Ketika malam pementasan tiba, jantung Adelia berdebar kencang. Ia merasakan sentuhan dingin dari bayang-bayang yang pernah mengekangnya, tetapi kali ini, ia merasa kuat. Ia memulai monolognya, menyentuh pengalaman, harapan, dan ketakutannya.
Waktu seakan berhenti; ketika ia menyelesaikan kata-katanya, tepuk tangan bergemuruh memenuhi udara. Dalam momen itu, Adelia merasakan kebebasan menembus batasan yang dahulu mengikat. Ia tersenyum, tahu bahwa ia telah kembali kepada dirinya sendiri.