ANTIMA

Andy Wylan
Chapter #51

Sorak Sirkus

Mobil sewaan itu kembali ke stasiun kecil ketika langit mulai semburat oranye. Tenda raksasa telah didirikan dan kios-kios mulai ditegakkan. Pohon-pohon perak secara ajaib tumbuh memagari jalan-jalan setapak. Awan-awan buatan bergelantungan rendah dan menjadi objek kebahagiaan bocah-bocah yang mampir, saat salju kebiruan palsu menghujani mereka tanpa meninggalkan noda basah. Lapangan yang semula sepi dengan cepat berubah menjadi lahan fantasi, dan orang-orang mulai mengantri meski tenda baru dibuka empat jam lagi. Antusiasme itu tentu saja begitu wajar untuk sirkus legendaris yang telah lama vakum.

Elliot menghilang segera setelah meninggalkan Caellan dan Elena. Dia sedang dicari karena terjadi sesuatu di antara para pemain. Entah apa. Kabar simpang siur di telinga Caellan dan Elena yang tidak menjadi bagian dari tim penampil. Mereka pun menyingkir untuk menemui China Lau dan melaporkan kenihilan hari ini. Sang pemilik sirkus menghibur mereka, mengatakan bahwa apa pun yang terjadi pasti telah membawa mereka lebih dekat kepada Rayford daripada tidak sama sekali. China juga mengaku bahwa pihak Arial masih tidak bisa mendapat kabar tentang Rayford. Pemuda itu seolah-olah lenyap dari dunia. Bahkan tak ada yang bisa mengendus keberadaan vehemos-nya, entah bagaimana.

Pun, tak ada yang tahu kalau Caellan berhasil menemukan salinan berkas penting yang berhubungan dengan para donatur proyek, termasuk nama Vandalone. Berkas itu sudah disimpan secara sempurna dan ia hanya perlu menelepon Camon nanti malam sesuai kesepakatan. Meski ia tak mendapatkan sesuatu yang berhubungan dengan Rayford, setidaknya ia telah mengamankan penyebab kecemasan yang lain.

Setelah melapor kepada China Lau, mereka memutuskan untuk membantu menata kios-kios milik para staf, memastikan daftar kelengkapan telah ditandai seluruhnya, atau sekadar mengatur antrian agar rapi. Elena bisa menggunakan Energinya sedikit dengan menjulurkan sulur untuk membuat batas antrian. Sikapnya itu menarik perhatian China Lau, dan tiba-tiba saja Elena diminta untuk membuat jalinan sulur yang membentuk kanopi di atas antrian, lalu menciptakan tiang-tiang yang bisa disebar di berbagai titik. Elena tak menyangka dengan permintaan itu, tetapi Caellan mendukungnya dengan sepenuh hati agar Elena percaya diri. Elena pun berhasil melakukannya meski beberapa kali nyaris menyenggol penonton dengan sulurnya yang bergerak terlampau cepat. Yah, setidaknya keindahan sulur-sulur hijau dengan mawar yang mencuat di tubuhnya, kemudian dililit jalinan lumen yang menyala indah, mampu memukau orang-orang yang mulai jenuh mengantre. Awal mula yang bagus, bukan?

Antrean perlahan menipis hingga berpindah seutuhnya ke dalam tenda. Seorang staf karcis lantas mengedikkan dagu kepada mereka, memberikan isyarat agar Caellan dan Elena memasuki tenda dan ikut menonton.

Caellan menelan ludah, tetapi Elena sudah tidak sabar. Ia menarik pemuda itu dengan penuh semangat, "Ayo!" serunya. "Bukankah kau bilang ingin merasakan keajaiban sirkus yang sesungguhnya?"

Caellan menyesali omong kosong belakanya. Ketika pintu tenda tersingkap, gelombang 'keajaiban' itu mener-panya tanpa ampun bagaikan badai es yang menusuk wajah.

Lihat selengkapnya