Aku, Ilhan Dervišhalidović, seorang pengacara di sebuah negara bernama Verenigde Staten van Indonesië, tempat di mana seluruh saudara muslimku dari belahan dunia lain tinggal. Kondisi politik Persemakmuran Kerajaan Belanda sekarang sedang gonjang-ganjing akibat ulah Perdana Menteri Willem Van Huizen yang selalu membuat pernyataan kontroversial.
Entah kenapa dan bagaimana caranya manusia semenyebalkan itu masih hidup hingga saat ini. Aku tidak tahu. Satu hal yang jelas, kemenangannya merupakan suatu kecurangan yang bahkan masyarakat asli Belanda pun mengetahuinya, tetapi mereka tidak bisa melakukan apa pun karena di sana tampuk kekuasaan dipegang oleh orang-orang neo-NSB yang memainkan benangnya dari balik layar.
Banyak dari masyarakat Belanda dan sebagian bangsawan Belanda tidak menyukai hal ini. Namun, apa boleh buat? Bangsawan tidak boleh berpolitik. Kalaupun mereka ingin terjun ke dunia politik, mereka harus melepaskan gelar bangsawan mereka atau naik takhta menjadi pemimpin monarki berikutnya. Banyak orang yang takut berpolitik karena mereka cinta dengan sesuatu yang stabil dan kedamaian palsu. Namun, tidak denganku, tidak pula dengan Yang Mulia Sofia van Amsberg, dan tidak pula dengan klien yang kubela hari ini.
Hari ini, aku berhasil mengeluarkan satu klienku, Muhamed Sokolovich. Dia dituduh telah melakukan tindakan vandalisme dan membahayakan nyawa Hare Hoogheid. Untungnya, Hare Hoogheid hadir dalam sidang sebagai saksi dan memberikan pernyataan bahwa Muhamed tidak melakukan tindakan anarkisme atau sejenisnya yang menyebabkan hakim ketua sidang memutuskan dia tak bersalah. Lain halnya dengan Karim Dawala Sokolovich, klienku yang satunya lagi.
Aku belum pernah menghadapi kasus tindak pidana asusila sebelumnya. Belum termasuk bukti yang menyebabkan kontradiksi satu sama lain, yang mana satu video terlihat diperankan olehnya, sedangkan video lainnya diperankan oleh tunangan Hare Hoogheid yang sudah tersebar di media sosial dan internet.