Aku Ilya—sudah hampir satu bulan berlalu sejak kejadian meledaknya Gedung Regionaal Volksraad Kota Sucilangkung dan beberapa Gedung Regionaal Volksraad di beberapa kota lainnya saat demonstrasi massal terjadi. Seminggu setelahnya, Perdana Menteri Willem van Huizen beserta anggota parlemen dan kabinet yang merupakan anggota Partai Neo-NSB secara serempak memberikan persetujuan mereka untuk menerapkan aturan anti pemakaian dan penggunaan simbol agama beserta atribut-atributnya.
Selain itu, mereka juga mengumumkan akan memperketat pengawasan dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan dan keamanan yang menyediakan jasa menyewa dan mempekerjakan aparat keamanan swasta untuk membantu polisi meredam kegiatan orang-orang yang dianggap melawan peraturan yang sudah mereka resmikan—untuk diterapkan. Media massa yang dikuasai oleh mereka juga tidak henti-hentinya menayangkan berbagai talk show yang berusaha menggiring opini masyarakat untuk mendukung langkah pemerintah dengan mengatakan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat untuk mengantisipasi terjadinya kembali peledakan Gedung Regionaal Volksraad.
Peraturannya memang sudah diresmikan untuk diterapkan, media massa yang berisi propaganda sudah mereka kerahkan untuk menyiarkan dan menyebarkan berbagai acara dan konten yang isinya memojokkan jenis orang-orang dan kelompok masyarakat yang mereka anggap berbahaya. Tapi banyak para Gubernur beserta Sultan dan Raja yang memimpin berbagai negara bagian RIS tidak menyetujui kebijakan ini, sehingga penerapannya masih belum terlaksana sepenuhnya. Kejadian seperti ini membuat kami masih bisa melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang Partai Neo-NSB terapkan, serta melakukan perlawanan terhadap segala propaganda yang mereka lakukan.
Aku bersama teman-teman peretas lainnya telah berhasil merangkai video berisi mengungkapkan rencana busuk partai untuk meledakkan Gedung Regionaal Volksraad dan menggiring opini publik agar mendukung kebijakan mereka yang represif pada masyarakat, demi alasan keamanan. Kami melakukannya dengan berbagai persiapan untuk melancarkan aksi.
Kami akan melakukan interupsi berbagai jaringan media elektronik seperti radio dan televisi, dengan menyabotase sinyal penyiaran setiap salurannya. Lalu setelah acara dan musik yang mereka siarkan berhenti berputar, kami akan menyiarkan rekaman suara dan rekaman video yang telah dibuat. Setelahnya, kami akan mengunggah konten yang isinya serupa dengan video tersebut di berbagai media sosial melalui akun-akun yang dimiliki.
Aku sendiri tidak tahu apakah rencana yang telah dipersiapkan akan berhasil atau tidak. Tapi aku harap apapun yang terjadi nanti, berakhir dengan baik dan semua perjuangan kami terbayar.
Pukul tujuh malam yang merupakan jadwal pelaksanaan rencana yang telah kami buat—telab tiba. Aku bersama teman-teman secara serentak menyabotase sinyal berbagai stasiun radio dan stasiun televisi, lalu memasukkan video dan rekaman suara yang telah dibuat ke dalam sistem penyiaran tersebut. Aku pun dapat melihat layar televisi di kamar kos yang sebelumnya menayangkan suatu acara—sempat berubah tampilannya menjadi tampilan statis, kemudian menayangkan video yang telah kami rangkai.
Di layar televisi kini terlihat seseorang memakai topeng badut ulang tahun. Kepala serta tubuhnya tertutup oleh tudung jaket hitam yang dikenakan, ia duduk di atas kursi di dalam sebuah ruangan. Suasana video tersebut terlihat suram karena video yang ditampilkan berwarna hitam putih. Orang tersebut yang sedari tadi duduk dengan kepala yang tertunduk perlahan mengadahkan kepalanya ke depan kamera dan mulai mengucapkan kalimat pembuka dengan suara yang berat, karena di-distorsi untuk menjaga identitasnya agar aman.
