Antara Darah Dan Hati 2 Seri 1

Fahlevi Anggara Fajrin
Chapter #16

Chapter 3 Bagian 1 "Mimpi"

Aku masuk kembali dengan perasaan jengkel bersama Ilya dan Muhamed. Sepanjang perjalanan, Ilya mengutarakan kata kotor dengan logat Rusianya yang membuat Muhamed merasa tidak nyaman.

Svoloch![1]

“Hush, Ilya, sabar, Brate!”

“Persetan dengan sabar! Dia menghina agama kita. Tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan pembenci muslim di Rusia sana! Jika dia benar-benar ingin mencari keributan, aku akan berikan dia keributan!”

“Udah, udah, mau diapain? Enggak ada gunanya juga kita nyari ribut. Mudaratnya lebih banyak. Toh, kita juga enggak tau dia bakal kayak gimana nantinya. Bisa aja dia kayak sosok Umar yang tadinya benci Islam jadi masuk Islam. Enggak ada yang tau gimana hidayah bisa nyampe ke hati seseorang. Doain aja.”

“Iya, Karim benar, doain aja. Siapa tau dia bisa kayak Joram van Klaveren yang tadinya anggota Parpol Partij Voor de Vrijheid jadi mualaf.”

“Semoga. Tapi kalau tidak, dia akan merasakan kemarahan Beruang Merah.”

Napas Ilya menjadi menggebu-gebu, matanya terlihat memburu merah akibat api kemarahan. Muhamed meminta Ilya untuk sabar, tetapi sebagaimana stereotip orang Rusia yang suka menggerutu dan lebih memilih untuk menunjukkan emosinya, Ilya adalah contoh nyata.

Sekalipun muslim, dia kurang pandai dalam menjaga mulutnya dari kata kotor ataupun mengendalikan emosinya. Namun, dia berkata bahwa hal seperti itu sudah biasa di Rusia. Sebenarnya tidak jauh berbeda dari Bosnia, hanya saja, mungkin karena kami keturunan pengungsi dan membaur dengan budaya yang ada, maka identitasku dan Muhamed sebagai orang Bosnia tidak terlalu menonjol, ditambah aku ini campuran.

Lihat selengkapnya