ANTI AVATAR

Handi Yawan
Chapter #1

Selamat Datang di New Batavia

HARI INI

Luar angkasa bertaburan jutaan bintik cahaya yang berkelap-kelip di ruang yang maha luas tidak terhingga dan gelap gulita.

Columbus 318 telah tiba di angkasa planet

Saturnus. Columbus 318 adalah bagian dari proyek Columbus sebagai interplanetary transport system yang merupakan kerja sama DepPAN dan DK-PBB mengantisipasi prediksi Stephen Hawking.

Departemen Penerbangan Antariksa Nasional (DepPAN) adalah lembaga kementerian pemerintah Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang teknologi penerbangan antariksa, sains antariksa, dan kebijakan antariksa.

Sementara itu Dewan Keamanan PBB sekarang telah mempunyai enam anggota tetap, yang baru adalah Indonesia yang merupakan kekuatan baru di dunia. Dan bahkan presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa berasal dari Indonesia.

Sekarang prediksi itu telah terjadi. Bumi mengalami krisis pangan, terjadi perubahan iklim yang ekstrem, serangan asteroid dari luar angkasa, dan epidemi memaksa manusia meninggalkan bumi sebelum terjadi kepunahan massal.

Dulu Saturnus selalu dihindari oleh ilmuwan karena sangat berbahaya berada di dalamnya. Tetapi seiring kemajuan teknologi, ternyata planet ini berpotensi dihuni oleh manusia.

Lalu DepPAN dan DK-PBB mengirim para insinyur ke planet Saturnus untuk membangun infrastruktur sebagai persiapan migrasi manusia bumi ke planet yang telah diklaim oleh para ilmuwan tidak berpenghuni.


Kapal induk Columbus 318 telah tiba di planet Saturnus dan mempersiapkan penumpangnya transit untuk diturunkan ke planet ini.

Semua penumpang telah menanti di ruang tunggu. Selain para insinyur, penumpang Columbus membawa satu peleton tentara infanteri pula. Tentara ditugaskan untuk mengawal pembangunan koloni di planet Saturnus.

Di ruang tunggu mereka mengisi waktu bermain pingpong, main biliar, atau sekedar nongkrong saja. Pada dinding salah satu sisi ruangan ada lampu membentuk kata “GRAVITASI” menyala berwarna merah sehingga tidak heran mereka memainkan semua itu layaknya di bumi.

Di salah satu sudut tampak Kirani duduk bermain gim di gadgetnya. Di samping Kirani ada Irina dan Haleema yang sama-sama memainkan gadget masing- masing.

Tidak jauh dari mereka ada seorang letnan satu infanteri yang selalu mencuri-curi pandang kepada Kirani.

Melihat gelagatnya tampak nyata letnan itu menaksir Kirani yang memang cantik.

Kedua bola mata Kirani bulat dan garis wajahnya manis sehingga enak dipandang mata.

Tampak jelas perbedaan para penumpang insinyur dengan tentara. Para penumpang sipil selain tidak dipersenjatai, seragam yang dikenakan selayaknya teknisi dan tidak seperti tentara yang sekalipun sama- sama berseragam luar angkasa, mereka tetap army look.

Tetapi baik tentara dan insinyur keduanya sama pada baju luar angkasanya dilengkapi tabung oksigen yang ringkas diletakkan di punggung.

Saat itu mereka tidak menutup kaca helmnya karena udara disediakan dalam pesawat.

Senjata organik standar para anggota batalion infanteri itu selain pistol di pinggang, juga dilengkapi dengan cetbang.

Cetbang adalah meriam tangan sepanjang 1.5 meter. Saat tidak digunakan larasnya bisa dimasukkan sehingga menjadi lebih pendek dan diletakkan di punggung seperti saat ini.

Lihat selengkapnya