Ingatanku terhenti di tanggal 17 November 2018. Aku masih ingat dengan persis aku sedang berada dimana, bersama siapa, dan mengenakan baju apa. Bahkan detail kecil seperti aku sempat menghilangkan kunci motorku, lalu ditemukan oleh bapak tua penjaga parkir, masih tergambar dengan jelas. Layaknya aku sedang menyaksikan film di depan mata kepalaku sendiri.
--
Hari itu, aku—Andi, sedang pergi berkencan untuk pertama kalinya, semenjak beberapa tahun hidup melajang. Aku pergi berdua bersama Nisa, yang aku kenal dua minggu lalu melalui temanku, Sania. Mudahnya, ia dikenalkan padaku oleh mak comblang.
Sania adalah sahabatku dari SMP, mungkin ia merasa kasihan padaku karena terlalu lama sendiri. Oleh karena itu, ia berinisiatif mencarikan aku pacar. Ialah Nisa, seorang temannya di kampus yang terpilih menjadi orang beruntung karena bisa berkenalan denganku. Nisa juga masih sekota denganku. Jadi, lebih memudahkan juga jika aku ajak pergi berdua.
Aku mengenal Nisa melalui media sosial. Dari yang aku ketahui, ia adalah cewek yang rapi. Terbukti dari feed Instagram miliknya yang tertata sedemikian rupa. Nisa menyukai warna pink, berzodiak Libra, dan merupakan cat holic. Ia juga sedang melajang sepertiku. Semua informasi tentang Nisa aku ketahui dari apa yang tertera di Bio akunnya.
Aku sempat bertemu dengan Nisa pada satu kesempatan. Saat itu aku yang tengah duduk-duduk di lobi perpustakaan kampus, melihat Nisa bersama Sania. Sepertinya Sania memang sengaja mengajaknya ke kampusku. Setelah beberapa menit hanya saling tatap menatap, Nisa menarik Sania pergi dengan tersipu malu. Aku pun tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Hanya sesingkat itu lah pertemuan pertamaku dengan Nisa.
Setelah beberapa hari hanya berkomunikasi melalui pesan di sosial media, aku beranikan diriku untuk mengajak Nisa jalan-jalan berdua. Lokasi yang aku pilih yaitu taman bermain malam yang sedang naik daun di kotaku.
“Nis, sabtu besok ada kegiatan nggak? Denger-denger dari Sania kamu lagi sibuk latihan buat kompetisi tingkat nasional?”, tanyaku melalui pesan pribadi pada Nisa. Nisa adalah seorang dancer. Ia mengikuti unit kegiatan tari di kampusnya.
“Kenapa, Ndi? Kalo kamu ngajak jalan-jalan bisa kok. Hahaa”, gayung bersambut tanpa aku menjelaskan maksud dan tujuan, tetapi Nisa seperti tahu bahwa akan aku ajak jalan-jalan.