"Selamat malam, mohon maaf saya mengganggu siaran tayangan televisi dan siaran di radio Anda, malam ini. Saya tahu Anda terkejut dan kebingungan mengenai terhentinya semua siaran secara tiba-tiba. Tapi saya berada di sini, di hadapan kalian semua malam ini karena saya ingin menepis dan melawan fitnah yang telah partai sayap kanan ekstrem—sialan itu tujukan pada Anda semua, khususnya teruntuk saudara-saudari rakyat Republik Indonesia Serikat yang saya sayangi.—
—Anda semua tentunya tahu beberapa minggu yang lalu, telah terjadi ledakan yang mengakibatkan hancurnya beberapa Gedung Regionaal Volksraad di beberapa kota di Negara Republik Indonesia Serikat yang kita cintai ini, saat demo massal menuntut turunnya Perdana Menteri Willem van Huizen sedang berjalan.—
—Kejadian tersebut adalah sebuah kejadian nahas yang memakan banyak korban jiwa. Tentunya kita semua turut prihatin menyaksikan dan mendengar hal ini terjadi karena banyak kerugian dan kehilangan yang kita semua rasakan, sedangkan teroris yang berhasil memecah belah kita—rakyat Republik Indonesia Serikat tertawa di balik layar melihat kita saling bermusuhan dengan menganggap saudara kita yang berusaha melaksanakan agamanya dengan baik sebagai orang-orang yang satu golongan dengan teroris, dan karena kejadian ini pulalah, kita jadi semakin benci saat melihat saudara-saudari kita yang berusaha taat dalam melaksanakan agamanya—menunjukkan ketaatannya dengan memakai pakaian sesuai anjuran agama.—
—Anda semua tentunya juga sudah mengetahui bahwa, para petinggi negara dari partai ekstrem sayap kanan yang sekarang sedang menguasai negeri ini, banyak mengarahkan jari telunjuknya pada beberapa demonstran yang mereka tuduh sebagai anggota dari organisasi teroris agama Islam. Dimana tuduhan yang mereka arahkan pada beberapa demonstran itu hanyalah sebuah bualan, yang mereka gunakan untuk dijadikan sebagai landasan supaya peraturan pelarangan penggunaan simbol agama dapat disahkan, yang mana peraturan tersebut—ada untuk melucuti kebebasan beragama yang kita semua miliki di sini.—
—Ya benar, pelaku peledakan Gedung Regionaal Volksraad di beberapa kota Republik Indonesia Serikat bukan berasal dari kalangan orang-orang yang mereka tuduh, pelaku sebenarnya adalah orang-orang dari partai ekstrem sayap kanan yang sekarang sedang menguasai pemerintahan. Segala berita yang Anda lihat dan dengar di berbagai media yang mereka kuasai, hanyalah propaganda yang berisi kebohongan belaka. Jika kalian ingin bukti—buktinya ada pada gambar di samping saya yang akan di perbesar ini," ujarnya, kemudian video tersebut memperlihatkan sebuah gambar lembaran kertas yang berada di sampingnya.
