Setelah membaca data-data, sejenak kemudian Rani memberikan review ke Jonas.
“Sejauh ini bagus!” puji Rani memberikan evaluasi dari data-data yang telah ia akses.
“Pemasangan keenam tambat di menara harus selesai dalam bulan ini.” pinta Rani. “Awasi dan harus sesuai skedul, karena akan segera dioperasikan!”
“Baik, Bu!” jawab Jonas sigap.
Lalu Rani menekan sisi benda itu sehingga kembali ke bentuk semula sebagai sebuah tabung dan mengembalikan ke tangan Jonas.
Saat itu Jonas memanfaatkan kesempatan untuk bertanya ke Rani
“Maaf Bu, kalau boleh saya mau bertanya ” pinta
Jonas.
“Diizinkan!” kata Rani. “Pak Jonas mau tanya apa?” “Benarkah waktu di puncak Cudakdit, ibu Rani
dan teman-teman bertemu manusia?”
Jonas tidak melanjutkan pertanyaannya karena melihat wajah atasannya menjadi tidak senang.
Di saat yang sama, beberapa pekerja berlari-lari ke luar area.
Rani mengalihkan perhatiannya dan bertanya kepada salah seorang yang turut berlari sepanjang garis kuning.
“Ada apa ini?” tanya Rani. “Kenapa kalian meninggalkan pekerjaan?”
“Saya juga lagi cari tahu, Bu.” kata ia. “. yang lainpun pada pergi ke luar.”
Alangkah terkejut ketika Kirani turut melihat ke arah luar gedung.
Melalui jendela berukuran besar, Rani melihat kelompok besar orang berkuda. Tetapi mereka bukan orang-orang dari koloni, mereka orang asing!?
Seketika Rani mengarahkan hoverboard ikut pergi ke luar bergegas pergi menyalip para pekerja yang berlarian pergi ke luar.
Di luar orang-orang sudah tumpah ruah dari gedung-gedung. Bahkan Rani melihat orang-orang telah memenuhi setiap balkon gedung-gedung, bahkan pada gondola-gondola dan ikut menonton kehadiran rombongan orang asing yang berada di ujung jalan.
Koloni terletak di sebuah lembah yang dikelilingi bukit dan hanya ada ceruk besar yang bisa dilalui. Dari jalan itulah mereka datang.
Kirani terus mengarahkan hoverboardnya menuju tepi koloni yang tidak dibatasi oleh apa pun. Di masing- masing tepi koloni hanya diisi pos jaga dan tentu saja para penjaga militer sudah terlihat bersiap siaga.
Setelah berada paling tepi dari kota New Batavia, sekarang Kirani dapat melihat dengan jelas rombongan yang masih berada jauh dari tepi koloni.
Mereka mungkin jumlahnya ratusan dan semua menunggang seekor kuda. Bisa dikatakan itu kuda meskipun penampilannya banyak beda dibandingkan dengan kuda-kuda yang ada di bumi.
Kuda-kuda itu bertanduk seperti tanduk kambing. Tubuh dan kakinya tampak lebih kekar dan di beberapa tempat kulitnya bersisik.
Surainya lebat dan terdapat pula selain di kepala ada pada keempat kakinya.
Semua orang asing itu mengenakan baju zirah lengkap dengan topi besi. Di tangan masing-masing ada senjata berupa tombak dan tameng seperti tentara hendak menghadapi perang.
Dari sekian jumlah tentara itu, Kirani mengenali orang yang berada paling depan sebagai orang asing berpenampilan gagah sewaktu di puncak Cudakdit. Ia selalu tampak menonjol dibandingkan yang lainnya.
Orang gagah itu mengenakan baju zirah pula dan lebih glamor dibandingkan tentara-tentara yang berada dalam barisannya. Tampak pula ia adalah pemimpin pasukan asing itu.
Tetapi yang paling mengejutkan adalah adanya kesamaan bentuk logo pada panji-panji dan bendera- bendera yang di bawa oleh tentara asing dengan logo Columbus yang terdapat di mana-mana di koloni.
Bedannya, bila Logo Columbus yang ada di New Batavia desainnya modern, maka logo Columbus pada panji-panji yang dibawa mereka tampak etnik.
Logo Columbus bahkan terdapat di setiap baju zirah mereka yang disulam dengan benang emas.
Tampaknya pasukan tentara asing pun menyadari kesamaan ini. Dan tampak pula mereka jerih berada di New Batavia. Mereka terlihat kikuk dan seperti orang udik yang tersesat masuk sebuah kota metropolitan.
Namun di luar semua itu pemandangan ini membuat seluruh koloni terkejut. Selama ini yang mereka tahu di planet Saturnus tidak berpenghuni manusia. Kini mereka melihat sendiri ada manusia di luar koloni?
Tiba-tiba Rani menyadari tangannya sudah dipegang oleh Jake yang telah berada di sampingnya.
Pesawat-pesawat kecil mulai berdatangan pula dan berlalu-lalang di atas memantau kedatangan rombongan.
Sebuah pesawat kecil turun di depan pihak koloni. Lalu setelah mendarat, sebuah penyangga membuka di masing-masing sayap pesawat untuk mencegah pesawat tidak berguling.
Kemudian disusul terbuka sebuah pintu lalu mengulurkan tangga hingga menyentuh tanah. Tidak lama kemudian tiga orang turun dari pesawat.
Kirani mengenali orang yang berjalan paling depan adalah wali kota New Batavia dan dua orang yang berjalan di belakangnya adalah pengawal pak wali kota.
Pak wali kota berjalan beberapa langkah ke depan lalu berdiri menanti rombongan orang asing mendatanginya.
Rupanya langkah ini dipahami oleh pihak tentara asing. Lalu pemimpin mereka menyentakkan kedua kakinya sehingga kuda tunggangannya bergerak maju.
Ia didampingi seorang yang bertubuh gendut yang mengikutinya dari belakang lalu diikuti beberapa tentara dengan berbaris rapi di belakang kedua orang yang maju menghadapi wali kota.
Setelah berada dekat dengan wali kota, sang pemimpin mengangkat tangan kanan yang terkepal sebagai tanda berhenti pada rombongannya.