampai saat ini kadang ia masih tidak percaya kalau sosok yang ada didepan cermin itu adalah dirinya. Sosok itu begitu cantik dan terlihat anggun, walaupun memakai pakaian pasukan Pluto yang akan bertarung. Ya, hari ini adalah harinya, hari Anne akan menghampiri Josias yang sudah menunggunya di Segitiga Bermuda. Anne tahu ini adalah rencana gila karena ia begitu saja menerima undangan Josias untuk menyelamatkan Glendon, tapi Anne tidak bisa mengabaikan kemungkinan kecil itu. Kemungkinan dimana ia bisa bertemu lagi dengan orang terkasihnya.
Suara ketukan membuyarkan lamunan Anne. “Masuklah.” Seru Anne, kemudian berbalik dan menemukan sosok Solom yang baru saja masuk. Hanya saja kali ini Solom tidak seceria biasanya, ia terlihat gugup saat menatap Anne. “Kau baik-baik saja?” tanya Anne, sudah berdiri didepan Solom. Hari ini Solom akan menemaninya bersama dengan Adam, Solom memakai baju pasukan Pluto serba hitam yang ternyata terlihat sangat cocok ditubuh rampingnya.
Baju pasukan itu terlihat baik-baik saja, tapi Anne tahu Solom tidak baik-baik saja. Ini akan menjadi pertarungan pertamanya, jika memang akan ada pertarungan nanti. Awalnya Anne sangat menolak keinginan Solom yang ingin ikut bersamanya, tapi Anne tidak bisa mengabaikan perasaan tulus yang Solom tunjukan demi mendapatkan kalung Batu Merah yang sudah ada ditangan Josias lagi. Solom masih belum menyerah dengan tekadnya untuk menolong Semele.
Anne putuskan untuk membiarkannya, dengan satu syarat. Setidaknya Solom yang tidak punya pengalaman bertarung apapun, harus dilatih oleh pelatih terbaik dan baru bisa pergi jika pelatih Solom mengakui kemampuan Solom dengan cap ibu jari pada kertas coklat yang sudah ditunjukan Solom pada Anne sekarang. “Adam memberikan ini padamu setelah latihan satu hari?” tanya Anne masih tidak percaya.
Kegugupan yang pada awalnya ditunjukan Solom menghilang seketika, digantikan dengan senyuman lebar yang menunjukan kalau ia sangat senang dan bangga. “Adam bahkan berpikir akan menjadikanku asistennya untuk misi di Dunia Manusia berikutnya.” Solom menambahkan.
Tiba-tiba saja Anne memegang pipi kanan Solom, menatapnya seakan Anne akan membiarkan adik kesayangannya masuk ke kandang harimau. “Kau yakin?” Anne tidak tahu itu pertanyaan keberapa yang ia ajukan ketika berusaha membujuk Solom agar tidak ikut.
Solom balas memegang tangan Anne, “Aku tidak pernah seyakin ini dalam hidupku.” Katanya lembut. “Dan aku bisa memastikan kalau keyakinan ini datang karena adanya dirimu Anne. Kau adalah harapan besar bagi Dunia Bawah dan duniaku.” Lanjutnya.
Anne langsung memeluk Solom. “Aku belum seperti yang kau bayangkan, tapi aku bisa memastikan kalau kita semua akan kembali kesini dengan selamat.” Ucap Anne seraya mengusap-usap punggung Solom.
Ketukan lainnya membuat Anne segera menoleh saat pintu terbuka tanpa menunggu izin darinya itu. Itu Adam. “Kalian sudah siap?” tanya Adam kemudian menyunggingkan senyumnya.
“Kapanpun” jawab Anne cepat, segera berlari kecil menghampiri Adam diikuti Solom, keluar dari ruang kerjanya.
* * *
“Tempat apa ini? kenapa orang-orang masuk kedalam tabung besar itu?” seru Solom saat melihat tabung dengan lempeng di kedua sisinya yang berbentuk seperti sayap. Suara Solom cukup keras untuk menarik perhatian seisi bandara. Karena selain suara Solom, penampilan serba hitam Solom, Anne dan Adam juga menjadi daya tarik lain.
Di dunia manusia Anne sangat tahu kalau orang-orang yang berpenampilan mencolok seperti ini hanya selebriti dan sejenisnya. Jadi Adam memutuskan untuk menjadikan mereka bertiga terlihat seperti itu, di ruang tunggu bandara Anne, Adam dan Solom duduk dengan koper besar dikelilingi Pluto yang menyamar sebagai pengawal mereka, tentu saja para Pluto yang menyamar itu memiliki tubuh besar seperti bodyguard yang biasa digunakan selebriti Amerika.
"Ini benar-benar ide yang luar biasa mencolok” komentar Anne, tidak tahu harus menunjukan reaksi seperti apa.
Adam tersenyum lebar pada Anne.
“Kau bahkan memesan tempat duduk kelas VIP dalam pesawat!?” Anne menambahkan, kali ini terdengar tidak percaya.
"Kurasa makhluk kaya diantara manusia bukan hanya Vladimir saja.” Celetuk Solom yang sudah bergabung dengan Anne dan Adam dalam pembicaraan rahasia mereka.
“Wah sepertinya kau sudah banyak belajar mengenai dunia manusia,” Adam menanggapi dengan bangga, kemudian menepuk pundak Solom yang duduk bersebrangan dengannya.
“Vladimir banyak sekali bicara mengenai hal-hal yang harus kuketahui mengenai manusia, jadi terpaksa aku memakai otakku lagi” ujar Solom pasrah, merasa ngeri ketika ia mengingat waktu ketika ia harus banyak membaca buku tebal di tempat Vladimir.
Anne sangat senang karena hubungan Solom dan Vladimir terdengar sangat baik, tapi membayangkan Adam sekaya Vladimir rasanya masih mengejutkannya. Anne ingin tahu lebih banyak, tapi ia tahu ini bukan saatnya karena sebentar lagi pesawat mereka akan lepas landas.
Berada di kursi VIP adalah hal yang baru dan cukup menyenangkan bagi Anne dan Solom, sampai Adam mengajak keduanya untuk bersiap-siap ketika pesawat sedang ada pada ketinggian enam ribu kaki diatas laut.
“Kita sudah semakin dekat” kata Pluto berbadan besar dengan rambut hitam klimis yang melihat keluar jendela pesawat.
“Apa yang sudah dekat?” heran Solom menatap Adam yang sedang bersiap-siap dengan semua senjatanya.