Gambar lembaran kertas tersebut diperbesar, muncul efek warna marker stabilo berwarna kuning menggaris tulisan yang berisi rencana Partai Neo-NSB untuk meledakkan Gedung Regionaal Volksraad yang tujuannya untuk memfitnah umat Islam dengan mengatakan bahwa banyak di antara mereka yang taat adalah teroris, sehingga partai dapat memuluskan rencana untuk mengesahkan peraturan anti simbol agama itu sebagai langkah untuk menjinakkan rakyat RIS agar mau menerima kebijakan mereka dengan alasan untuk menjaga keamanan dari grup ekstremisme dan terorisme.—
—"Seperti yang Anda dapat baca, sesuai dengan yang saya katakan, mereka yang sekarang sedang menguasai pemerintahan adalah pelaku dibalik peledakkan beberapa Gedung Regionaal Volksraad di berbagai kota Republik Indonesia Serikat. Jika kalian masih belum percaya bahwa para politisi yang sekarang sedang berkuasa di pemerintahan hanya peduli pada kepentingan golongan mereka sendiri dan bukan pada rakyat, maka saya akan beritahu Anda semua bahwa ini bukan pertama kalinya para politisi yang berkuasa melakukan penipuan untuk membuat rakyat patuh dan mendukung kebijakan yang mereka buat.—
—Di masa lalu, media Negeri Belanda beserta pemerintahannya mengatakan pada masyarakat Belanda bahwa akan mengirimkan tentara mereka untuk melucuti tentara Jepang, serta melawan orang-orang jahat yang mengganggu kedamaian dan ketentraman. Tapi pada akhirnya yang mereka lakukan bukan melawan tentara Jepang dan penjahat, melainkan melawan orang-orang Indonesia—saudara-saudari kita yang berusaha mempertahankan kemerdekaan negeri ini.—
—Kejadian yang sama juga terjadi di Amerika Serikat. Para politisi Amerika Serikat dan media massa yang mereka kuasai di masa lalu, memberikan berita palsu pada rakyat mereka bahwa kapal perang mereka yang sedang berada di perairan dekat wilayah Vietnam—diserang oleh kapal perang Vietnam yang sebenarnya berita tersebut hanyalah hoaks belaka. Tapi berita tersebut berhasil menarik hati publik untuk mendukung Amerika Serikat berperang melawan Vietnam.—
—Selain itu, media massa Amerika Serikat beserta pemerintah mereka juga pernah memfitnah Negeri Iraq dengan mengatakan Negeri Iraq memiliki senjata pemusnah massal dan karena itulah mereka menyerang Iraq. Tapi pada akhirnya, ternyata terbukti bahwa berita yang mereka sampaikan pada masyarakat Amerika Serikat hanyalah kebohongan belaka.—
—Partai ekstrem sayap kanan beserta antek-anteknya dan media massa yang dikuasai mereka kini, juga melakukan hal yang sama di negeri ini. Tapi jika anda masih belum bisa percaya dengan segala hal yang saya katakan, silahkan simak baik-baik apa yang adik dari Raja Belanda akan sampaikan pada kita semua," ujarnya, lalu video tersebut berganti gambar yang tadinya menampilkan temanku, beralih menampilkan sosok adik Raja Belanda yang aku wawancara beberapa hari lalu.
"Masyarakat Republik Indonesia Serikat—saudaraku dalam kemanusiaan, kita semua sedang menghadapi situasi sulit yang menyayat hati. Kekacauan sedang melanda negeri ini dan kekacauan yang sedang terjadi turut membuat saya beserta hati keluarga saya termasuk hati Yang Mulia Paduka Raja Belanda marah.—
—Kalian semua mungkin terkejut mendengar pernyataan tersebut keluar dari mulut saya, kalian mungkin berpikir bahwa saya beserta kakak saya Yang Mulia Paduka Raja Belanda adalah dalang dibalik semua kekacauan yang sedang menimpa negeri kalian.—
—Saya tidak akan menyalahkan kalian, kalau kalian memiliki pemikiran semacam itu, karena kalian pasti berpikir bahwa saya beserta keluarga saya yang dijadikan sebagai simbol dan kepala pemerintahan Negeri Belanda ingin melihat kalian semua tersiksa. Sebab di mata kalian, apa yang telah orang-orang seperti saya perbuat di masa lalu, cukup menjadi bukti bahwa pada akhirnya, orang-orang seperti saya hanya ingin kekacauan dan penderitaan terjadi pada kalian. Tapi di lubuk hati paling dalam, saya dan keluarga tidak pernah menginginkan semua hal buruk itu terjadi.—
—Alasan saya beserta Yang Mulia Paduka Raja Belanda tidak dapat berbuat apapun untuk membela kalian adalah, seperti yang kalian ketahui, kami hampir tidak memiliki kekuatan apapun di dalam pemerintahan dan yang menguasai hampir seluruh instrumen dalam pemerintahan adalah Perdana Menteri, para anggota partai yang menguasai kursi di parlemen beserta orang-orang yang mengisi jabatan di dalam kabinet pemerintahan.—