Khass kembali ke desa tepat setelah satu jam. Tanpa diminta oleh Amar pun, Khass juga tidak ingin membuat keributan dengan Kamitua. Sudah cukup baginya merasakan cambuk di sekujur tubuh selama masa kecilnya. Khass telah beranjak remaja, sudah waktunya untuk berpikir lebih rasional. Lagipula ia juga tidak punya alasan untuk menjadi serba penasaran lagi.
Ia memiliki Par si iblis di benaknya. Semua pertanyaannya dengan mudah terjawab.
"Apa kau mengenalnya?" Khass bergumam saat melangkah menyusuri hutan. Gerbang desa terlihat jauh di depan mata, tertutup oleh rimbun sesemakan.
Mula-mula terdengar suara geraman pelan di kepala, kemudian muncul geliat menggelikan yang menyentuh dinding tempurungnya, seolah otaknya menjadi hidup dan berusaha keluar dari kepala.
"Dia sang saudara. Saudaraku." Kendati itu adalah suatu kabar baik, kenyataannya Khass lebih terkejut daripada Par sendiri. Iblis itu menjawab dalam ketenangan yang tak wajar.
"Saudaramu? Kenapa kau diam saja?" tanya Khass kebingungan. Langkahnya refleks terhenti dan ia memandang nanar ke arah dimana kota berada. "Kenapa kau tidak menemuinya? Tidak setiap hari dia datang kemari untuk mencarimu!"
"Sama dengan alasan mengapa kau tidak bilang saja bahwa aku berdiam di tubuhmu." Khass merasa disudutkan dengan respon Par. Ia tidak menyangka akan diserang balik.
"Itu bukan wewenangku untuk ikut campur begitu saja." Khass menggerutu, meski kenyataannya dia sangat ingin mengatakannya kepada Caellan tadi. Kalau saja Par sudah bersuara lebih awal, Khass akan dengan senang hati menyampaikannya.
"Tidak masuk akal. Kau tahu aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpamu." Par terdengar riang. "Aku tahu, kau tidak ingin aku pergi cepat-cepat karena tidak ada yang bisa membantumu keluar dari desa, kan? Amar telah pergi, siapa lagi yang kau punya kalau bukan aku? Dasar bocah licik." Khass merasa malu pada dirinya sendiri. "Lagipula yang dia cari adalah Rayford, bukan aku," lanjut Par. "Dia mencari adiknya."
"Kalau kau adalah saudara Caellan, itu berarti kau adalah saudara Debri juga? Kalian bertiga bersaudara, begitu? Ini membingungkan, bagaimana bisa manusia bersaudara dengan iblis?"
Par tak menjawab selama sesaat. "Nah, teka-teki yang menyenangkan untuk kau pecahkan, bukan?"
"Jangan bermain-main denganku! Ini serius. Mengapa Debri bisa memiliki nama Rayford? Maksudku, mengapa ia mengganti namanya?"
"Teka-teki lain lagi!"
"Par!"