Antara mesin produksi dan hati yang remuk

Bang Jay
Chapter #2

Kode hati dibalik Emoji


Sejak saat itu, keakraban antara Diki dan Lita di pabrik semakin terlihat jelas. Mereka tak lagi canggung untuk saling menyapa, bertukar senyum, atau bahkan berbagi cerita singkat di sela-sela kesibukan kerja. Namun, di balik kedekatan itu, Diki masih belum berani mengutarakan isi hatinya yang mulai terasa berbeda. Bayangan kegagalan cinta di masa lalu masih menghantuinya, membuatnya ragu untuk membuka kembali pintu hatinya sepenuhnya. Meskipun begitu, jauh di lubuk hatinya, secercah harapan kecil tetap menyala.

Suatu hari, di tengah bisingnya deru mesin yang sedang ia operasikan dengan cekatan, tanpa sadar pandangan Diki tertuju pada Lita yang sedang memeriksa tumpukan produk di meja QC-nya. Ajaibnya, Lita pun menoleh dan tatapan mereka bertemu. Sebuah senyum manis terukir di bibir Lita, senyum yang terasa bagai sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuh Diki. Jantungnya berdebar tak karuan, dan bulu kuduknya berdiri. "Perasaan apa ini? Apakah ini yang namanya cinta? Atau jangan-jangan ada sosok astral yang sedang lewat di belakangku?" batin Diki dengan pikiran bercabang antara romantis dan absurd.

Konsentrasinya seketika buyar. "Aduh!" seru Diki pelan, meringis kesakitan. Tangannya tanpa sengaja menyentuh bagian mesin yang bergerak cepat, meninggalkan goresan kecil namun perih di kulitnya. Doni, yang bekerja tak jauh darinya, langsung mematikan mesin yang sedang dioperasikannya dan menghampiri Diki dengan wajah khawatir.

"Kenapa, Bro? Ngelamun lagi? Makanya, kalau kerja itu fokus!" omel Doni sambil memeriksa tangan Diki.

Lihat selengkapnya