Antara Darah dan Hati 2 Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #21

Chapter 4 Bagian 5 Informan?

Setelah latihan menggunakan senjata api secara intensif dalam kurun waktu satu hari, akhirnya tiba saat untukku menemui informan itu.

Menggunakan mobil Kak Lodewijk, aku bersama Ilya pergi menuju tempat pertemuan yang telah kami setujui, sebuah apartemen kecil yang berada di kompleks ruko yang tidak terlalu jauh dengan pusat kota. Saat inilah kami berpisah dan melaksanakan peran kami masing-masing.

Sebelum aku keluar, Ilya mengatakan sesuatu, “Hei—Muhamed, aku minta maaf soal kemarin.”

“Ah, enggak apa-apa.”

“Oke, waktunya beraksi! Aku bakal ngawasin gerak-gerikmu.”

“Sip.”

“Semoga beruntung, jangan turunin kewaspadaanmu!”

Roger[1]!”

 Aku melafalkan basmalah dalam hati, mengokang pistolku, kemudian keluar dari mobil bersamaan dengan Ilya. Ilya masuk ke kursi pengemudi dan mengendarai mobil meninggalkanku, sedangkan aku berjalan menyeberangi jalan menuju apartemen itu.

Saat mendekat ke dalam gedung apartemen, entah mengapa aku merasa hawa dingin menyelimuti tubuhku dan rasa waswas memenuhi benak. Apakah ini karena perasaan takut? Tidak, bukan itu! Instingku mengatakan ada sesuatu yang tidak wajar di sini, tapi apa?

Aku masuk ke dalam apartemen, menaiki tangga menuju ruangan tempat informan itu tinggal. Kuketuk pintunya lalu dia membuka sedikit pintunya yang dikunci dengan kunci rantai.

Password?

“Mulutmu harimaumu,” jawabku.

“Masuk,” ujarnya sembari membuka pintunya, mempersilakan-ku masuk.

Aku dipersilakan duduk di kursi lalu dia duduk di kursi yang berhadapan denganku. Kami mulai membuka percakapan.

“Jadi, apa informasi yang Anda punya?” tanyaku.

Lihat selengkapnya