Antara Cinta, Karir, dan Berat Badan

Suryawan W.P
Chapter #2

Petualangan Baru

Adik-adik angkatanku yang menyarankan untuk membuat kebaya di butik Mbak Shanty. Katanya sih murah. Memang benar, aku hanya menghabiskan tiga ratus ribu rupiah untuk sebuah kebaya cantik berwarna hijau muda. Kerahnya terbuka dengan bentuk V menyerupai model sabrina membuat kedua pundakku terekspos dengan jelas. Jarang-jarang aku memakai baju yang agak terbuka seperti ini. Lengannya menyempit kemudian melebar di bagian bawah. Bordiran sulur-sulur bunga di bagian depannya. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Tujuan awalnya agar terlihat kalau aku memiliki leher, siapa sangka dengan kebaya ini aku juga bisa terlihat seksi.

Ongkos jahitnya sih tidak mahal, namun tetap saja modal yang harus kukeluarkan untuk sebuah kebaya itu tidak sedikit. Harga kain itu berbanding lurus dengan ukuran tubuhku yang agak berlebih. Butuh empat meter kain brokat benang salju untuk sebentuk kebaya hijau muda yang muat di tubuhku.

“Gladys..buruaaan!” Mama menggedor-gedor pintu kamarku. 

“Iya, Ma. Bentaaar..” suaraku tak kalah menggelegar. Kukasih kode ke Tante Mia yang sedang menyapukan blush on ke pipiku agar lebih cepat. Sentuhan terakhir agar membuat pipi chubbyku menjadi terlihat agak tirusan. Kakak sepupu mama ini punya salon di rumahnya. Sudah banyak uang yang kukeluarkan untuk membuat kebaya dan facial dua minggu yang lalu. Aku tak mau keluar duit lagi untuk membayar salon. Makanya semalam kuculik Tante Mia agar menginap di rumah dan mendandaniku sedari azan subuh.

“Hah, seriusan ini pada mau ikut semua? Undangannya kan cuma untuk dua orang..” protesku ketika sampai di halaman depan.

“Udah buruan masuk mobil. Ntar telat.” Potong mama.

Aku pun duduk di depan, di sebelah papa yang memegang setir. Sementara di belakang sudah duduk dengan cantiknya empat orang wanita lainnya. Mama, oma, dan dua adikku yang kembar itu. 

Lihat selengkapnya