ANTIMA

Andy Wylan
Chapter #7

Akal-akalan

Debri sedang duduk di depan pondok seraya mengikir bekas olesan di kakinya saat Khass datang. Pemuda itu menyeringai melihat ekspresi Khass yang sedikit kacau.

"Kau 'gak apa-apa, bung? Wajahmu merah."

"Aku dihukum."

"Oh, ya? Omong-omong lihat nih, kakiku bersih sekali. Luar biasa. Kayak wanita." Debri mengulurkan kakinya dan menunjukkan bekas kemerahan di sekujur kulit. Tidak ada bulu-bulu maupun goresan-goresan ranting yang melukainya kemarin pagi, memperlihatkan kulit belang khas pemuda-pemuda jalanan yang tak pernah pulang sebelum petang menjelang.

"Dan rasanya nggak sakit," kata Debri takjub. "Pantas saja kalian nggak pernah kelihatan kotor. Obat olesan yang kemarin itu sepertinya bakal laku keras kalau dijual."

"Itu tidak dijual," jawab Khass. "Kalau orang-orang ingin diobati, mereka harus kemari."

"Ah, menunjukkan bahwa kekuatan Tuhan itu benar-benar disalurkan melalui tangan-tangan orang suci?" Debri terkekeh. Khass hanya memutar bola mata. Pemuda kota ini sepertinya tidak puas mengomentari desa barang sekali-dua kali saja.

"Apa kau akan pulang?" Khass akhirnya bertanya. Kini Debri sudah sembuh, maka kemungkinan besar itu akan terjadi.

Alih-alih menjawab, Debri menatap Khass cukup lama. Ada sesuatu yang menari di matanya. Khass merasa pemuda itu berusaha berbicara melalui tatapan, tetapi ia tidak cukup berpengalaman untuk menerjemahkannya. Maka Khass menambahkan, "Jika demikian, ceritakan aku sesuatu untuk terakhir kali."

"Oh, kau suka cerita, ya? Padahal yang kemarin itu sedih sekali."

Khass mengangguk kuat. "Karena aku tidak boleh keluar lagi, jadi cuma bisa mendengar cerita teman-teman sepulang dari pasar."

Lihat selengkapnya