Antara Darah dan Hati 2: Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #40

Chapter 7 Bagian 7 Interogasi

Aku—Muhamed, mengendarai mobil van kembali ke markas Geng Motor Jalan Darah yang berada di dalam rimbunnya hutan lereng gunung yang jauh dari hiruk pikuk kota. Selama perjalanan, teroris yang berhasil kami tangkap terbangun dari pingsannya sehingga menyebabkan sedikit keributan di belakang untuk beberapa saat sampai akhirnya keributan itu mereda.

Sesampainya di markas, aku dan Ilya keluar dari mobil dan membuka pintu belakang mobil van. Para anggota Geng Motor Jalan Darah keluar sambil menarik sang teroris. Terdapat beberapa lebam di wajahnya dan dia terlihat lemah tanpa tenaga. Sepertinya si teroris dihajar habis-habisan saat terjadi keributan di belakang tadi.

Ketua Geng Motor Jalan Darah berjalan mendahului kami dan membuka kunci pintunya kemudian mereka menggiring paksa sang teroris ke dalam markas, diikuti oleh aku dan Ilya.

Mereka membawa sang teroris ke ruangan bawah tanah. Aku dan Ilya mengikuti rombongan anggota geng motor yang menggiring sang teroris lalu melihat sang teroris diikat di sebuah kursi, kepalanya disorot oleh sebuah lampu, siap untuk diinterogasi.

Aku melihat dia tersenyum sinis menatapku dan Ilya. Aku mengepalkan kedua tangan karena benar-benar sudah muak dengan semua ini. Aku berjalan bersama Ilya mendekati sang teroris.

Dia masih tersenyum sinis ketika menyapa kami. “Ah, halo Muhamed. Halo Ilya, lama kita enggak ketemu, ya?”

Aku tercengang dengannya yang mengetahui nama kami berdua. Aku tidak ingat pernah bertemu dengan orang ini.

Lihat selengkapnya