Antara Darah dan Hati 2 Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #22

Chapter 4 Bagian 6 Nebrezhnyy

Muhamed terlihat sangat pucat. Aku—Ilya, berusaha memanggilnya sambil menggoyangkan bahunya berkali-kali, tetapi dia tidak bangun. Ketika aku menggoyang-goyangkan badannya, dia terlihat lemas.

Aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana sebenarnya. Saat aku berusaha menghubunginya berkali-kali, tidak ada jawaban sama sekali darinya, bahkan salah satu panggilanku dijawab oleh operator yang menyatakan bahwa gawainya tidak aktif. Ini gawat, sangat gawat!

Aku mengemudikan mobil Kak Lodewijk dengan kecepatan tinggi, kembali menuju kediaman Sofia. Sesampainya di kediaman Sofia, Tuan Wisnu yang keluar dari dalam untuk menyambutku langsung kuhampiri dan meminta bantuannya untuk membantuku menggotong tubuhnya kembali ke kamarnya. Sial, Muhamed—tinggi tubuhmu benar-benar menyusahkan.

Setelah beberapa menit yang melelahkan, akhirnya kami sampai di kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sofia yang turut mengikuti kami langsung menelepon dokter pribadinya, memintanya untuk datang dan memeriksa kondisi Muhamed karena saat dia memeriksa detak nadi lehernya, dia mengatakan bahwa detaknya lemah sekali.

Sofia memintaku tetap di kamar Muhamed dan meminta tolong pada Tuan Wisnu untuk menunggu kedatangan Dokter Dinda. Saat Tuan Wisnu meninggalkan kami berdua, dia mulai menginterogasiku mengenai apa yang telah terjadi.

“Kak Ilya, Kak Muhamed kenapa?”

“Saya enggak tau, Hare Hoogheid.”

“Kenapa Kak Ilya enggak tau? Bukannya kalian berdua melaksanakan misi ini bersama?” tanyanya dengan nada tinggi.

Hare Hoogheid, kalau saya tau mengenai apa yang terjadi sebenernya sama Muhamed, saya udah kasih tau Hare Hoogheid dari tadi. Saya sama Muhamed misah waktu ngejalanin misi ketemu sama informan itu. Dia masuk ke dalam gedung, sedangkan saya ngawasin aktivitasnya melalui smartphone-nya. Setelah dia masuk ke dalam gedung, entah kenapa koneksi smartphone saya ke smartphone-nya putus. Saya berusaha nyari tau penyebabnya, termasuk ngeretas jaringan internet apartemen itu, tapi saya enggak bisa ngelacak dia pergi ke mana dan kenapa. Yang saya tau, waktu dia keluar dari gedung, dia udah pucat kayak gitu,” jelasku dengan nada agak meninggi, tetapi aku tetap berusaha untuk tenang.

Lihat selengkapnya