Aku Sofia—pada akhirnya, rencana yang telah aku, Meneer Karim, dan Kak Tantri susun berhasil dilaksanakan. Tapi, lagi dan lagi kami masih belum dapat memotong kepala ular yang menjadi biang dari kejahatan yang mengintai dan mengancam nyawa kami, orang-orang yang dicintai, beserta masyarakat lainnya di sini.
Aku sangat ingin yakin—bahwa para pihak penegak hukum akan segera menemukan siapa dalang dibalik semua kejahatan yang mengintai keselamatan kami, orang-orang yang berada di sekitar kami, serta para penduduk di kota dan negeri ini. Tapi pada akhirnya, kenyataan pahit yang tidak dapat kami pungkiri harus diterima.
Sebuah institusi seperti institusi penegak hukum, takkan berubah kebiasaan dan sifat para petingginya dalam waktu semalam—hanya karena orang-orang yang pendirian moralnya baik berhasil kembali memangku posisi jabatan penting dalam struktur pemerintahan suatu negara. Terutama jika institusi tersebut pernah menjadi kaki tangan orang-orang jahat dalam kurun waktu yang sangat lama, sehingga mau tidak mau—kami harus berusaha menyelesaikan masalah ini sampai tuntas dengan menggunakan segala sumber daya, serta segenap kemampuan yang diri kami sendiri miliki.
Berbagai bahaya dan nasib malang telah menimpaku, Meneer Karim, keluarga dan teman-teman. Bahkan ada sebagian dari kami yang nasibnya harus berakhir tragis, tapi setidaknya teman seperjuangan kami yang pada akhir hidup mereka menjadi orang-orang yang mulia baik di dunia maupun di akhirat merupakan suatu hal yang patut kami syukuri, dan juga atas kehendak Allah sebagian dari kami selamat dari usaha musuh untuk mencelakai kami.
Sejujurnya, ada kalanya aku meragukan janji Allah yang tertuang dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 160 dan sabda Rasulullah yang mana beliau mengatakan "seandainya umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau seandainya mereka bersatu untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya itu tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan akan menimpamu." tapi, pada akhirnya apa yang tertulis di dalam Al-Quran dan dikatakan oleh Rasulullah itu benar—hanya saja, bagaimanapun juga tidak ada orang di dunia ini yang tak pernah merasa takut, bahkan ada kalanya seorang Rasul dan Nabi merasa takut terhadap musuh yang berusaha mencelakai dan membinasakan mereka.
Sekarang hal berikutnya yang harus kami lakukan setelah berhasil melaksanakan rencana dan terhindar dari musuh, adalah membuat sebuah video yang berisi pernyataan kepada publik yang berisi penjelasan bahwa kami berdua selamat dan orang-orang yang berusaha membinasakan kami telah berhasil ditumpas.
Pagi hari pukul sepuluh pagi keesokan harinya, aku bersama Meneer Karim menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti tripod untuk perekaman video melalui smartphone dan kamera DSLR, serta menulis di atas kertas dan menghafal setiap untaian kalimat yang akan kami utarakan di dalam rekaman video yang akan diunggah ke berbagai akun sosial media milik kami, serta media internet lainnya.
Setelah selesai mempersiapkan diri, aku menekan tombol perekaman video yang terdapat di kamera DSLR, dan saat kamera tersebut mulai merekam sosok kami berdua yang sedang duduk di atas sofa, kami pun mulai mengutarakan hal-hal yang ingin diutarakan dengan Meneer Karim yang membuka percakapan.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi saudara dan saudari kami yang terhormat, salam sejahtera untuk kalian semua. Saya harap kalian semua pada pagi ini masih dilindungi Tuhan, dalam keadaan aman dan tentram dari segala marabahaya serta kejahatan yang ada di dunia ini, karena—seperti yang kalian ketahui, kemarin sekelompok orang yang menurut laporan dan pernyataan pihak penegak hukum berasal dari organisasi teroris fasis telah melakukan penyerangan terhadap konvoi mobil yang bertugas untuk menjaga kami berdua, serta melakukan penyerangan terhadap villa yang menjadi tempat kami berdua mengadakan pesta pernikahan.—
—Banyak dari orang-orang yang melayani dan mengawal kami, tewas dalam kejadian nahas tersebut akibat dari serangan keji yang telah dilakukan oleh organisasi teroris fasis yang ingin membinasakan kami. Sebab berdasarkan hasil interogasi yang telah dilakukan oleh pihak penegak hukum terhadap dua orang pelaku penyerangan yang bertahan hidup, mereka mengatakan bahwa alasan melakukan penyerangan tersebut adalah karena mereka berusaha mempertahankan peradaban barat dari invasi budaya dan adat rendahan orang-orang Islam seperti saya dan istri saya.—