Hati siapa pun akan terluka saat ia dihadapkan pada kekecewaan cinta. Tak ada yang mau berpisah dengan pujaan hatinya. Bila pun ada perpisahan, ada keterpaksaan di dalamnya. Ada alasan khusus yang membuat dua orang yang saling mencintai harus terpisah.
Anton merasakan hal yang sama seperti jutaan pria lainnya di dunia. Ia sedih saat harus melepaskan Alina. Melepaskan gadis yang baik dan tulus bukanlah perkara mudah. Berat sekali melakukannya.
Hidup adalah serangkaian pilihan. Melepaskan Alina adalah keputusan terbaik yang dipilih Anton. Infertilitas menjadi alasannya. Anton yang divonis mandul oleh dokter karena komplikasi penyakit Celiac dan terkena imbas efek samping substansi obat kemoterapi yang pernah dijalaninya dalam waktu lama, terpaksa mengingkari hatinya sendiri. Vonis itu terlalu menyakitkan.
Kembali terkurung di rumah besar bergaya neo klasik itu membuatnya tersiksa. Lebih banyak kenangan tentang Alina muncul ke permukaan. Mengapa Chika, Muti, dan Nico berhasil menemukannya di Pinisi Resto dan membawanya pulang? Mengapa ia tak bisa meninggalkan rumah besar ini?
Membunuh kesepiannya, Anton memainkan piano. Terlarut dalam melodi yang ia bawakan.
Sempat tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu
Kini kutahu bagaimana caraku untuk dapat terus denganmu
Bawalah pergi cintaku
Ajak kemana pun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kaucinta
Di sini ku pun begitu
Terus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku
Sampai waktu yang pertemukan kita nanti
Sempat tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu
Kini kutahu bagaimana caraku untuk dapat terus denganmu
Bawalah pergi cintaku
Ajak kemana pun kaumau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kaucinta
Di sini ku pun begitu
Terus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku sampai waktu yang pertemukan kita nanti