Anton dan Alina

princess bermata biru
Chapter #19

Tak Ada Cinta Tanpa Rasa Cemburu

Sampai kapan pun, radio takkan mati. Meski era teknologi makin canggih, meski dunia internet menguasai segala bidang. Radio tetap menunjukkan eksistensinya. Youtube, Instagram, Flog, boleh saja hadir merebut hati anak-anak muda. Namun radio tetap bertahan di tengah segala serbuan media sosial.

Sebagai broadcaster, Anton tahu pasti bahwa radio takkan mati. Kebetulan ia berisaran di Radio Carissa, stasiun radio yang masuk peringkat sepuluh besar radio terbaik di Indonesia. Anton patut bersyukur diterima di radio berkualitas sebagus itu. Lihatlah, Anton kembali menjumpai para pendengarnya di udara beberapa jam sepulang dari Frankfurt.

“102.5 Carissa Radio, Hits and Lovely Radio. Nggak kerasa kita masuk ke segmen ketiga di program Shall, Sharing About Love and Life. Carissa Listeners, percaya kan kalau cemburu itu tanda cinta? Tanpa rasa cemburu, nggak akan pernah ada cinta. Tapi, rasa cemburu perlu dikelola dengan baik. Kita boleh cemburu, asalkan jangan berlebihan. Bahkan kita bisa jadikan rasa cemburu sebagai motivasi.”

Anton bersiaran dengan rileks dan ceria. Tak satu pun Carissa Listeners tahu jika penyiar favorit mereka sakit keras. Pria tampan berdarah Jawa-Jerman-Skotlandia itu mampu membawa rileks penyakitnya. Seolah ia tidak terserang penyakit berbahaya setingkat Celiac atau Leukemia.

“Pasti Carissa Listeners heran. Memangnya cemburu bisa dijadikan motivasi? Ternyata bisa. Contoh kasusnya dari e-mail yang saya baca di segmen kedua. Masih ingat kan ceritanya? Peter cemburu sama Natasha karena Natasha didekati Gabriel, pria yang lebih kaya darinya. So, Peter termotivasi untuk bekerja lebih keras lagi agar dia bisa menyaingi Gabriel. Dia terus bekerja keras. Bisnisnya maju pesat. Finally, Peter sepuluh kali lipat lebih kaya dari Gabriel dan dia bersatu kembali dengan Natasha. Cemburu bisa menjadi motivasi bagi seseorang untuk meraih kesuksesan.”

Sebuah pemikiran yang tak terduga. Hal negatif ternyata bisa menjadi motivasi. Sebenarnya cemburu tak selamanya negatif. Kebanyakan orang langsung melekatkan persepsi negatif begitu mendengar kata cemburu.

Segmen keempat, muncul kejutan baru. Anton membuka kesempatan bagi Carissa Listeners untuk berinteraksi dengannya secara langsung. Bukan hanya via e-mail seperti biasa. Carissa Listeners akan berinteraksi dengannya secara on air via telepon. Begitulah Arif Anton. Seorang penyiar kreatif, cerdas, dan penuh kejutan. Tak heran bila Radio Carissa mempertahankannya. Bahkan memberinya gaji besar agar ia tetap bersiaran di sana.

Anton tahu kejutannya ini nekat. Ia berharap Alina tak cemburu jika ia menerima telepon dari pendengar wanita. Program bertema cinta semacam Shall ini lebih banyak didengarkan para wanita. Persentase pendengar wanita mencapai 60%.

Benar saja. Penelepon pertama adalah pendengar wanita. Namanya Syifa. Ia mencurahkan isi hatinya tentang kecemburuan pada tunangannya. Anton mendengarkan dengan sabar dan menanggapi dengan bijak. Semuanya berjalan lancar. Sampai akhirnya, tetiba saja Syifa bertanya padanya.

“Apa Anton pernah cemburu juga?”

