"Para Caltine harus mati!"
Tepat saat itu, Desmond melompat ke arah Rayford sekali lagi dan sekujur kulit tubuhnya mengelupas, menunjukkan pembuluh darah yang membengkak dan berkedut-kedut. Rayford belum sempat bereaksi karena tangan Desmond meraih wajahnya, membenturnya ke dinding dengan keras hingga tentakel-tentakel Rayford menggelepar ke seluruh arah dengan marah. Tulang-tulang panjang itu berusaha menarik Desmond menjauh, tetapi sang ilmuwan bertahan. Di sela-sela erangan karena ujung tentakel Rayford berusaha mencabut pembuluh darah di sekujur tubuhnya, Desmond sekuat tenaga mencoba mencolok matanya.
"Apa salahku?" lolong Rayford di balik tangan Desmond yang membekapnya. "Apa salah para Caltine?"
"Congkak!" balas Desmond, nyaris melukai mata Rayford yang terpejam erat kalau saja tentakelnya tak menampar sang profesor dan melemparnya ke sisi lain ruangan. Rayford terhuyung-huyung, sama sekali tak ingin melakukan apa pun karena ketakutan dan kepalanya sakit sekali. Biarkan tentakel-tentakelnya menggila bagai gurita yang mengamuk. Rayford selalu trauma dengan situasi macam ini. Bayangan akan para ilmuwan yang terbanting dan terbelah tubuhnya membuat Rayford gemetaran, tetapi entah kenapa melihat Desmond yang berusaha keras melawannya sama sekali tak menimbulkan perasaan iba. Dia memang takut, tetapi ketakutan itu terletak pada Energinya sendiri. Bagaimana jika tentakel-tentakel itu akan menyakitinya? Astaga, dimana Par sialan itu?