ANTIMA

Andy Wylan
Chapter #4

Kehidupan Kontras

"Aku minta maaf."

Debri menatap Khass. Bocah itu sedang memeras baju Debri yang basah dan memberi pakaian bekas Amar yang masih cukup di tubuhnya. Wajahnya muram dan penuh rasa bersalah. Ia bahkan tidak berani menatap kedua mata Debri.

Anak kota itu mendengus. "Tak apa-apa," katanya, membangkitkan rona semangat di wajah Khass. "Aku tahu, kalian memang jarang bertemu orang kota sehingga mudah terintimidasi. Tetapi, yang jelas aku tidak bermasalah, bukan?"

Khass mengangguk tanpa ragu. "Kau baik-baik saja."

"Kalau begitu apa kau masih akan meninggalkan tamumu ini?"

Pipi Khass merona malu. Ia meringis kecil. "Maaf, tapi aku tidak jadi pergi. Amar ... saudaraku tadi, dia sudah membawakanku ... sesuatu. Kalau kau tak keberatan, aku akan tetap berada di sini."

Debri sontak melirik bungkusan daun yang menguarkan aroma ayam panggang di meja. Ia menyeringai geli. "Makanlah. Aku akan tidur. Baru kali ini aku merasakan air sungai sedingin itu. Mengalahkan sumur di musim dingin!"

Debri merebahkan tubuh dan menarik selimut dari tumpukan sarung yang dibawakan Khass. Ia berusaha mengabaikan aroma ayam dengan memandangi lumen, berpikir bahwa betapa ajaibnya sulur-sulur berpendar bak lampu itu, namun cara Khass menyeruput minyak ayam dan berkecap membuat Debri berulang kali meliriknya.

"Ayahmu orang yang keras, ya?"

Khass tersentak. Ia berhenti mengunyah gigitan ayam terakhir dan menatap Debri dengan mulutnya yang belepotan minyak. Si bocah mencoba mencari jawaban yang pantas kepada orang asing ini, sementara Debri mulai bersandar pada lipatan tangan di atas bantal.

"Kamitua ... Kamitua adalah orang paling suci," kata Khass menerawang, "dan segala perilakunya adalah cerminan kami, atau orang yang diajak bicara. Sehingga, kalau Kamitua menurutmu keras, maka sebenarnya memang kami yang salah."

"Wow, itu aneh." Debri mengernyit. "Tunggu, bagaimana jika kau menceritakan aku sesuatu tentang desa ini? Maksudku, ini pertama kalinya aku masuk ke tempat beginian, bung. Besok aku mungkin saja akan pulang dan tidak kembali ke tempat seperti ini lagi. Buat aku punya pengalaman dengan tempat aneh ini. Teman-temanku pasti heran aku tahu sesuatu soal desa perguruan."

Lihat selengkapnya