Bagaikan di awang-awang, fikirannya melayang entah kemana, ia bingung. Menyerah atau berjuang bagi buah simalakama.
Masih begitu lekat di ingatan kata-kata tegas Aisyah meminta untuk di perjuangkan.
Ia berfikir. "Bukankah impian dan doanya terkabul saat Putri impian benar-benar jatuh cinta padanya. Bukankah sebuah berkah jika Aisyah meminta untuk di perjuangkan."
Itu semua akan sangat mudah jika Aisyah bukan orang penting tempat bertumpu rakyat jelata.
Ia adalah Putri sekaligus Jendral tertinggi Kesultanan Perlak yang amat di hormati dan di harapkan sebagai penyelamat banyak orang.
Ali hanya tak ingin kehormatan itu hancur jika ia kawin lari. Namun di lain sisi ia pun tak rela jika Aisyah dimiliki orang lain.
Esok adalah hari pernikahan, jika ia tak bergerak maka semua impian hidup bahagia bersama akan hilang. Namun jika ia bergarak ia juga takut akan memperburuk suasana bahkan untuk kehidupan dan kenyamanan dirinya sendiri.
Apa yang harus ia lakukan? Semua akan di jawab saat hari pernikahan.
***
Ramai, orang-orang berbondong menuju istana, mereka bersukaria di hari pernikahan Putri kerajaan yang sangat mereka cintai.