Hal ini tak bisa dihindari. Pendengar ingin tahu tentang kehidupan pribadi penyiar. Demi menjaga profesionalitas, para penyiar harus selektif dalam bersikap. Anton buru-buru menguasai diri, lalu menjawab pertanyaan Syifa.

“Saya pernah cemburu. Tapi rasa cemburu itu saya olah semaksimal mungkin.”

**    

Usai siaran, kondisi Anton drop. Terpaksa ia dilarikan ke rumah sakit. Awalnya Alina panik. Akan tetapi ia berhasil mengendalikan situasi. Keadaan urgen memaksa Alina meninggalkan Chelsea di rumah hanya bersama asisten rumah tangganya. Chelsea tak boleh tahu jika ayahnya sakit.

Dokter yang berjaga di UGD malam itu kebingungan. Siapa yang tak kenal Anton? Pasien istimewa yang inspiratif. Ia punya dokter pribadi yang telah menanganinya selama bertahun-tahun. Mana mungkin Anton ditangani dokter lain? Hanya ada satu jalan: menghubungi Dr. Muhammad Naufal Judawisastra.

Malam itu, Naufal menginap di rumah Pierre. Kakak-beradik itu masih sendiri. Praktis saling berkunjung dan menginap di rumah satu sama lain bukan hal baru bagi mereka.

“Sudah kuduga...” bisik Naufal pada dirinya sendiri.

“Anton pasti drop. Dia sudah terlalu banyak beraktivitas hari ini. Masih memaksakan siaran. Hmm...”

Menghela nafas panjang, Naufal meraih kunci mobilnya. Melangkah turun dari lantai atas. Bersiap berangkat ke rumah sakit.

Kegaduhan kecil yang ditimbulkan kakaknya mengusik perhatian Pierre. Sejak tadi ia berusaha membunuh kesepiannya dengan menonton film. Eat, Pray, Love. Itulah film pilihan Pierre. Ia menyukai film itu.

“Kamu mau kemana?” tanya Pierre, beranjak bangkit dari sofa. Tak lagi fokus menyaksikan akting Julia Roberts.

“Ke rumah sakit. Anton drop lagi.” jawab Naufal singkat.

“Aku ikut.”

Nissan X-Trail itu meluncur melintasi ruas Jalan Riau. Pierre mengemudikan mobil. Naufal duduk di sampingnya. Radio mobil terpasang di frekuensi 102.5. Setelah program Shall, Radio Carissa memutarkan lagu dengan playlist random hingga pukul empat pagi. Sebelum digantikan program pertama di list jadwal Carissa, yaitu Diarisa (Diary Islami Carissa). Radio Carissa mengudara selama 24 jam. Sama seperti radio-radio ternama lainnya.

“Andai saja Anton tidak mencintai pekerjannya di Radio Carissa, mungkin kondisinya tidak akan separah ini. Dia punya lebih banyak waktu untuk beristirahat.” Naufal mengungkapkan penyesalannya.

“Jangan menyalahkan Radio Carissa. Anton mencintai pekerjaannya. Kita tak boleh menghalanginya menjadi penyiar. Tugas kita adalah menolong dan mendampinginya, itu saja.” kata Pierre bijak.

Naufal menatap wajah adiknya. “Kamu baik sekali pada Anton. Padahal dia suami sah dari wanita yang kamu cintai. Kamu selalu mengorbankan perasaanmu.”

“Tidak apa-apa, Naufal. Aku mencintai Alina, dan aku menyayangi Anton. Dia sudah seperti saudaraku.”

Tiba di rumah sakit, Naufal segera menangani Anton. Pierre dan Alina tak pernah sedetik pun beranjak dari sana.

“Jumlah Leukositnya sedikit sekali. Begitu pula trombositnya. Anton harus mendapat transfusi darah dan trombosit sekarang juga.” ucap Naufal cemas.

Lihat selengkapnya