Antara Darah dan Hati 2 Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #29

Chapter 6 Bagian 1 Den første runde med tortur

Ah, Lodewijk—sayangku. Akhirnya, aku—Gertrud bersama kedua saudari kembar berhasil mendapatkanmu. Ah, Lodewijk, dia sangat mirip dengan Ludwig karena—untuk kali ini—gaya potongan rambutnya sama dengan Ludwig. Ia sungguh sangat manis. Sangat disayangkan, aku dan kedua saudariku harus menyiksanya dan mematahkan semangatnya untuk memecahkan kasus ini, padahal dia sangat membuatku bergairah. Ya, sudahlah! Aku harap dia mau bekerja sama dengan kami. Kalaupun tidak, setidaknya kami bisa mempersembahkan mayatnya untuk dewa-dewi kami saat pengacara publik yang sudah dipesan oleh partai menggantikannya dalam kasus ini.

Aku dan kedua saudariku membawanya ke salah satu ruang di rumah sakit milik kepolisian. Kami semua masuk ke dalam, mengunci ruangan, meletakkan dia yang masih belum sadarkan diri di sebuah kursi, mengikat tangan dan kakinya dengan sabuk yang terpasang di kursi. Kami menunggunya bangun dari tidurnya akibat bius yang kami tembak tadi saat dia mencoba melarikan diri.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya dia terbangun. Dia lucu dan menggemaskan. Aku tidak sabar untuk mempraktikkan salah satu teknik penyiksaan psikologis yang sudah aku pelajari untuk interogasi ini.

Aku berjalan ke hadapannya, sedikit membungkukkan tubuh dan mendekatkan wajahku ke wajahnya lalu menyapanya dengan nada lembut.

“Halo, Lodewijk Sayang. Aku seneng akhirnya bisa ketemu kamu lagi.”

Dia mulai mencoba meronta-ronta, berusaha terbebas dari kursinya. Ah, melihatnya seperti itu bagaikan melihat seekor kucing yang berusaha melepaskan dirinya dari pelukan majikannya, tetapi dia tidak mampu.

Verdomme! Ah, halo juga. Biar kutebak, kalian anggota unit Staat Straf Eenheid, bener?” tanyanya dengan nada sinis.

Wah—wah—wah, aku tidak menyangka dia mengetahui aku ini dari unit mana. Pengetahuannya membuat nafsuku makin memuncak, tetapi aku harus bersabar karena aku ingin tahu, seberapa lama dia dapat bertahan.

“Wah, pengetahuanmu luas banget! Aku kagum sama kamu. Apalagi yang kamu tau tentang kami bertiga?” tanyaku.

“Yang aku tau tentang kalian bertiga, kalian itu kembar. Satunya namanya Gertrud, satunya namanya Trude, dan satunya lagi namanya Geertruida. Heh—jujur, waktu aku pertama kali denger nama asli kalian, aku kira orang tuaku doang yang kurang kreatif waktu ngasih nama buat anak-anak mereka,” ujarnya masih dengan nada sinisnya.

“Hahaha! Ya, aku pernah nanyain itu ke mereka. Alesan kenapa mereka ngasih nama yang kedengerannya sama, tapi tulisannya beda. Kami bertiga itu campuran dari tiga suku bangsa pecahan bangsa Arya. Ayah kami, dia orang Norwegia. Ibu kami, dia setengah Jerman setengah Belanda. Sama kayak ayah sama ibumu yang namain kamu Lodewijk yang mana nama kamu itu versi Belanda dari nama Ludwig. Aku dinamain Gertrud karena nama itu versi Norwegia buat nama Trude yang dipake di Jerman, dan Geertruida itu versi Belandanya,” jelasku.

Lihat selengkapnya