Berapa lama lagi aku bisa keluar dari penjara ini dan menikmati kebebasan? Ah, aku tidak tahu! Hal yang kutahu adalah aku—Karim, masih hidup.
Berkat bantuan Sofia dan Pak Erwin, perlakuan para polisi penyidik kepada orang-orang yang mereka interogasi mengalami perubahan. Setidaknya untuk sekarang, aku dan sesama rekan mahasiswaku yang dipenjara di sini aman dari penyiksaan.
Rutinitasku di penjara berbeda dengan penghuni penjara lainnya karena status masih terdakwa dan belum tersangka. Setidaknya, aku tak harus melaksanakan pekerjaan kasar yang dilakukan oleh para tahanan lain. Sedikit keringanan yang harus kusyukuri.
Setelah melaksanakan salat Isya berjamaah bersama tahanan lain, aku kembali ke sel dan bersiap untuk tidur. Apakah aku akan menemui makhluk aneh itu lagi di dalam mimpi? Semoga saja tidak. Aku benar-benar lelah dan ingin bisa tidur dengan damai.
Aku berbaring lalu memejamkan mata sembari membaca doa. Beberapa saat kemudian aku melihat suasana di sekitarku dipenuhi kabut kelabu pekat. Entah bagaimana, aku bisa merasakan sentuhan di permukaan kulitku. Hal yang kurasakan sekarang adalah kulitku seperti dikelilingi oleh sesuatu yang kadang membuat tubuhku bergetar. Apa ini yang mereka sebut sebagai hawa dingin atau rasa takut? Ah, aku tidak tahu.