Anton dan Alina

princess bermata biru
Chapter #37

Kuatkan Hatimu

Mengundurkan diri sebagai wanita karier menimbulkan beberapa perubahan dalam diri Alina. Kini ia lebih banyak di rumah. Tak lagi disibukkan dengan jadwal konseling dan hypnotherapy dengan klien. Seperti ekspektasinya, Alina seratus persen menjadi istri Anton dan Bundanya Chelsea.

“Nanti kamu menyusul kan, Sayang?” tanya Anton memastikan, mengawasi Alina yang tengah memakaikan headband di kepala Chelsea.

“Iya. Tapi setelah aku facial.” jawab Alina.

Mereka bertiga beranjak ke halaman depan. Sebelum masuk ke mobil, Chelsea mencium pipi Alina.

“Bye, Bunda.”

“Bye, Chelsea. Hati-hati ya, Sayang.”

Anton mendekat. Memeluk pinggang Alina, mengecup keningnya, lalu berkata.

“I will miss you, Dear.”

Alina tertawa kecil. Kedua pipinya merona merah.

“Kamu ini...nanti kita ketemu lagi kok pas buka puasa. Tapi, benar juga. Sebentar saja berpisah denganmu, aku pun akan rindu.”

Melempar senyum menawan pada istrinya, Anton membuka pintu pengemudi. Honda Mobilio itu melaju meninggalkan rumah.

Beruntungnya menikahi pasangan romantis. Setiap hari selalu diwarnai kehangatan dan cinta. Alina bahagia sekali bisa menikah dengan Anton. Begitu pun sebaliknya.

Karpet di ruang tamu ia bersihkan. Vacum cleaner mempercepat pekerjaannya. Setelah itu, Alina membetulkan pigura-pigura foto yang miring posisinya. Tersenyum menatapi foto-foto di dalamnya. Memandangi wajah Anton dan Chelsea, dua permata hidupnya. Demi mereka, Alina rela melepas karier. Memberikan seluruh waktu dan cintanya untuk mereka.

**    

Mengapa kau berpaling

Seolah tak rela hatimu menerima

Apa yang kini tak terberikan padamu dariNya

Mungkin kan memang menggoreskan luka hati yang teramat sangat dalam

Jangan kau jadi hancur

Karena kau merasa sendiri

Lupakah engkau ada Dia yang mengasihi dirimu

Lupakah engkau ada Dia yang setia menemanimu

Di saat engkau terjatuh terhempas tenggelam

Dalam pahitnya kenyataan yang menimpa hidupmu

Jangan kau jadi hancur

Karena kau merasa sendiri

Lupakah engkau ada Dia yang mengasihi dirimu

Lupakah engkau ada Dia yang setia menemanimu

Di saat engkau terjatuh terhempas tenggelam

Dalam pahitnya kenyataan yang menimpa hidupmu

Lupakah engkau ada Dia yang mengasihi dirimu

Lupakah engkau ada Dia yang setia menemanimu

Di saat engkau terjatuh terhempas tenggelam

Dalam pahitnya kenyataan yang menimpa hidupmu

Lupakah engkau ada Dia yang mengasihi dirimu

Lupakah engkau ada Dia yang setia menemanimu

Di saat engkau terjatuh terhempas tenggelam

Dalam pahitnya kenyataan yang menimpa hidupmu (Audy-Lupakah Engkau).

**   

Berhenti sebagai wanita karier bukan berarti melupakan penampilan. Alina tetap melakukan sesi-sesi perawatan di salon. Seperti siang ini, ia pergi ke salon yang biasa didatanginya.

Pintu kaca berdenting terbuka. Wangi yang sudah familiar menyergap indera penciuman Alina. Pandangan mata dimanjakan dengan nuansa batu dan kayu dengan ambience perpaduan Jawa dan Bali yang menyenangkan. Salon ini memang cocok untuk wanita-wanita sibuk yang ingin mencari spa. Sejak masih menjadi psikolog, Alina sering mendatanginya tiap kali ia ingin spa, creambath, refleksology tangan dan kaki, meni pedi, atau perawatan lainnya.

“Alina...! Oh my Allah, aku senang kamu ke sini lagi!”

Tengah asyik melihat-lihat berbagai jenis perawatan yang ditawarkan di bagian resepsionist, perhatiaan Alina teralih. Ia membalikkan tubuh. Seorang wanita cantik berhijab biru muda berdiri di belakangnya. Tersenyum lebar memperhatikannya.

“Claire!” seru Alina girang, memeluk wanita berhijab itu.

Claire Salim, teman lama Alina. Muslimah cantik pemilik salon bergaya Jawa-Bali itu. Segera saja Claire menggandeng tangan Alina.

“Ayo, aku yang layani kamu. Kamu mau apa? Spa komplet? Creambath? Hair spa? Atau...”

“Cukup cukup, Claire. Aku tak mau merepotkanmu.” tolak Alina, tertawa melihat antusiasme Claire yang kelewat berlebihan.

“Oh, jangan begitu. Kamu harus dapat service terbaik di tempatku. Kita ke kamar single spa ya? Kamu pasti akan tampil segar dan cantik setelah ini.”

Alina menurut saja saat Claire mengajaknya ke kamar single spa. Toh ia rindu Claire dan ingin mengobrol panjang dengannya. Sudah lama mereka tak bertemu.

**    

Lihat selengkapnya