Anton dan Alina

princess bermata biru
Chapter #12

Aku Di Sini Untukmu

Proses mediasi berjalan kurang lancar. Baik Alina maupun Anton sangat enggan untuk berpisah. Pihak pengadilan, pengacara, dan keluarga menangkap semua itu. Nampaknya, Alina dan Anton berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah perpisahan terjadi.

Setelah mediasi, keduanya bertemu. Tentunya secara sembunyi-sembunyi. Muti yang mengatur segalanya. Gadis cantik berdarah India itu sukses mengecoh Pierre, Monna, dan Karin agar tidak menghalangi Alina bertemu Anton.

Cafe mewah dengan suasana romantis di daerah Bandung Utara mereka datangi. Untuk pertama kalinya sejak tiga bulan terakhir, Alina bisa kembali duduk di samping Anton. Merasakan wangi Calvin Klein di tubuh pria tampan itu. Mencermati penampilannya yang modis. Menatap lekat kedua mata teduhnya yang memancarkan sorot kesabaran dan kelembutan. Alina bahagia, sungguh-sungguh bahagia.

“Pelan-pelan nyetirnya, Sayang,” gumam Alina tanpa sadar.

Anton refleks menurunkan kecepatan Honda Mobilio-nya. “Sorry, Dear. Sepertinya ini efek terlalu bahagia. Bahagia karena bisa mengajakmu ke tempat favorit kita lagi.”

“Aku juga bahagia sekali. Coba ada Chelsea ya,” desah Alina. Teringat putri tunggalnya yang masih berada dalam pengawasan Pierre.

“Iya. Aku yakin Pierre bisa menjaganya.”

“Oh Anton, kamu terlalu baik. Selalu bisa berpikir positif tentang orang lain, meski mereka sudah jahat padamu.”

Mereka tiba di cafe. Dengan gallant, Anton membukakan pintu mobilnya untuk Alina. Menuntunnya keluar dari mobil. Desiran halus merayapi hati Alina saat Anton menyelipkan jemarinya dalam rengkuhan tangannya. Alina rindu sentuhan itu. Rindu suara barithon yang lembut itu. Rindu perlakuan hangat dan penuh kasih dari Anton.

**  

Candle light dinner. Itulah yang disiapkan Anton untuk Alina. Terakhir kali mereka melakukannya enam bulan lalu. Alina dibuat speechless karenanya.

“Romantis sekali,” bisiknya.

“Kamu suka, kan?”

“Suka. Wanita mana pun akan senang candle light dinner bersama pria yang dicintainya, Sayang.”

Anton figur pria romantis. Sejak awal, Alina sudah tahu itu.

“Anton, sampai kapan pun aku tidak mau berpisah darimu,” ujar Alina.

“Begitu juga aku. Strategimu bagus. Kita perlambat proses perceraian sambil menyelidiki apa sebenarnya rekayasa yang dilakukan orang-orang yang ingin memisahkan kita.” Anton berkata lembut. Mengusap sisa coklat di bibir Alina dengan tisu.

Sedetik. Tiga detik. Lima detik. Jantung Alina berdetak makin cepat. Kedua pipinya merona. Anton melakukan gerakan itu dengan sangat lembut. Entah kapan terakhir kali ia melakukannya pada Alina.

“Malam ini jadi milik kita,” ucap Alina.

“Ya. Aku hanya ingin bersamamu malam ini,” balas Anton.

Sepasang mata teduh bertemu sepasang mata bening. Anton meraih tangan Alina dan menggenggamnya. Hati Alina bergetar kuat. Aliran darahnya berdesir semakin deras. Dari ekspresinya, terlihat Anton merasakan getaran cinta yang sama.

“Aku mencintaimu, Alina.”

“Aku juga mencintaimu.”

Suara Alina begitu lirih. Ia syok dan bahagia di saat bersamaan. Setelah sekian lama rindu terpendam dalam jiwa, malam ini akhirnya ia bisa bertemu Anton lagi. Anton begitu dekat dengannya. Bukan hanya kedekatan emosional, melainkan kedekatan fisik.

Home band mulai memainkan lagu. Beberapa tamu turun ke dance floor. Berdansa dengan pasangan mereka mengikuti alunan musik.

“Wanna dance with me?”

Tentu saja Alina tak kuasa menolak. Dua detik kemudian, keduanya bergabung dengan para tamu lainnya.

aku di sini padamu, sekali lagi padamu

ku bawakan rindu yang kau pesan utuh

aku di sini untukmu, sekali lagi untukmu

percayalah (tak perlu) lagi kau gundah

pun aku merasakan getaranmu

mencintaiku seperti ku mencintaimu

sungguh kasmaran aku kepadamu

hidup adalah tentangmu, selalu saja tentangmu

sepertinya kau adalah candu bagiku

kau buat aku tak mampu, selalu saja tak mampu

menahan perasaanku atas dirimu (atas dirimu)

pun aku merasakan getaranmu, mencintaiku seperti ku mencintaimu

sungguh kasmaran aku kepadamu

pun aku merasakan getaranmu, mencintaiku seperti ku mencintaimu

sungguh kasmaran aku kepadamu (kasmaran aku) kepadamu

pun aku merasakan getaranmu, mencintaiku seperti ku mencintaimu

Lihat selengkapnya