Hujan adalah hal yang hampir tidak pernah terjadi di Segitiga Bermuda, tapi ketika pedang Kelan dan Josias beradu dengan semakin sengit dan tanpa memberi satu sama lain kesempatan untuk menarik nafas, akhirnya menyebabkan hujan turun.
Sejak ribuan tahun lalu, banyak mitos yang mengatakan kalau pertarungan dua saudara, sedarah dan sebangsa akan mengakibatkan fenomena tidak biasa. Dan inilah yang sedang terjadi akibat pertarungan Kelan dan Josias. Hujan, hujan yang tidak membiarkan siapapun basah kecuali patung hitam yang dibuat oleh Hades.
“Hebat sekali?! Kita tidak basah....” seru Solom yang mengangkat telapak tangannya, bermaksud merasakan air hujan yang turun tapi air itu seperti menghindarinya dan membiarkan dirinya tetap kering.
“Kita semua bukanlah bagian dari Segitiga Bermuda jadi ‘Penguasa’ tanah ini sepertinya berpikir kalau kita juga tidak berhak merasakan hal yang sedang terjadi disini.” Ujar Vladimir.
Solom mengerutkan keningnya sambil menatap Vladimir. Itu adalah tanda kalau ia hampir sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja dijelaskan Vladimir.
“Aku akan mengajarkannya padamu saat kita kembali nanti” ujar Vladimir pasrah.
Sejurus kemudian Solom tersenyum lebar.
“Tapi sebelum itu kita harus menyelamatkan Rhea dulu” lanjut Vladimir yang Solom sadari kalau sejak tadi matanya terus tertuju pada bongkahan kakak perempuannya itu.
“Kau menyukainya?” tanya Solom pada Vladimir.
“Kurasa itu bukan pertanyaan yang tepat untuk sekarang Solom.” Anne mengingatkan.
“Kalian semua memang masih berjiwa muda” Hades menambahkan, saat ia mendongak kembali memperhatikan pertarungan Kelan dan Josias.
Kelan dan Josias sekarang bertarung tanpa menginjakkan kakinya ditanah. Keduanya melayang udara, dan hal itu hanya bisa dilakukan Anak Langit keturunan langsung Zeus. Kelan dan Josias. Dari bawah Anne akhirnya dapat melihat dengan jelas perbedaan Anak Langit dan Anak Dunia Bawah.
Ketika menghunuskan pedangnya, para Pluto akan sangat agresif dan gagah berani. Tidak ada kekuatan dari pasukan manapun yang bisa menandingi kegigihan Pluto. Sedangkan Anak Langit, mereka bertarung layaknya aliran air disungai. Terlihat begitu tenang tapi sebenarnya memiliki kekuatan dan semangat yang tidak kalah dengan Pluto. “Aku...aku ingin mereka segera mengakhiri ini...” gumam Anne parau.
Hades, Vladimir dan Solom bersamaan menatap Anne.
“Josias....Kurasa Josias seharusnya tidak seperti ini....” Anne memulai. “...Anak Langit begitu anggun. Mereka pasti memiliki alasan kenapa mereka semua jadi seperti inikan?” tanya Anne menggebu-gebu pada Hades.
Hades hanya diam menatap Anne.
“Benarkan?” sekali lagi Anne bertanya, benar-benar mengharapkan jawaban yang ia harapkan dari Hades.
“Anne, Anak Langit yang ada dalam pikiranmu itu sudah lama tidak ada setelah Zeus-“
“Tidak! Aku yakin ada alasannya. Alasan masuk akal yang membuat mereka jadi seperti ini?! Aku...aku tidak ingin jadi seperti Josias, aku tidak ingin membunuhnya hanya karena aku membencinya....” Anne memotong, mulai terdengar tidak sabar. “...aku juga tidak bisa membiarkan Kelan membunuh kakaknya begitu saja!” Anne mendongak untuk mencari dimana Kelan dan Josias, keduanya berada diatas hutan arah barat yang hanya beberapa meter dari tempat Anne berada. Tanpa banyak bicara lagi Anne berlari menuju Kelan.
“Anne?!” seru Vladimir. “Solom kau-“
“Jangan” Hades menghalangi Vladimir yang akan meminta Solom untuk mengejar Anne.
“Dia bisa mati jika terlibat dengan pertarungan itu” Vladimir mengingatkan.
“Dia tahu apa yang akan dia lakukan.” Hades yakin. “Dia adalah keturunanku”
* * *
Kelan dan Josias masih belum kehabisan tenaga maupun semangat untuk saling membunuh satu sama lain. Keduanya masih saling memandang untuk serangan selanjutnya yang akan mereka lakukan selanjutnya.
“Kau sudah sangat terlihat mengerikan Ares” kata Josias. Itu bukanlah bohong karena darah yang sebelumnya diberikan Vladimir pada Kelan untuk sementara, pengaruhnya perlahan mulai menghilang.
“Diam....” balas Kelan yang sebenarnya juga sudah merasakan nafasnya semakin memburu karena kelelahan. “...aku yang akan menghentikanmu. Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri dan mengakhiri semua kegilaanmu!” geram Kelan.
Akan tetapi tiba-tiba saja mata Josias membelalak, mulutnya seperti akan mengatakan sesuatu tapi ia sendiri tidak bisa bergerak. Semua pergerakan bahkan mulutnya sudah terkunci oleh sesuatu.
Dan Kelan tahu siapa yang sudah melakukannya. Saat ia melihat kebawah, Anne ada disana dengan kedua tangannya yang ia arahkan pada Josias. Anne sudah menghentikan gerakan Josias. “Kalian harus menghentikan ini!” seru Anne parau.
