Anrez melirik Anya berulang kali selama pelajaran sekolah berlangsung. Cowo di yang duduk disampingnya Anrez menyentuh bahunya pelan membuatnya menoleh.
"Kamu dekat sama Anya?" Tanyanya.
Anrez menganguk, "Gue sama dia tetanggan," jawabnya.
Cowo di sebelahnya itu bernama Restu. Mereka sudah sempat berkenalan sebelumnya dan saling mengakrabkan diri satu sama lain.
"Anya itu cewe Most Wanted," ceritanya membuat Anrez menoleh.
"Anya? Most Wanted? Kok bisa, padahal kan dia bukan anak tajir!" komentar Anrez setengah berteriak.
"Jangan teriak dong! Anya terkenal karena pinter, ya siapa sih yang gak mau dekat sama anak pinter. Benar kan?" katanya.
Anrez menganguk, "Iya juga sih. She is beutiful too," tambahnya membuat Restu menatapnya tajam.
"Kamu suka ya sama Anya?" Tanyanya dengan wajah cemberut.
"Kenapa emangnya, masalah buat elu? Elu pacarnya dia?" Tanya Anrez dengan nada yang siap meledak. Enak saja dia mau merebut Anya dari tangannya, sudah susah ia mencari teman yang satu frekuensi masih mau direbut juga.
"Santai kenapa sih!
"Nya, aku pinjem buku catatan kamu ya. Tadi aku ketinggalan banyak banget, kamu kan nulisnya cepet. Hahahah
Cewe itu menganguk seraya menyodorkan buku catatannya kepada Ani. Ia menghela napas sebentar lalu kembali fokus pada bukunya. Sepertinya ia terlalu sibuk dengan bukunya, padahal jelas ada cowo tampan yang duduk di seberangnya, tapi dia diam saja.
"Nya, aku mau tanya yang ini dong,
Anya diam saja, ia memilih mengambil alih pena dan menuliskan sesuatu di atas kertas bergaris itu. Dan dalam hitungan menit, pertanyaan itu sudah digarapnya.
"Makasih Anya,
Suara guru yang mengatakan salam akhir membuat semua siswa menghela napas bersamaan. Anya diam saja ketika teman-temannya berjalan meninggalkan kelas menuju kantin. Lagipula, apa yang harus ia lakukan ketika istirahat berlangsung. Dia hanyalah anak SMP yang menggantungkan hidupnya dengan uang beasiswa.
Terdengar suara derit bangku yang ditarik dan didorong secara bersamaan. Anya meletakan kepalanya di atas meja dengan tangan yang memegang buku tepat di atas meja. Wajahnya tampak terkejut ketika wajahnya bersisian dengan milik Anrez.
"Elu gak ke kantin?" Tanya Anrez.
"Males!" jawab cewe itu.
"Gak jajan ya? Mau gue traktir?" tawarnya membuat cewe itu menatapnya bengis.
"Maksud lu, gue gak punya duit gitu!" katanya sambil menegakkan tubuhnya cepat. Napasnya tak beraturan seolah siap menumpahkan kemarahannya.