Mandor Jonas hanya diam saja mengakui
kesalahannya sehingga tidak mampu memberikan jawaban lain.
“Kalau begitu, yang sakit bawa berobat ke klinik.” suruh Rani.
“Baik, Bu.” ujar pak Jonas.
Lalu Rani menengok ke mandor lain. Pak Suripto, “Bawa beberapa tukang las untuk bantu kerjakan di subsektor yang belum selesai itu! Pekerjaan pengelasan di sini biar saya yang selesaikan.” ujar Rani berinisiatif.
“Enam bulan lagi migrasi kloter pertama dari bumi sudah akan tiba.”
“Baik Bu!” jawab mandor Suripto sambil menutup papannya.
Mandor Jonas pergi dan sementara itu mandor Suripto menghampiri seorang tukang las yang sedang melakukan pekerjaan menyambung rangka-rangka besi.
Tukang las menghentikan pekerjaan sambil meletakkan perkakas lalu mendengarkan perintah baru dari mandor Suripto.
Sementara itu di saat yang sama Kirani mengenakan sarung tangan dan mengenakan pelindung mata.
Rani mengambil alih pekerjaan tukang las. Sementara mandor Suripto menunggu tukang las yang digantikan pekerjaannya oleh Rani, sedang mengenakan ransel terbang.
Setelah pekerja las beres mengenakan ransel terbang, mandor Suripto dan tukang las terbang naik mengikuti jalur di dinding yang dicat warna kuning.
Mandor Suripto dan tukang las pergi melanjutkan pekerjaan ke tempat yang lain.
Selanjutnya Rani melanjutkan pekerjaan tukang las dalam menyambung rangka-rangka besi.
Ketika itu datang seorang staf naik hoverboard menemui Rani.
“Selamat siang, Ran.”
Rani menghentikan pekerjaannya saat menyadari kehadiran orang itu. “Oh, pak William, tumben nih Kirani merasa heran, ada apa Pak?”
“Ada hal yang akan aku sampaikan kata William, tapi dengan tampang yang bingung?”
“Kenapa?” tanya Rani menjadi bertambah heran. “Aku jadi merasa nggak enak ati, nih ”
Akhirnya William bicara sambil terbata-bata.
“Jake menghilang!” ujar William sambil garuk- garuk kepala tidak gatal.
“Jake menghilang?” Rani mengulang ucapan William. “Maksudmu?” []
“Maaf Ran, aku pun belum jelas.” aku William. “Di ruang lobi ada dua orang tentara dari batalion. Aku kemari diminta manajer supaya kau menemui mereka.”
“Oh, baik!” ujar Kirani sigap.
Lalu Kirani meletakkan alat pengelasan dan melucuti kedua sarung tangan di atas sebuah meja. Kemudian kacamata pelindung pun ia letakkan pula di sana.
Setelah itu bergegas pula Kirani menuliskan sebuah catatan di papan elektroniknya sendiri. Setelah selesai menulis, Kirani tinggalkan papan elektronik bersama barang-barang tadi di atas meja.
Kemudian Rani mengambil hoverboard dari loker dan menaruhnya di bawah. Lalu bergegas ia naik papan luncur mengapung itu.
Selanjutnya ia mengarahkan hoverboard menyusul William yang pergi lebih dulu. Kedua hoverboard bergerak maju mengikuti jalur berwarna kuning di lantai.
Tidak lama kemudian Rani dan William tiba di ruang lobi. Tetapi yang masuk ruang lobi hanya Rani setelah meninggalkan hoverboard di luar lalu masuk. Rani telah melepas ransel terbangnya dan menaruh di sebuah loker.
Di ruang lobi, sudah ada Mattew menunggu kedatangan Rani. Ia ditemani oleh kepala sektor H.
“Matt, apa yang terjadi?” tanya Kirani langsung meminta penjelasan dari Mattew.
“Justru itu kami kemari Ran.” ujar Mattew. “Barangkali kau tahu soal Jake yang menghilang?”
“Aku tidak tahu?” aku Kirani dengan jujur. “Seharian ini aku belum ketemu dia!”
“Jangan khawatir Ran.” ucap Matt. “Kami percaya padamu!”
“Aku harus mencari Jake!” pinta Kirani. “Dia pasti pergi menemui orang Magadorr!”
“Ya!” kata Mattew paham. “Kami menemukan Tembus2000 di kaki bukit Cudakdit, tetapi Jake sendiri tidak ada!”
“Apakah Jake meninggalkan sepeda motor itu lalu ikut bersama mereka?” tanya Kirani mencoba menerka hubungan sepeda motor Tembus2000 dengan hilangnya Jake. “Berarti mereka belum jauh!”
“Semoga!” kata Mattew. “Kapten Chopra mengajakmu ikut bersama kami mencari Jake.”
“Ayo!” ajak Rani antusias mendengar hal itu. Bergegas mereka berpamitan kepada atasan Kirani. Lalu Rani dan Mattew pergi keluar.
Di luar telah menunggu tiga buah pesawat yang salah satunya lebih besar dari kedua pesawat tempur. Tetapi hanya satu pesawat yang mendarat dan menurunkan penyangga sayap pada kedua sisi masing- masing sayapnya yang berbentuk cakram.
Pesawat ini telah membuka pintu menanti kedatangan Kirani.
Rani bergegas meniti anak tangga, lalu masuk ke dalam pesawat diantar oleh Mattew yang bersamanya.
Sebentar saja Rani sudah berada di dalam kabin dan mencari kursi yang kosong.
Ternyata di dalam sudah ada wali kota New Batavia
pula.
Rani mengangguk berikan penghormatan kepada
wali kotanya. Ia tidak mengira wali kota sendiri turut dalam pesawat ini mencari Jake.
“Pakai sabuk pengamanmu!” kata pak wali kota. “Kita segera berangkat.”
Buru-buru Rani duduk di kursi yang tersedia lalu menurunkan sabuk pengaman ke badannya.
Setelah semua dipastikan siap, lalu pesawat mulai bergerak naik.
Melalui jendela, Rani melihat dua pesawat yang lebih kecil telah melaju lebih dahulu.
Sekarang ketiga pesawat sudah bergerak maju dengan kecepatan penuh.
Di dalam perjalanan, pilot pesawat menyempatkan memberikan laporan kepada pak Suharyadi.