Anton dan Alina

princess bermata biru
Chapter #34

Selamat Datang Kedamaian

Jamaah memadati Masjid Agung Bandung. Menunaikan shalat Tarawih di malam kedua Ramadhan. Sebelumnya, menyimak tausyiah bertemakan “Islam Agama Cinta”.

“Jika kita lihat sejarahnya, Islam masuk ke Indonesia dengan damai. Disebarkan oleh para pedagang Gujarat dan Arab. Islam bukan agama penjajah, melainkan agama yang dibawa dengan damai dan penuh kasih. Orang masuk Islam tanpa paksaan. Mereka memeluk Islam atas kesadaran sendiri. Tidak ada penyuapan, modus-modus kejahatan, dan pemaksaan untuk mengislamkan seseorang. Makanya, Islam bisa berkembang pesat di seluruh dunia. Islam mudah diterima oleh berbagai kalangan.”

Sejumlah jamaah mengangguk setuju. Sang penceramah pun meneruskan.

“Kita beruntung memeluk Islam. Punya Al-Qur’an, kitab suci bermuatan science dan filsafat yang besar. Punya hadits, yang mengatur segala persoalan. Baik persoalan spiritualitas menyangkut ibadah, hubungan dengan Allah, dan masalah di luar spiritualitas seperti etika bisnis, pembagian warisan, pernikahan, serta berbagai persoalan lainnya. Semua telah terjawab sempurna dalam Islam. Di atas semua itu, Islam adalah agama cinta. Islam mengajarkan pemeluknya untuk mencintai, mengasihi, dan menyayangi sesama. Jika kita mencintai sesuatu, cintailah karena Allah. Jika kita menyayangi sesuatu, sayangilah karena Allah. Jika kita mengasihi sesuatu, kasihilah karena Allah. Rasulullah selalu bersikap halus, lemah lembut, dan santun pada siapa saja. Beliau sangat sabar dan penuh kasih. Bahkan pada orang yang membenci dan menzhaliminya. Rasulullah tidak membalas perbuatan zhalim itu, tapi mendoakan orang yang telah berbuat zhalim padanya. Seperti kisah Rasulullah ketika menyuapi pria tua pemeluk Yahudi yang membenci dan memaki-makinya. Kejahatan dibalas kebaikan, kebencian dibalas cinta kasih.”

Di saf terdepan, Anton mendengarkan sepenuh hati. Meresapi kata demi kata penuh makna itu. Mengingat salah satu kisah yang dimaksud. Kisah yang luar biasa. Dimana Rasulullah setiap pagi menyuapi pria tua pemeluk Yahudi yang tidak bisa melihat. Pria tua itu terus saja memaki-maki Rasulullah, namun Rasulullah tetap menolong dan memperlakukannya dengan lembut.

Sementara itu, di bagian jamaah perempuan, Chelsea bertanya pada Alina.

“Bunda, memangnya Rasulullah pernah menolong orang Yahudi ya? Ceritanya kayak gimana?”

“Pernah, Sayang. Nanti Bunda dan Ayah ceritakan.” jawab Alina seraya membelai kepala Chelsea.

“Rasulullah hebat ya, Bunda. Chelsea pengen ketemu Rasulullah di akhirat nanti.”

**    

Mengalunkan melodi tentang cinta

Lihat selengkapnya