Antara Alif dan Hamzah

Imroatul Mufidah
Chapter #17

Chapter17

Aku coba membuang pikiran buruk tentang Mega. Berpikir positif, mungkin Mega sudah tahu tentang Alif dan Hamzah.

"Assalamualaikum, Ma? Kak Ainnun?"

 Mega menyapa kami pagi itu saat aku dan Mama tengah menyiapkan sarapan di dapur. Gadis itu sudah rapi dengan gamis violet dan hijab merah muda. Make up yang wah dan bau harum dari tubuhnya mengalahkan sambal terasi bikinan Mama.

"Waalaikumsalam Mega, bagaimana tidurnya semalam, Nak?" Mama menjawab salam Mega, aku hanya menjawab lirih. Pertanyaan yang sama dengan yang Mama tanyakan waktu aku pertama kali masuk rumah ini.

"Kamarnya sih enak, Ma! Tapi Kak Hamzah tidurnya mendengkur, jadi keganggu akunya, hihihi ...." Mega tertawa kecil.

Anak ini begitu agresif dan blak-blakan sejak dulu ya?

"Kamu harus terbiasa, mulai hari ini setiap malam harus damai dengan dengkuran Hamzah," Mama menimpali dengan senyuman.

"Kak Alif tidurnya apa juga mendengkur, Kak?" Mega bertanya padaku. Pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan. Bagiku itu kurang sopan, helloo ini suamiku, apa urusannya suamiku mendengkur atau tidak? Aku hanya tersenyum dan menggeleng.

"Wah gak seru, dong! Gak ada musik yang mengiringi mimpi indah, hihihi ..." 

Mega cekikikan, Mama hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Namun, entah kenapa aku merasa jika Mega itu menyebalkan.

"Udah kenalan sama Habibah?" Aku mengalihkan obrolan, berharap dia pergi dari dapur.

"Belum, di mana dia?"

"Di kamarnya sedang dimandiin Mpok Salma. Buru gih ke sana! Kenalan dulu!"

"Ok! Tapi memangnya di dapur gak ada yang perlu Mega bantu?"

"Sudah selesai kok! Tunggu yang lain siap kita sarapan sama-sama," sahut Mama.

Mega menarik alis dan memoncongkan bibirnya, lalu berjalan menuju kamar Habibah.

"Ma? Mega tahukan tentang Alif dan Hamzah?"

"Kenapa? Kamu takut Mega seperti dirimu dulu, ya?"

"Iya, Ma." Aku tersipu malu.

"Mega sudah tahu semuanya kok, jadi kamu gak perlu khawatir." Mama menepuk pundakku, seolah-olah mengatakan semua akan baik-baik saja.

"Aduhhh!!!"

Teriakan Mega membuat aku dan seisi rumah berlari ke kamar Habibah. Rupanya Habibah mengompol di pangkuan Mega.

Lihat selengkapnya