Meninggalkan kenangan bukanlah hal yang mudah; Adelia menemukan dirinya terjebak dalam semangat dan ragu. Dunia teater yang menyedot energinya membawa imaji baru, tetapi juga pencarian yang melelahkan. Dalam suasana pagelaran yang meriah, kesedihan akankah terserap oleh sorak-sorai penonton?
Aidan menjadi pendukung setia, hadir di setiap momen penting, menyemangati Adelia untuk melawan rasa takut yang menyelimuti. “Kau memiliki kekuatan yang tak terlihat, Adelia. Jangan biarkan bayang-bayang itu mengejarmu,” katakan Aidan pada suatu sore ketika Adelia mengalami krisis kepercayaan diri.
Namun, di balik senyumnya, Adelia merasakan keraguan yang terus menggerogoti jiwanya. Apakah ia cukup baik untuk berbagi ceritanya di panggung? Apakah suaranya layak didengar?