Sesampainya Ash di rumah, dia mandi dan mengganti bajunya. Rasanya hari itu terlalu lelah untuk memainkan video game kesukaannya. Setelah merasa segar, Ash langsung merebahkan badannya di atas kasur dan memejamkan matanya. Belum ada 30 menit memejamkan mata, Ash mendapat panggilan masuk.
Arghhhh!
Dengan perasaan kesal dan mata yang terasa sangat lengket, Ash mengambil ponselnya yang terletak di meja sebelah kasurnya.
Hazel? Ada apa ya, batin Ash.
Hazel memberitahu bahwa Alika masuk rumah sakit karena maagnya kambuh. Tanpa berfikir panjang, Ash langsung bergerak ke rumah sakit. Orang tua Hazel dan Alika sedang tidak di rumah, hal itu membuat Ash semakin khawatir. Ya, walaupun mereka berdua punya suster dan supir.
Di depan unit gawat darurat,
"Alika udah ditanganin dokter. Sorry gua jadi ganggu waktu istirahat lo" ucap Hazel dengan perasaan tidak enak.
Ash membalas ucapan Hazel dengan senyum, "Santai – tiba-tiba Ash menguap karena mengantuk.
"kalo lo ga kasih tau gua, itu justru kesalahan" sambung Ash.
Hazel tersenyum melihat pacar kakaknya itu. Hazel melihat sendiri kalau mata Ash terlihat sangat berat untuk dibuka. Hazel memandangi Ash yang mulai tertidur di depan pintu UGD.
Ternyata gitu ya jadi budak cinta, sampe rela tidur di lantai rumah sakit, batin Hazel.
Dari kejadian itu Hazel mempertanyakan arti dari 'CINTA'.
Sebesar dan sedalam apa sih cinta? Kalo benar besar dan dalam kenapa Ayah sama Bunda ga bisa mengalahkan ego mereka? Bukannya mereka menikah karena cinta, batin Hazel.
Pertanyaan anak yang baru saja memasuki kelas dua SMP itu kepada dirinya tentang kejadian malam itu. Entah darimana dan kapan dia bisa menjawab
pertanyaan itu, tapi dia yakin bahwa suatu saat dia akan menjawab pertanyaan itu. Rasanya lebih sulit daripada soal olimpiade matematika dan fisika yang dia kerjakan selama ini.