Aku Tantri—masih terperangkap di ruang interogasi dan masih terikat di atas kursi. Aku mencoba untuk melepaskan diri sekuat tenaga dari sabuk yang mengikat kedua kaki dan tanganku, tetapi tidak membuahkan hasil apa pun.
Entah berapa lama waktu telah berputar di tempat aku terkurung—entahlah. Hal yang dapat aku ketahui hanyalah suara pintu gudang logistik yang terbuka dan tertutup, hingga akhirnya terlihat pintu ruang interogasi terbuka.
Seseorang berjalan menghampiri kemudian menyuntikkan sesuatu ke dalam lenganku dan menyebabkan rasa kantuk yang hebat menyerang, membuat kedua mata menutup dirinya secara paksa sekalipun aku berusaha sekeras mungkin untuk tetap tersadar.
Saat kedua mata perlahan membuka diri dan menyesuaikan cahaya yang masuk, aku dapat melihat dengan jelas dengan kedua bola mata yang melirik kesana dan kemari mengenai di mana aku berada sekarang.
Aku sedang berbaring di kamar tempat dirawat dan melihat para rekan dari kepolisian berdiri di sekitar kasur tempat aku berbaring. Mereka semua tersenyum, kemudian menanyakan perihal apa yang sudah terjadi padaku dan sedang menjadi berita yang viral di sosial media serta berita nasional. Mengenai apakah yang sudah terjadi padaku, adalah cerita yang nyata atau sekadar bualanku.