Menggunakan kekuatan Persephone tidak pernah menjadi rencana utama untuk melawan Josias karena Anne sendiri sudah merasakan saat akan menemui Shion. Ia membutuhkan seluruh energi dan konsentrasi untuk menghentikan gerakan Josias yang akan membunuh Grace saat itu. Dan menurut Vladimir itu bukanlah hal yang baik untuk Anne yang sekarang adalah setengah manusia dan setengah Anak Dunia Bawah. Akan butuh banyak waktu bagi Anne untuk pulih jika Anne kehabisan tenaganya karena terlalu banyak menggunakan kekuatan Persephone itu.
Tapi saat ini Anne sama sekali tidak memikirkannya, bahkan mungkin melupakannya. Anne putuskan untuk menghentikan Josias dengan tangannya sendiri walaupun ada Hades dipihaknya.
Setelah Josias jatuh dalam pengaruh kekuatan Persephone milik Anne, dengan mudah Collin pun menyerah kalah pada Adam karena baginya tidak ada yang lain selain mengikuti kemanapun majikannya itu pergi.
“Kau masih bisa menyerangku. Kau bahkan mungkin masih bisa kabur dari sini.” Ujar Adam yang sedang menggiring Collin untuk mendekat pada Anne dan yang lain.
Collin tetap diam, dan terus berjalan.
Adam sendiri merasa ia juga tidak bisa terus memaksa Collin melakukan hal yang tidak ingin dilakukanya. “Kau akan menjadi pemimpin pasukan yang hebat jika kau berada di Pluto” celetuk Adam, tidak bermaksud apa-apa.
“Aku akan berada dimanapun Josias berada” respon Collin datar.
“Ya... sudah kuduga” Adam sudah dapat menebak tanggapan Collin itu.
“Apa dia mati?” tanya Collin.
“Siapa?” Adam tidak mengerti.
“Raghnall. Raghnall Holt,”
Adam sempat diam sesaat. “Seharusnya aku tidak heran kalau kau memang mengenalnya.”
"Dia bawahan Zeus,” Collin mengoreksi. “Dia tidak setia pada Josias, tapi dia tidak suka manusia dan mengingat Anoushka Agneta yang sekarang menjadi setengah manusia adalah alasan yang cukup bagiku untuk memanfaatkannya.” Tutur Collin.
“Wah kau bicara cukup banyak.” Adam terdengar kagum. “Atau kau hanya mencoba mengurangi tuduhan yang akan dituduhkan pada Josias nanti?” tebak Adam cepat.
“Dia...dia hanya kehilangan arah.”
Adam memegang pundak Collin. “Raghnall Holts sudah membantu Josias membunuh anaknya sendiri dan sekarang dia ada didalam Penjara Darah. Dia tidak mati, hanya setengah mati, mungkin.” Gurau Adam datar. “Semua orang mendapatkan apa yang mereka pantas dapatkan atas perbuatan mereka di masa lalu.” Lanjut Adam, berbisik pada Collin.
“Kalian memanfaatkannya dengan baik, untuk membangkitkan Hades,” Collin menanggapi datar.
Adam dan Collin akhirnya sampai, menghampiri Anne dan yang lainnya.
“Waw Anne wajahmu bahkan lebih pucat dari Anak Dunia Bawah manapun” celetuk Adam yang terkejut melihat kondisi Anne. “Kau baik-baik saja?” tanyanya cemas segera menghampiri Anne, setelah memberikan Collin pada Solom.
"Jika perhitunganku tidak salah, dia akan kehabisan tenaga dan pingsan dalam setengah jam” kata Vladimir terdengar pasrah.
Adam mengerutkan kening dan segera menatap Kelan.
“Kau tahu dia lebih keras kepala dariku. Dia tidak mau mendengarkanku” ujar Kelan yang hanya diam disamping Anne.
“Anne kurasa kau-“
“Aku belum selesai!” bantah Anne yang memotong perkataan Adam, “Cepat katakan? Kenapa kau melakukan semua hal yang tidak akan dikehendaki Zeus ini?!” tanya Anne tatapannya masih lurus pada Josias yang berdiri dihadapannya dengan Hades dan Vladimir yang mengapitnya.
Dan Josias tetap diam seperti patung, benar-benar tidak seperti dirinya yang angkuh dan selalu percaya diri seperti biasanya. Josias hanya menatap Anne yang wajahnya sudah hampir menangis, dengan datar. “Kenapa kau menangis? Bukankah tadi kau masih bersemangat untuk membunuhku?” tanya Josias datar.
“Aku ingin tahu apa yang ada didalam sini” tangan Anne memegang dada Josias. “Seseorang bahkan dewa sekalipun, tidak mungkin menjadi jahat sejak lahir. Dan itulah yang baru saja kusadari saat kau dan Kelan mencoba saling membunuh tadi.” Anne memulai. “Kelan memiliki alasannya sendiri untuk membunuhmu, dan kau....aku juga yakin kau juga punya alasan masuk akal selain ketakutan akan kehilangan-“
“Tidak ada” Josias memotong.
Anne menatap Josias dengan tidak percaya. “Josias kau-“
“Aku tidak punya alasan apapun seperti yang kau pikirkan sekarang. Aku hanya ingin menjadi penguasa terkuat dimana tidak ada satu orang yang akan berani menentangku. Hanya itu.” Ujar Josias cepat, masih menunjukan wajah tanpa ekspresinya.