Antara Darah dan Hati 2 Dream Reality Seri 2

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #37

Chapter 7 Bagian 4 Yazichniki

You’ll never know the psychopath sitting next to you

You’ll never know the murderer sitting next to you

You’ll think, “How’d I get here, sitting next to you?”

But after all I’ve said, please don’t forget

 

Heathens” oleh Twenty One Pilots

 

Aku dan kawan-kawan sudah berada di lokasi Festival Pasar Malam Besar. Sementara anggota Geng Motor Jalan Darah melakukan patroli, aku bersama Muhamed diminta oleh Kak Tantri untuk menunggu seseorang, temannya dari unit penjinak bom yang turut datang untuk membantu kami menyelesaikan misi ini. Kami berdua menunggu di salah satu sudut tenda yang menjual makanan khas daerah Indonesia, duduk di kursi tamu yang sudah disediakan.

Untuk memudahkanku, Ilya melacak pergerakan teman Kak Tantri, dia memberikanku nomor teleponnya sehingga aku dapat melihat temannya sedang berada di mana. Kak Tantri juga memberikan kami nama samaran untuk berjaga-jaga jika ada yang mengintai dan menguping pembicaraan kami. Nama samaranku Alyosha, sedangkan Muhamed dengan nama samaran Alija.

Setelah menunggu beberapa lama, aku melihat orang tersebut sudah dekat dengan lokasi kami. Aku melihat sekelilingku untuk memastikan tidak ada yang membuntuti kami, sedangkan Muhamed menghabiskan minumannya yang berada di atas meja kemudian bangun dari kursinya dan pergi untuk mencari tempat sampah terdekat. Saat Muhamed kembali, dia berjalan berdampingan dengan orang yang sepertinya teman Kak Tantri, tetapi dia tidak menyadarinya.

Saat Muhamed duduk, seseorang yang memakai pakaian jaket parka berwarna hijau lumut berdiri di depan kami lalu bertanya, “kalian berdua Alyosha dan Alija?”

“Iya, betul,” jawabku.

“Aku Jan, teman kalian dari forum diskusi di internet,” jelasnya sambil tersenyum. Jan adalah nama palsunya. Nama aslinya adalah Reis Erberveld.

“Oh-ya, Jan. Ayo, silakan duduk!” ujar Muhamed dengan nada ramah.

“Maaf, ya, kalau aku dateng ke sini telat,” ujarnya masih berusaha membuat basa-basi.

“Enggak apa-apa, Jan. Ini juga acara buat seneng-seneng kok,” timpal Muhamed.

Lihat selengkapnya