Antara Darah dan Hati 2 Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #34

Chapter 7 Bagian 1 Terbangunnya Muhamed

Aku—Wisnu, pelayan Hare Hoogheid Sofia sedang merasakan kegelisahan yang amat besar, karena sebentar lagi hari H serangan bom teroris berkedok Islam di alun-alun kota saat acara Festival Pasar Malam Besar tiba. Namun, Muhamed yang merupakan salah satu orang yang kami butuhkan untuk menjalankan misi pencegahan serangan teror bom itu—belum sadar dari tidur panjangnya.

Banyak kejadian mistis yang telah menimpaku, Pak Lodewijk, dan Ilya. Mengenai kejadian-kejadian mistis itu, sekarang ini aku hanya bisa memikirkan bahwa kemungkinan besar Muhamed belum terbangun dari tidurnya adalah karena dirinya masih diganggu oleh sihir yang menimpanya. Aku bukan pertama kali melihat yang seperti ini. Mendiang kakekku adalah seorang ustaz yang punya kemampuan merukiah. Dahulu, aku sering melihat dia mempraktikkannya kepada orang-orang yang merasa mendapat gangguan, sehingga aku cukup paham gejala seseorang terkena sihir dan bagaimana cara melakukan rukiah untuk menangkalnya.

Salah satu gejala yang Muhamed alami adalah setiap malam pada jam-jam tertentu tiba-tiba matanya terbuka sendiri dan tak berkedip sedikit pun, seperti melamun. Pada saat-saat seperti itu, dia selalu kejang-kejang jika aku merukiahnya.

Aku berusaha membuatnya tenang saat dia kejang-kejang, karena aku tak mau menyakiti dan membuatnya terluka. Namun, malam ini aku akan mencoba untuk membiarkannya tetap dalam keadaan seperti itu. Aku penasaran, apa yang akan terjadi jika aku membiarkannya kejang-kejang saat aku merukiahnya?

Dini hari tiba ketika aku masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dan menguncinya. Aku lanjut melaksanakan salat Tahajud untuk memohon pertolongan dan petunjuk-Nya, kemudian membaca wirid zikir beserta surah-surah yang terdapat dalam Al-Qur’an untuk merukiah seseorang. Di pertengahan proses tersebut, dia kembali kejang-kejang. Suara kasur tempat dia terbaring berguncang hebat terdengar di telingaku, tetapi aku tidak memedulikan itu. Aku terus melakukan apa yang kulakukan tanpa henti hingga suatu keanehan terjadi.

Saat membuka mata, aku melihat diriku sedang berada di sebuah padang rumput yang ditutupi salju. Dari kejauhan kulihat sosok Muhamed sedang terbaring di atas tanah. Tangannya menahan mulut seekor anjing serigala hitam besar yang berusaha menerkam lehernya. Tiba-tiba seseorang yang memakai jubah dan tudung hitam berdiri di depanku sambil memegang sebilah pisau. Anjing serigala hitam besar itu terlihat seperti pernah muncul di mimpiku, tapi kenapa ukurannya tidak sebesar yang muncul di mimpiku? Ah, entahlah. Sekarang aku harus lebih fokus pada orang berjubah dan bertudung hitam yang berdiri di depanku ini.

Aku melihat dia mengambil ancang-ancang dan berlari menyerangku sambil menghunuskan pisau. Aku yang masih berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi hampir kecolongan dan tertusuk serangan pisaunya. Beruntung aku dapat menghindar. Namun, tanpa jeda lebih lama, seketika orang itu berbalik dan terus mengayunkan pisaunya, menyerangku sambil tertawa terbahak-bahak. Suara tawanya terdengar seperti suara seorang wanita. Siapa wanita ini sebenarnya?

Aku masih terus menghindar dan menangkis serangannya hingga tiba saatnya bagiku untuk membalas serangannya. Aku menarik tangannya yang memegang pisau ke belakang punggungnya kemudian menyelengkat salah satu kakinya dengan kakiku. Saat dia jatuh berlutut karena tertahan kuncianku, aku makin menjatuhkannya sehingga dia terbaring tengkurap di atas tanah.

Aku berusaha mengambil pisau yang berada dalam genggamannya sambil masih berusaha menahan tubuhnya agar tetap terkunci tertahan di atas tanah. Namun, dari kejauhan aku mendengar suara gonggongan anjing serigala dan suara Muhamed.

“Awas!”

Aku terpaksa melepaskan kuncianku dan menghindar, kemudian anjing serigala hitam besar itu mengejarku. Sementara itu, wanita yang memakai jubah dan tudung hitam itu berlari menuju Muhamed. Sekarang aku kerepotan dikejar oleh anjing serigala hitam besar yang sebelumnya Muhamed lawan, sedangkan Muhamed melawan wanita bertudung dan berjubah hitam itu.

Lihat selengkapnya